Jumat, 04 Maret 2011

Sejarah Bahasa Melayu

Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu di provinsi Riau, Sumatra, Indonesia). Ia sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; ...".


Bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa Melayu Tinggi atau Melayu Baku yang merupakan bahasa dengan logat utama untuk bahasa Indonesia. Jadi, bahasa Indonesia disebut sebagai dialek baku dari bahasa Melayu.

Pada awal tahun 2004, Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia) dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam - Indonesia - Malaysia (MABBIM) mencadangkan Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi ASEAN dengan memandang lebih separo jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu. Walau bagaimanapun, perkara ini masih dalam perbincangan.

Bahasa Melayu rumpun dari bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun Austronesia. Bahasa Melayu merupakan bahasa keempat terbesar yang dituturkan di dunia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia penutur bahasa Melayu diperkirakan berjumlah lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia.

Bukti bertulis yang tertua tentang bahasa Melayu Kuno ini terdapat di beberapa buah prasasti. Yang terpenting di antara prasasti tersebut ialah:

1. Prasasti Kedukan Bukit (Palembang), bertarikh 605 Tahun Saka, bersamaan dengan 683 M (Masehi). Tulisan yang terdapat pada Batu Bersurat ini menggunakan aksara Palawa.

2. Prasasti Talang Tuwo (Palembang), bertarikh 606 Tahun Saka, bersamaan dengan 684 M. Batu Bersurat ini ditemukan oleh Residen Westenenk, 17 November 1920 di sebuah kawasan bernama Talang Tuwo, di belahan barat daya Bukit Siguntang, yaitu lebih kurang 8 km dari kota Palembang.

3. Prasasti Kota Kapur (Bangka), bertarikh 608 Tahun Saka, bersamaan dengan 686 M.

4. Prasasti Karang Brahi (Jambi), bertarikh 614 Tahun Saka, bersamaan dengan 692 M.

Ahli bahasa membagi perkembangan bahasa Melayu ke tiga tahap utama yaitu:

Bahasa Melayu Kuno
Bahasa Melayu Klasik, ditulis dengan huruf Jawi
Bahasa Melayu Modern
Bahasa Indonesia

Jadi sangat tidak beralasan apabila malingsia mengklaim bahasa Indonesia merupakan milik mereka sedangkan dari bukti tertulis yang paling tua saja semuanya ada di Indonesia.

Dan harus diingat bahwa bahwa semenanjung malaka adalah daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya dan Sriwijaya pun diakui sebagai penyebar kebudayaan melayu

İmage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer