Kamis, 10 Maret 2011

Entrepreneur berjiwa PSSI

Apa kaitannya Entrepreneur dengan PSSI. Tulisan ini sama sekali tidak berhubungan dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang lagi di tunggu prestasinya di ajang piala AFF itu. Ini juga tidak ada sangkut pautnya, dengan teriakan dipinggir lapangan dan di dalam Gelora Bung Karno, sampai dengan trending topic di twitter dengan hash tag #nurdinturun. Sama sekali bukan itu. Ini adalah prasyarat yang harus dimiliki oleh sesorang yang ingin menjadi entrepreneur. Ini merupakankompas yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan berpindah kwadran, dari employee yang berada pada comfort zone, menjadi business owner, yang sarat akan hambatan dan rintangan. Ini juga modal bagi siapapun yang ingin mewarisi semangat Thoriq bin Ziyad untuk membakar kapalnya, dan pantang surut ke belakang, apalagi kembali ke masa lalunya.

Namun, bisa jadi ini hanya faktor kebetulan saja, atau mungkin saja anda menganggap saya sedang mencoba-coba untuk mencocok-cocokkan (otak-atik matuk, dalam bahasa Jawa), sehingga memaksakan penggunaan akronim itu. Tetapi percayalah saya sedang ingin berbagi untuk kita semua. Bahwa apa yang diuraikan pada akronim itu, ternyata bisa membekali seseorang untuk memulai bisnis. Baiklah saya coba uraikan satu persatu :

1. Prinsip

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa prin·sip n asas kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak. Artinya sebelum memulai bisnis kita harus tahu betul, bahwa dalam berbisnis kita harus memegang prinsip tertentu dan memperjuangkan prinsip itu sampai menjadi kenyataan. Jika kita sebagai orang Islam, tentu saja harus memegang prinsip dalam menjalankan bisnisnya nanti sesuai dengan ketentuan(syari’at) Islam. Tidak sosialis tidak juga kapitalis. Sehingga dengan prinsip yang benar dan jelas, akan mendorong proses yang benar pula, dan selanjutnya menghasilkan out put yang halalan thoyiban. Prinsip inilah yang menjadi pijakan bagi entrepreneur, dan akan menjadi rel, bagi proses dan tahapan berikutnya.

2. Sikap Mental

Entrepreneur harus memiliki sikap mental sebagai petarung dan pemenang, bukan sebagai pecundang. Seorang fighter, akan bertarung sekuat tenaga, sampai kemudian  dibatasi oleh menang atau kalah. Jika kemudian terpaksa berada pada titik kekalahan (baca=kegagalan), maka dia tidak akan mengutuk atau meratapi kegagalan itu. Akan tetapi segera bangkit, bertarung lagi dan kemudian mempersiapkan diri untuk menjemput kesuksesan yang telah menunggu. Sikap mental inilah yang perlu dimiliki seorang entrepreneur. Bukankah sejarah keberhasilan orang-orang besar dan sukses yang sering kita baca itu, juga tak luput dari deretan kegagalan. Jika seorang entrepreneur memiliki sikap mental seperti ini, dapat dipastikan bahwa hidupnya selalu dinamis dan optimis, menjadi pribadi yang hangat, dan selalu ingin setiap saat membuat prestasi. Dengan sikap mental seperti ini pula yang akan dicatat dengan tinta emas sebagai bagian dari pembuat sejarah, bukan sekedar pembaca atau penikmat sejarah.

3. Spirit

Seorang calon entrepreneur tentunya ada spirit atau motivasi yang melatar belakangi. Sipirit ini akan berjalan di atas rel prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Dan spirit ini, dalam terminologi Islam, tentu saja bersandar di atas sendi-sendi ke-Islaman dan ke-imanan. Dengan sandaran spirit yang seperti itu, tentu saja tujuan yang hendak di capai bukan sesuatu yang kecil. Tentu saja visi besarnya menciptakan rahmatan lil ‘alamiin, dan kesejahteraan dunia-akhirat.  Dengan spirit ini, tentu saja akan selalu menjaga motivasi bagi entrepreneur untuk mencapai cita-cita-nya. Dia akan menyadari bahwa keberhasilan adalah sebuah proses. Sehingga tidak berkecil hati jika usahanya masih kecil dan belum berhasil. Sebab dia yakin bahwa cita-cita besar itu akan berhasil jika terjadi sinergi antara yang kecil-kecil dan yang besar-besar, asalkan dilandasi dengan spirit yang sama.

4. Integritas

Sesorang akan dilihat sejauh mana integritasnya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia arti dari  in·teg·ri·tas n mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran;. Dan dengan Integritas inilah Nabi Muhammad mendapatkan gelar al-Amin oleh masyarakat Quraish  dan Jazirah Arab, ketika itu. Gelar al-Amin ini dapat diartikan sebagai Highest Entrepreneur Award. Sebuah penghargaan yang tinggi bagi pebisnis pada masanya,  yang sangat susah didapatkan oleh orang awam, dan hanya untuk Nabi. Kendatipun demikian, kita bisa mendapatkan integritas ini sesuai dengan kualitas dan lingkungan kita. Memang, integritas tidak bisa diperoleh secara instant, tetapi merupakan proses yang sangat panjang.

Dengan berpegang dengan kaidah PSSI ini, Insya Allah akan menjadikan kita untuk memulai dan menjalankan bisnis, yang selanjutnya mengantarkan kesuksesan dalam bisnis kita, untuk menuju kesuksesan yang lebih besar lagi. (28/12/2010)

Sumber: http://cepiar.blogspot.com/2007/12/kisah-pengusaha-sukses.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer