Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Mei 2015

Roro Jonggrang

Dikisahkan, tersebutlah seorang pangeran bernama Raden Bandung Bondowoso, putra raja Pengging bernama Prabu Damar Moyo. Raden Bandung Bondowoso merupakan seorang pangeran yang terkenal kuat dan sakti mandraguna.
Selain Pengging, terdapat kerajaan yang lain yang bernama Keraton Boko. Raja Keraton Boko bernama Prabu Boko dan mentrinya bernam Patih Gupalo, mereka berdua adalah raksasa pemakan mansia. Tetapi Prabu Boko mempunya seorang putri yang sangat cantik jelita bernama Lorojonggrang.
Suatu hari Prabu Boko berhasrat ingin memperluas wilayah kerajaan dengan menyerang kerajaan Pengging. Prabu Boko mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Pengging. Pertempuran hebat pun terjadi, pertumpahan darah pun tidak terelakan. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Untuk mengurangi rakyatnya yang terbunuh, Prabu Damar Moyo memerintahkan anaknya Raden Bandung Bondowoso untuk berduel langsung dengan Prabu Boko. Berkat kekuatan dan kesaktian dari Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko pun terbunuh. 
Mendengar Prabu Boko terbunuh, Patih Gupala memerintahkan pasukannya untuk mundur dari lari ke istana. Tentu Raden Bandung Bondowoso tidak tinggal diam, dia langsung mengejar Patih Gupala dan pasukan yang tersisa ke Keraton Boko. Patih Gupala yang tiba terlebih dahulu ke istana menemui Roro Jonggrong dan memberitahu bahwa Prabu Boko telah tewas di tangan Raden Bandung Bondowoso. Tak lama kemudian Raden Bandung Bondowoso pun tiba. Ketika dia sedang mencari Patih Gupala di dalam istana, dia bertemu dengan anak Prabu Boko yaitu Roro Jonggrang. Karena kecantikan nya, Raden Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta dengannya. Dan meminta untuk menikahinya. Tetapi Roro Jonggrang menolaknya, karena dia tahu bahwa Raden Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahnya.
Untuk menolak lamaran Raden Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang memberikan syarat jika Raden Bandung Bondowoso ingin menikahinya. Roro Jonggrang berkata:
“Jika kau ingin menikahi ku, kau harus membuatkan ku sebuah sumur dan seribu candi dalam satu malam.”
Permintaan tersebut terdengar mustahil. Tapi Raden Bandung Bondowoso percaya diri dengan kekuatan dan kesaktian yang dia miliki dan langsung menyanggupi permintaan tersebut. Dia pun memulai untuk membuat sebuah sumur yang terkenal dengan nama Jalatunda. Dan membuat 1000 candi dengan mengerahkan bantuan para jin untuk membuatnya.
Kawatir Raden Bandung Bondowoso akan menyelesikannya. Roro Jonggrang meminta dayang-dayang untuk menumbuk padi dan membakar jerami di timur sebagai tanda bahwa pagi sudah datang. Para jin yang membantu Raden Bandung Bondowoso untuk menyelesaikan 1000 candi pun kabur karena takut akan pagi. Pembuatan 1000 candi pun gagal, Raden Bandung Bondowoso hanya bisa menyelesaikan 999 candi. 
Raden bandung Bondowoso marah, murka karena sebenarnya pagi belumlah tiba. Dia sangat marah ketika menemukan bahwa Roro Jonggrang lah yang melakukan kecurangan di balik kegagalan. Raden Bandung Bondowoso sangat murka dan merubah Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang terkenal dengan Arca Dewi Durga untuk melengkapi 1000 candi tersebut.

Naskah Drama Roro Jonggrang

Pada zaman dahulu kala di Prambanan Jawa Tengah,berdiri dua buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Prabu Damar Moyo. Dan mempunyai seorang anak putra yang bernama Raden Bandung Bondowoso. KratonBoko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yangdi perintah oleh raja yang tidak berwujud manusia yaitu raja Prabu Boko yang memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama putri Roro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki Patih raksasa yaitu Patih Gupolo. Prabu Boko ingin menguasai Kerajaan Pengging,maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal. Setelah persiapan dirasa cukup maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit. Sesampainya di kerajaan Pengging .. 

Pengawal Damar Moyo: Siapa kalian? dan mengapa kalian datang kesini?
Patih Gupolo: Kami dari kerajaan Kraton Boko,kami ingin merebut kekuasaan kerajaan ini
Pengawal Damar Moyo: Ooohh TIDAK BISA! sbelum kalian menghadap raja,hadapilah kami dahulu
Prabu Damar Moyo: Apa salah kami sehingga kalian ingin merebut kekuasaan dari kerajaan ini
Patih Gupolo: sudahlah raja kita serang saja mereka!
Terjadilah pemberontakan antara kedua kerajaan. Banyak korban berjatuhan dikedua belah pihak dan rakyat pengging menjadi menderita. mengetahui rakyatnya menderita maka dia mengutus anaknya Bandung Bondowoso untuk balas dendam kepada Prabu Boko.
Prabu Damar Moyo: Wahai anakku.. balaskanlah dendam ayah pada kerajaan Boko,karena mereka rakyat kita menjadi miskin dan kelaparan
Bandung Bondowoso; Baiklah ayah akan aku lakukan
Maka berangkatlah Bandung Bondowoso menuju kerajaan kraton Boko, ketika di perjalanan ia bertemu dengan Patih Gupolo dan Prabu Boko
Patih Gupolo: Siapa kau? sepertinya kau bukan rakyat dari kerajaan ini
Bandung Bondowoso: Memang bukan! aku adalah Raden Bandung Bondowoso putra Prabu Damar Moyo dari kerajaan Pengging. Tujuan ku datang kesini ingin membalaskan dendam ayahku terhadap rajamu
Prabu Boko: ada apa ini? dan siapa kau?
Bandung Bondowoso: aku adalah Bandung Bondowoso aku ingin membalaskan dendam ayahku padamu karena kau telah membuat rakyat ku menjadi menderita
Dan terjadilah perang yang sangat sengit anatara Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Bandung Bondowoso prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas maka patih Gupolo melarikan diri dan Raden Bandung Bondowoso mengejar patih ke kerajaan kraton Boko. Sesampainya di kerajaan Boko..
Patih Gupolo: putrii..putrii (sambil tergesa2)
Roro Jonggrang: ada apa patih? apa yang telah terjadi?
Patih Gupolo: Ayah putri telah tewas dibunuh oleh Bandung Bondowoso
Setelah Patih Gupolo melaporkan pada Putri Roro Jonggrang maka menangislah putri,sedih hatinya karena ayahnya tewas,dan Patih Gupolo pun pergi meninggalkan Kerajaan Kraton Boko. Sesampainya Bandung Bondowoso di Kraton Boko terkejutlah ia melihat Putri yang cantik jelita
Bandung Bondowoso: Wahai putri yang cantiksiapa namamu?
Roro Jonggrang: aku adalah putri Roro Jonggrang
Pengawal Roro: siapa kau?
Bandung bondowoso: Aku adlah Raden Bandung Bondowoso putra dari kerajaan Pengging
Pengawal Roro: Putri bukan kah dia orang telah membunuh ayahmu (sambil berbisik pada putri)
Roro Jonggrang: Benarkah?
Bandung bondowoso: Maukah kau menikah denganku?
Roro Jonggrang: tidak semudah itu kau ingin menikahiku. aku punya satu permintaan,buatkanlah aku 1000 candi dalam waktu 1 malam. apakah kau sanggup?
Bandung Bondowoso: Baiklah apapun akan aku lakukan untukmu
Bandung menyanggupi permintaan putri tersebut. Maka segerlah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin utnuk membuat kan 1000 candi. Ketika mengetahui bahwa candi yang dibuat Bandung akan selesai,maka putri pun memgumpulkan para gadis
Roro Jonggrang: Wahai para gadis! buatlah keadaan agar seolaholah waktu telah pagi

Gadis 1: Dengan cara apa putri?
Gadis 2: Apa yang harus kami lakukan?
Roro Jonggrang; Kalian harus menumbuk lesung padi dan membuat cahaya untuk menerangi candi.
Gadis 3&4: Baiklah putri perintah akan kami lakukan.
Ketika para gadis menumbuk padi serta di Timur kelihatan terang dan ayam pun berkokok bergantian. Maka para jin berhenti membuat candi
Jin 1: Tuan maaf kami belum menyelesaikan 1 candi lagi karena hari sudah pagi
Semua Jin: Maafkan kami tuan kami harus pergi (meninggalkan Bandung)
Bandung Bondowoso: Mengapa para jin pergi padahal firasatku pagi belum tiba
Tidak lama Roro Jonggrang menemui Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang: Bagaimana? apakah kau sudah menyelesaikan 1000 candi itu
Roro pun menghitung candi dan ternyata jumlahnya hanya 999 candi,tinggal 1 candi yang belum jadi
Roro Jonggrang: Aku sudah berkata bahwa aku menginginkan 1000 candi. tapi mengapa hanya 999 candi tang baru selesai?? aku tak mau menikah dengan mu
Lalu para Gadis datang menemui putri dan Bandung Bondowoso
Bandung Bondowoso: Kau kan yang telah menyuruh para gadis menumbuk padi dan membuat cahaya agar keadaan menjadi pagi
Roro Jonggrang: Siapa para gadis itu? aku tak menyuruhnya!!
Gadis 3: kau mengenal kami putri !
Gadis 4: Dan kau juga yang menyuruh kami!
Semua Gadis: Kau telah berbohong putri!
Bandung Bondowoso: Semuanya sudah jelas,, kau memang cantik tapi hatimu tak secantik rupamu. padahal aku mencintaimu dengan setulus hatiku. terkutuklah kau putri menjadi candi yang ke 1000
Dan sampai sekarang arca patung Roro Jonggrang masih ada di candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (tua) karena telah membantu Roro Jonggrang, dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa berpacaran di Candi Prambanan akan putus cinta.

LEGENDA CANDI PRAMBANAN (CANDI SERIBU) RORO JONGGRANG

Roro Jonggrang adalah putri dari Prabu Baka dari Kerajaan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Roro Jonggrang memiliki paras yang cantik jelita. Suatu ketika, ia dilamar oleh seorang kesatria yang bernama Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Roro Jonggrang bersedia menerima lamaran itu, asalkan Bondowoso mampu membuatkan seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu semalam. Mampukah Bondowoso memenuhi syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Roro Jonggrang berikut ini!

Babak 1

Gandi : Tolong! Tolong! Tolong

Raja Baka : Hahaha. Akulah penguasa terkuat. Raja paling hebat di negeri ini. Patih, hancurkan dan bunuh semua orang yang ada di sini. Tidak tekecuali.

Sadur : Baik baginda.

Gandi : Ampun. Jangan bunuh saya. Aaaaa…. (Mati)

Raja Baka : Mari kita pulang anakku roro jonggrang. Aku sudah menghabisi sebagian warga disini.

Jonggrang : Baik baginda.

(Ada seorang warga yang masih hidup.)

Ganden : Aku harus melaporkan ini kepada baginda raja pengging.


Babak 2

Srikandi : Cikrak, kemarilah!

Cikrak :Iya tuan permaisuri? Ada yang bisa saya bantu?

Srikandi : Buatkan saya dan kanda teh hangat serta sarapan 4 sehat 5 sempurna buat anakku Bondowoso.

Cikrak : Baik Tuan Permaisuri.

Genden : Tuan Raja, Tuan Raja! (Berteriak)

Selopati : Ada apa kamu teriak-teriak?

Ganden : Anu Raja. . . Eeee. . . Warga desa kerajaan pengging di aniaya oleh prabu baka beserta para prajuritnya.

Selopati : Apa? Di aniaya? Kurang ajar. Beraninya dia menganiaya rakyatku.

Ganden : Tolong lindungilah kami Raja.

Selopati : Baiklah, sekarang kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Aku akan menyerang kerajaan prambanan.

Selopati : Patih, tolong panggilkan saya pangeran bondowoso!

Basyir : Kapan tuan?

Selopati : Tahun depan setelah lebaran! Ya sekarang lah! Cepat kerjakan!

Cikrak : (Sambil membawa minuman) Ini minumannya gusti, dan ini sarapannya.

Bondowoso : Gusti, ada apa gerangan memanggil saya?

Selopati : Bondowoso! Siapkan pasukanmu untuk pergi menyerang Prambanan!

Bondowoso : Baik, Gusti! Perintah segera hamba laksanakan!

Selopati : Kalau begitu silahkan berangkat. Hati-hati! Jika kamu butuh bantuan. Ketik REG spasi TOLONG kirim ke 1000.

Srikandi : Eh anakku, ini sarapat buat kamu diperjalanan nanti supaya kamu menjadi kuat.

Bondowoso :Pasti 4 sehat 5 sempuran! Trima kasih bu.

Babak 3

Keesokan harinya, berangkatlah Bondowoso bersama pasukannya ke Prambanan.

Bondowoso : Hey prabu baka! Keluarlah kau! Mari kita bertarung. Kita tunjukkan siapa yang paling kuat diantara kita.

Sadur : Siapa kau beraninya menantang Prabu Baka orang yang tak pernah terkalahkan diwilayah ini?

Bondowoso : Aku adalah Bondowoso putra dari Raja Pengging.

Sadur : Lawan dulu kami sebelum kau melawan Prabu Baka.

Bondowoso : Baik. Prajurit Pengging, Seraaang!

Terjadilah Peperangan antara pasukan dari kerajaan pengging dan pasukan kerajaan prambanan.

Raja Baka : Hey. Beraninya kau masuk wilayah kerajaan prambanan. Sudah bosan hidup ya?

Bondowoso : Bukannya aku bosan hidup. Tapi aku ingin segera mengantarmu mati.

Raja Baka : Kurang ajar. Jaga mulutmu. Kubunuh kau.

Bondowoso : Silahkan kalau kau mampu!

Pertempuran sengit pun tak terelakkan lagi. Raja Baka tewas terkena senjata sakti Bandowoso yang bernama Bandung.

Bondowoso : Hahaha. Akhirnya kau kalah prabu baka. (melihat patihnya) Patih, kau taka pa-apa patih. Patih! Patih!

Basyir : Tak apa-apa tuan. Saya ketiduran. Capek banget. Cie romantisnya. Hehehe. (Disisi lain patih prabu baka melarikan diri) Ada yang lari kea rah sana Pangeran. Sambil menunjuk kearah pintu.


Babak 4

Patih prabu baka pun melaporkan semua kejadian peprangan tersebut kepada Roro Jonggrang. Dan kemudian disusul oleh bondowoso.

Jonggrang : Dayang, bagaimana ya keadaan Ayahku?

Suri : Kita berharap saja semoga Raja Baka memenangkan peperangan tersebut. (tiba-tiba datang patih prabu baka menghampiri putrid Roro Jonggrang)

Serit : Benar Roro. Kita tunggu saja.

Sadur : Permisi Tuan Putri, Saya mau lapor tentang Raja Baka.

Jonggrang : Apa yang terjadi Patih?

Sadur : Emm. . . Beliau. . . . . (Terdiam)

Jonggrang : Apa yang terjadi dengan ayahku. Cepat katakana patih!

Sadur : Prabu Baka tewas dalam peperangan melawan Pangeran Bondowoso dari kerajaan Pengging.

Jonggrang : Tidak. . .! itu tidak mungkin. (Tiba-tiba bondowoso masuk kedalam istana)

Bondowoso : Hey, ternyata masih ada orang didalam sini.

Jonggrang : Siapa kau?

Sadur : Dia adalah Bondowoso, Roro Jonggrang. Kubunuh kau Bondowoso. (Mati).

Jonggrang : Kau sungguh Kejam!

Bondowoso : Kau ternyata sangat cantik. Kau pantas jika menjadi permaisuriku.

Jonggrang : (Terdiam saja dan pergi).

Bondowoso : Hey mau kemana?



Babak 5

Setelah itu, Bandung Bondowoso pun segera menempati istana Prambanan. Pada saat hari pertama menempati istana Pramabanan, ia langsung terpesona melihat kecantikan Roro Jonggrang dan berniat untuk menjadikannya sebagai permaisuri.

Suri : Tuan Putri. Apakah Tuan Putri masih sedih?

Jonggrang : Tentu Dayang. Aku benci sekali dengan Bondowoso. Dia telah membunuh ayahku. Aku tak mau menjadi permaisurinya.

Serit : Ini aku buatkan minuman teh hangat untuk tuan putri agar tuan putri tenang.

Jonggrang : Terima kasih Dayang.

Serit : Diminum dulu tuan putri.

Bondowoso : Selamat pagi calon permaisuriku yang cantik. Kenapa masih murung saja?

Jonggrang : Aku tidak apa-apa.

Bondowoso : Wahai, putri Roro Jonggrang! Bersediakah engkau menjadi permaisuriku?

Jonggrang : Emm bagaimana ya!

Dayang 1 : Non, non harus memberinya syarat kalau dia gagal memnuhi syarat itu.

Dayang 2 : Iya tuan putri, dengan seperti itu, Dia tidak akan pernah menikahi tuan putri lagi.

Bondowoso : (Datang Menghampiri Roro Jonggrang) Bagaimana, apakah kau mau?

Jonggrang : Baiklah, Bandung Bondowoso! Aku bersedia menerima lamaranmu, tapi kamu harus memenuhi satu syaratku.

Bondowoso : Apakah syaratmu itu, Roro Jonggrang?

Jonggrang : Syaratnya adalah kamu harus membuatkanku 1000 candi dan sebuah sumur. Dan itu harus kamu selesaikan sampai batas terbitnya matahari.

Bondowoso : Baik, aku terima persyaratanmu! Ji walakaji kokobelok dem dem. Wahai Para Jin, datanglah, datanglah. Kug gak datang datang ya. Jin budeng kali ini para jin.

Ketua Jin : Siaaaap Gerak! Lencang depan gerak! Tegap gerak! Istirahat di tempat gerak! Lapor, Maaf, jalannya tadi sedang macet jadi agak telat. Kami para jin siap menerima tugas. Laporan selesai.

Bondowoso : wahai para jin. Aku perintahkan kalian untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu semalam sampai batas waktu akhir terbutnya matahari. Apa kalian siap

Para Jin : Siap Laksanakan.

Ketua Jin : tak bagi dulu ya.(samba mengeluarkan kalkulator) masing-masing membuat 200 candi. Untuk sumur, urusanku. Untuk melaksanakan tugas, tanpa penghormatan. Bubar jalan. (Para jin pun bekerja membuat candi yang berjumlah 1000).

Jonggrang : Dayang! Pembangunan seribu candi dan penggalian dua buah sumur tersebut hampir selesai. Apa yang harus kita lakukan?

Dayang 1 : Tenanglah, Gusti! Pasti ada jalan keluarnya,

Jonggrang : Dayang! Segera bangunkan teman-temanmu! Suruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi di lesung, serta menaburkan bunga-bunga yang harum baunya!

Dayang 2 : Baik, Gusti! (seraya bergegas ke istana membangunkan dayang-dayang lainnya).

Jin 1 : kawan, lihatlah! Matahari sudah akan terbit. Ayo kita pergi.

Ayam : Kukuruyuk. . . Kukuruyuk. . .

Jin 2 : benar, ditambah lagi sudah ada ayam berkokok. Ayo semua kita pergi dari sini.

Bondowoso : Teman-teman, kembalilah! Hari belum pagi. Genapkan seribu candi. Tinggal sebuah candi lagi!

Jonggrang : Bagaimana Bandung Bondowoso? Apakah candiku sudah selesai? (sambil tersenyum.)

Bondowoso : Licik! Wahai, Roro! Kamu telah menggagalkan usahaku untuk mewujudkan seribu candi yang kurang satu lagi dengan kelicikanmu. Jadilah kau arca dalam candi yang keseribu

Akhirnya roro jonggrang pun mencadi arca menggenapi candi yang keseribu atas akibat janji yang di ucapkan dan kelicikan yang dilakukan roro jonggrang.



Demikian cerita Roro Jonggrang dari Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita atas adalah akibat yang ditimbulkan dari sifat curang dan licik. Sifat ini tampak pada kelicikan Roro Jonggrang dalam menggagalkan usaha Bandung Bondowoso membangun seribu candi agar tidak menikahinya. Akibatnya, ia pun dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bondowoso.



Minggu, 19 Mei 2013

Naskah Drama: Persahabatan 5 Perempuan

Tokoh :

1. Nabilla Kumalasari
Dia adalah sahabat sejati Bella. Dia kabur dari rumah sewaktu adiknya masih berumur 1 tahun.Dia kabur karena sikap ibunya yang tidak mengerti anaknya.

2. Bella Puspitawati
Dia adalah sahabat sejati Nabilla.Dia kabur dari rumah karena orang tuanya bercerai.Dia kabur dari rumah persahabatan karena tidak suka dengan sifat Dasilva yang tidak menyenangkan.

Naskah Drama: Borjuis

Di pagi yang cerah di iringi burung-burung yang berkicauan terdapat sebuah keluarga yang sangat sederhana.
Rumah keluarga yang sangat sederhana itu terdapat janda beranak dua, tapi sangat disayangkan anak perempuan dari ibu itu sangat sombong, angkuh dan tidak menerima dengan keadaan dia sekarang ini.

Ibu
:
Novi sudah selesai belum
Sini sarapan dulu
Novi
:
Iya … ibu
(dengan suara yang lantang)
Ibu
:
Kamu sudah selesai belum nak
Novi
:
Udah, bawel banget …
Ibu
:
Cepet kamu sarapan, nanti kamu telat berangkat ke kampus
Novi
:
Apa-apaan ini, sarapan kaya gini, aku gak mau
(rasa kesal)
Ibu
:
Ibu Cuma kasih sarapan itu nak …
Rizal kamu sarapan yang banyak nak …
Rizal
:
Iya ibu …
Novi
:
Udah lah aku gak mau sarapan
(sambil berjalan)
Ibu
:
Novi … novi
(sambil mengejar)
Rizal
:
Ibu yang sabar, suatu saat ka Novi pasti bakal berubah
Ibu
:
Iya, kamu jangan jadi seperti kakak kamu
(Sambil memandang haru)

Novi pun berangkat menuju ke kampus dan disuatu tempat rumah orang kaya terlihat tampak sedang sarapan.

Mamah
:
Fuza saying cepat sarapan
Fuza
:
Iya mah bentar lagi ni
(sambil terburu-buru)
Mamah
:
Cepet sayang ….
Fuza
:
Iya mah… ka Doni mana
(sambil nengok-nengok)
Mamah
:
Udah berangkat tadi, cepat kamu sarapan, ntar telat ke kampus
Fuza
:
Iya mamah … ya udah mah aku berangkat kuliah dulu ya …
(sambil minum)
Mamah
:
Ya udah kamu hati-hati
Fuza
:
Iya ,,,

Fuza pun berangkat ke kampus.
Mamah pun meninggalkan rumah dan pergi mengurusi urusannya.

Mamah
:
Bi … beresin ni, saya mau pergi
Mar
:
Iya bu… ibu mau kemana ?
Mamah
:
Saya ada urusan bentar, nanti kalau saya pulang sore tolong anak-anak siapin makan siang.
(sambil jalan)
Mar
:
Iya bu … nanti saya siapin

Sampilah anak-anak itu di kampus dan bertemu di ruang kelas.

Fuza
:
Hay semua
Riri
:
Hay, tumben baru dating
Fuza
:
Iya ne, tadi macet
(Sambil senyum)
Riri
:
Oooohhhhh….
Fuza
:
Ada tugas gak hari ini
Riri
:
Ga ada
Fuza
:
Eh Nov, kamu kenapa ko pegangin perut aja, kamu sakit ?
(dengan rasa perhatian)
Novi
:
Gak tau ne, perut aku sakit banget
(sambil pegang perut)
Lulu
:
Kamu belum sarapan kali
Novi
:
Iya aku belum sarapan
Lulu
:
Emang mamah kamu kemana, ko kamu gak sarapan di rumah
Novi
:
Mamah ku lagi ada tugas di luar negeri
Lulu
:
Oh … udah kamu sarapan di kantin aja bareng kita-kita
Novi
:
(berbicara dengan suara pelan)
Duh gimana ni, aku ga ada uang lagi ..
Lulu
:
Ko diam sih
Novi
:
Aku lupa bawa dompet
(sambil tertunduk)
Fuza
:
Ni .. pake dulu uang aku …
Novi
:
Gak ah, aku takut ngereoutin kamu
Fuza
:
Udah gak apa-apa pake aja dulu
Riri
:
Udah Nov, ambil aja kamu, kan gak bawa uang
Novi
:
Iya Ri ..
Riri
:
Udah ya kita ke kantin sekarang
Lulu
:
Ih kamu gak sabaran banget si
Riri
:
Aku uah laper ni ..
Fuza
:
Udah hayu gak usah pada rebut kita kekantin aja …

Anak-anak pun menuju ke kantin

Riri
:
Hai Win, kamu udah ke kantin duluan !
Winda
:
Iya aku belum sempat sarapan di rumah
Riri
:
Oh …. Eh mau pada sarapan apa …?
Lulu
:
Makan apa yang enak pagi-pagi gini
Riri
:
Makan nasi goring aja
Fuza
:
Teman-teman aku ga makan ya …
Riri
:
Kenapa ???
Fuza
:
Aku udah sarapan, aku minum aja
Riri
:
Oh ya udah dah …
Lulu
:
Pak … pesen nasi 3 sama minum 1
Pak Kantin
:
Iya non …
Riri
:
Cepet ya pak !!!
Pak kantin
:
Iya ….

Merekapun menunggu makanan sambil ngobrol-ngobrol

Novi
:
Eh Fuza, ehm kakak kamu tuh yang namanya siapa sih, aku lupa.
Fuza
:
Ka Doni, kenapa Nov
Novi
:
Engga,,, gimana kabarnya ?
Fuza
:
Baik ..
Riri
:
Kamu suka ya sama Ka’ Doni ?
Novi
:
Ih engga ko …
Riri
:
Ah bohong kamu, keliatan kali sama muka kamu …
Lulu
:
Hahaha … punya gebetan baru nih Novi
Novi
:
Ah bias aja kamu ….
Winda
:
Ah… punya saingan baru nih aku
(sambil ketawa)
Novi
:
Kamu suka sama Ka’ Doni ??
Winda
:
Engga ah… aku Cuma bercanda kali …
Riri
:
Eh..eh…eh, ada Ka’ Doni tuh sama teman-temannya !!
Lulu
:
Wah keren banget ya, eh liat tuh Novi mukanya pada merah tuh …
Winda
:
Iya, duh keren banget
Riri
:
Kalian pada centil banget …

Fuza pun memanggil Ka’ Doni dan Doni pun menghampiri Fuza.

Fuza
:
Woii .. ka, sini …
Doni
:
Ada apa …
(sambil cuek)
Fuza
:
Ada yang mau kenalan nih
Doni
:
Siapa ??
Fuza
:
Nih anak berdua nanyain kamu terus !!
Doni
:
Males achhh …
Fuza
:
Mau kemana, ntar dulu dong !!!
(sambil pegang tangan)
Doni
:
Siapa sih yang mau kenal kayaknya penting banget
Fuza
:
Nih Novi sama Winda
Doni
:
Ohhh ..
Azis
:
Cie … ada yang suka juga bos
Dani
:
Boleh satu buat gue bos …
Doni
:
Udah buat loe aja semua
(Sambil jalan)
Dani & Azis
:
Bos tungguin
(sambil mengejar)
Azis
:
Eh bos, jangan cuek sama cewek, gak laku loh …
Dani
:
Iya bos, gua juga mau tuh
Doni
:
Ambil aja buat elo …
Azis
:
Srius bos.. eh dan boleh tuh buat kita !!!
Dani
:
Serius nih bos ???
Doni
:
Ya udah ambil aja …
Azis
:
Asyik bentar lagi punya cewe …
Doni
:
Cewe mulu di otak kalian, pikirin nih band kita, gimana kedepannya
Dani
:
Bener juga kata si bos, kita harus mikirin band kita nih …
Azis
:
Ah… gak jadi deh punya cewe …
Doni
:
Udah kita fokus dulu sama band kita …
Azis
:
Iya bos …
Dani
:
Iya ….

Akhirnya pun mereka pulang dari kampus tersebut dan Fuza sama teman-temannya mempunyai rencana untuk bermain ke rumah Novi.

Fuza
:
Novi kita mau main ke rumah kamu boleh gak ???
Novi
:
Duh gimana ya, aku lagi sibuk
Fuza
:
Emang kamu mau kemana ?
Novi
:
Aku mau jemput mamah di bandara
Fuza
:
Oh gitu, ya udah gapapa deh …
Tapi lai kali kita boleh main kerumah kamu …
Novi
:
Ya gimana nanti aja
Fuza
:
Oh ya udah
Novi
:
Maaf ya teman-teman
Riri
:
Iya gapapa …

Teman-teman Novi pun tidak di izinkan main ke rumah Novi, dan mereka pulang ke rumah masing-masing.
Dan sampailah Novi di rumah.

Novi
:
Ibu … aku mau makan
Ibu
:
Iya, tunggu sebentar
Novi
:
Cepet, lama banget sih …
Rizal
:
Ka’ jangan marah-marah sama ibu terus kasihan kan ibu.
Novi
:
Bawel kamu anak kecil
(sambil marah)
Rizal
:
Aku khan udah besar ka’ bukan anak kecil lagi
Novi
:
Eh udah lu jangan ikut campur
Rizal
:
Baik ka’ …
Novi
:
Ibu mana makannya
Ibu
:
Ini nak !!!
Novi
:
Aku gak mau makan tempe tiap hari makan tempe terus, aku mau makan enak
(dengan rasa kesal)
Ibu
:
Ibu tidak ada uang untuk membeli makanan enak
Novi
:
Mangkannya jangan jadi orang miskin terus bu …
Rizal
:
Ka’ makan aja yang ada dulu, suatu saat pasti kita akan makan enak
Ibu
:
Benar nak, kata adik kamu …
Kamu harus sabar …
Novi
:
Mau sabar sampai kapan
(sambil marah)
Rizal
:
Sampe tiba waktunya
Ibu
:
Novi mau kemana, makan dulu
Rizal
:
Ka’ Novi
Novi
:
Udah lah …

Novi pun beranjak masuk ke dalam kamar dengan rasa kesal…
Sedangkan Fuza pun baru sampai rumah dan langsung masuk ke dalam kamar.

Mbo Mar
:
Non, ayo makan ….
Sudah bibi siapin tuh makanannya !!!
Fuza
:
Iya mbo …
Mbo
:
Cepet ya non ,,,

Fuza pun keluar kamar dan menuju ruang makan.

Fuza
:
Mbo … mamah belum pulang ???
Mbo’
:
Belum non
(sambil nuangin air)
Fuza
:
Ka’ Doni kemana ???
Mbo’
:
Ada di kamar, saya panggilin dulu ya non …

Mbo’ Mar pun berjalan menuju kamar Doni.

Doni
:
Iya mbo’ , bentar …
Mbo’
:
Cepet ya mas …
Doni
:
Iya …

Doni pun keluar dan menuju ruang makan.

Doni
:
Mamah mana ???
Fuza
:
Belum pulang ka’
Doni
:
Oh….!
Mbo’ gelasnya mana nih …
Mbo’
:
Bentar mas …
Doni
:
Cepetan dong mbo’ …
Mbo’
:
Iya ….

Tak lama kemudian datanglah seorang tamu mencari Fuza dan mengetuk pintu.

Baim
:
Assalamu’alaikum
(Sambil ketuk pintu)
Doni
:
Siapa ya, siang-siang gini ada tamu
Fuza
:
Tau tuh
Doni
:
Bukain sana !
Fuza
:
Engga ah, males …
Doni
:
Mbo’ … bukain pintu, ada tamu !!
Mbo’
:
Baik mas …

Mbo pun membuka pintu .

Mbo
:
Maaf, mau cari siapa ?
Baim
:
Fuza nya ada bi ???
Mbo’
:
Oh ada, silahkan masuk
Baim
:
Makasih bi …

Mbo’ pun memanggilkan Fuza yangs sedang makan.

Mbo’
:
Non, ada yang nyariin
Fuza
:
Siapa Mbo’ ???
Mbo’
:
Gak tau, mbo’ gak nanya
Fuza
:
Oh, ya udah makasih ya mbo’
Mbo’
:
Iya non …
Doni
:
Si mbo’ ada tamu bukan di Tanya dulu !!!
Fuza
:
Aku ke depan dulu ya …
Doni
:
Ya udah …

Fuza pun menghampiri Baim di ruang tamu.

Fuza
:
Baim
Baim
:
Hai Fuza …
Fuza
:
Silahkan duduk
(Sambil duduk)
Baim
:
Makasih Fuza
Fuza
:
Ada apa ya, kamu tumben kesini
Baim
:
Gak, aku Cuma pengen main aja, emang gak boleh ya …
(tersipu malu)
Fuza
:
Boleh ko …
Baim
:
Aku ganggung gak ??
Fuza
:
Gak ko …
Doni
:
Eh…eh… cupu ngapain ke rumah w …
Baim
:
Maaf ka, aku Cuma pengen main
Doni
:
Dasar lo cupu …
Fuza
:
Ka, ko gitu sih sama Baim, kasian kan dia
Doni
:
Udah lu pulang aja …
Fuza
:
Ka’ Doni, niat Baim kan baik, dia Cuma pengen main gak ada maksud jahat.
Baim
:
Udah Fuza, aku pulang aja
Fuza
:
Ntar aja Baim
Doni
:
Bagus deh loe pulang
Fuza
:
Ka’
Doni
:
Apa kamu, udah lu cupu pulang kamu !!
Baim
:
Ya ka’ aku pulang ..
Fuza aku pulang dulu ya …
Fuza
:
Ya udah deh, Baim kamu hati-hati ya
Baim
:
Iya, makasih Fuza
Doni
:
Sok perhatian
(sambil berjalan)

Baim pun pulang dan mamah Fuza dan Doni pulang kerja.

Mamah
:
Hai sayang
Doni
:
Udah pulang mah
Mamah
:
Iya, kamu udah pada makan
Fuza
:
Udah mah
Doni
:
Udah mah
Mamah
:
Bagus deh … mamah masuk kamar dulu ya …
Doni
:
Ya udah …
Mamah pun masuk ke dalam kamar dan anak-anak pun juga masuk ke dalam kamar.

Hari pun berganti esok dan mereka mulai melakukan aktivitas baru, Fuza dan teman-teman berencana untuk kumpul di cape.

Disitu berkumpullah Riri, Lulu, Winda, Fuza dan datanglah Novi.

Novi
:
Hai nunggu lama ya …
(sambil menghampiri teman-teman)
Riri
:
Iya, kamu lama banget sih …
Novi
:
Tadi aku sambil anterin adik aku ke tempat les
Riri
:
Ohh … gitu
Novi
:
Ko belum pada mesen minum sih
Lulu
:
Kan nunggu kamu
(Sambil senyum)
Novi
:
Makasih ya udah nunggu aku
Fuza
:
Oh iya sama-sama, ngobrol aja kapan minumnya nih …
Winda
:
Ayo kita mesen minum
Fuza
:
Mau pada minum apa
Winda
:
Tau nih, kalian mau minum apa ?
Riri
:
Aku ikut kalian aja deh …
Fuza
:
Ya udah sama semuanya ya …

Mereka pun menimati minuman yang telah disediakan (sambil berbicara)

Novi
:
Eh tau gak, mamah ku baru pulang tau ari Amerika, aku di kasih oleh-oleh banyak banget
Riri
:
Ah masa sih, yang bener kamu
Novi
:
Iya, emang aku pernah bohong sama kalian
Riri
:
Iya sih gak pernah
Lulu
:
Eh kapan-kapan kita boleh kan main ke rumah kamu
Novi
:
Ya boleh ko
(dengan perasaan bingung)
Lulu
:
Gak boleh juga ga papa
Novi
:
Boleh ko …
Winda
:
Kenapa ya mukanya kaya gelisah gitu
(berbisik ke Riri)
Riri
:
Tau tuh, kayaknya ada yang disembunyiin dari kita-kita deh …
Winda
:
Iya, kayaknya omongan dia sama kita bohong semua
Riri
:
Iya, aku curiga sama dia
Fuza
:
Hey kalian bisik-bisik aja ngomongin aku ya …
Riri
:
Ih sembarangan kamu
Fuza
:
Abis kamu ngomongin apa ???
Riri
:
Eh Fuza, aku curiga sama omongan Novi, kayaknya bohong semua deh
(berbisik ke Fuza)
Fuza
:
Kamu jangan gitu, siapa tau dia tuh jujur
Riri
:
 Tapi liat deh, mukanya gelisah terus kaya ada masalah gitu
Fuza
:
Iya juga sih
Riri
:
Ya kan !!!
Fuza
:
Nov, kamu kenapa ko muka kamu terlihat gelisah sekali
Riri
:
Iya kamu kenapa Novi
Novi
:
Gak kenapa-kenapa ko
(muka gelisah)
Riri
:
Ko kamu gelisah terus dari tadi
Novi
:
Bener aku gak kenapa-kenapa
Lulu
:
Kalau kamu ada masalah, cerita aja sama kita-kita
Winda
:
Tadi kamu ceria, ko pas kita ngomong mau kerumah kamu, kamu jadi resah gitu …
Novi
:
Kalau kamu mau kerumah aku, kamu main aja
Winda
:
Bener nih, tapi kalau gak boleh juga gak apa-apa sih, ya khan teman-teman
Teman-teman
:
Iya …
Novi
:
Teman-teman aku gak apa-apa
Winda
:
Ya udah bagus kalau kamu gak kenapa-kenapa
Lulu
:
Eh udah siang nih, kita pulang yuk
Riri
:
Oh iya dah sampe gak inget waktu
Lulu
:
Ayo cepet
Novi
:
(muka diam sambil tertunduk)
Lulu
:
Kenapa kamu Nov ???
Novi
:
Dompet aku ilang
Lulu
:
Ah yang bener kamu, lupa bawa kali
Novi
:
Tadi aku bawa ko !!!
Lulu
:
Coba cari lagi
Novi
:
Udah tapi gak ada
Winda
:
Ah bilang aja kamu gak punya uang
Fuza
:
Eh Winda jangan ngomong gitu …
Winda
:
Tapi Fuza mana mungkin dompet di dalam tas bisa jatuh gitu, gak mungkin kan
(Sambil menatap Novi)
Riri
:
Bener juga tuh kata Winda
Fuza
:
Ri, kamu ko gitu sih
Riri
:
Ah dia bohong kali tuh …
Fuza
:
Udah gak usah pada ribut
Nov, aku bayarin aja ya …
Novi
:
Makasih ya Fuza
Fuza
:
Iya sama-sama

Merekapun selesai minum dan bergegas pulang bareng dan tiba-tiba terlihat ibu Novi sedang berjalan memakai pakaian kumuh bersama adiknya Rizal, menghampiri Novi dan kawan-kawan.

Ibu
:
Novi, kamu dari mana nak
Rizal
:
Ka’ Novi, dari mana saja
Riri
:
Siapa itu Nov
(bertanya-tanya)
Lulu
:
Iya siapa itu, ko kenal sama kamu sih
Novi
:
Oh itu pembantu aku sama anaknya
Lulu
:
Ko pembantu kamu gak sopan banget ngomong nya
Riri
:
Itu ibu kamu kali Nov
Winda
:
Iya ibu kamu kali
Riri
:
Udah juju raja
Novi
:
Ih smebarangan kamu, ibu aku tuh cantik, bersih, gak kayak gini, apaan dekil gitu …
Riri
:
Masa pembantu kamu gak sopan gitu
Winda
:
Iya …
Ibu
:
Nak, kamu ko gitu
(muka sedih)
Rizal
:
Ka’ jahat, kakak gak anggap ibu, kakak gak mau ngakuin ibu …
Ibu
:
Nak, kenapa kamu gak akuin ibumu
Novi
:
Apa-apain sih, jangan ngaku-ngaku deh
Ibu
:
Tapi ibu ini ibu kamu !!!
Rizal
:
Ka, ibu kan sudah baik kenapa kakak gak mau akuin. Kakak jangan kayak anak durhaka
Novi
:
Diam lu, anak kecil bawel …

Ditengah-tengah keributan datanglah Doni, Roni dan Rendi menghampiri Novi dan teman-teman.

Doni
:
Ada apa ini rame-rame
Fuza
:
Itu ka’ ada ibu yang ngaku-ngaku jadi ibunya Novi
Doni
:
Udah lah Nov, akuin aja ibu lu …
Novi
:
Tapi ka’ itu bukan ibu aku …
Doni
:
Alah elu gak usah belaga kaya deh, lu kan sebenarnya anak miskin yang belaga jadi orang kaya
Novi
:
Ka Doni, dia bukan oaring tua aku
Azis
:
Ha… ternyata kamu anak orang miskin tah …
Dani
:
Dasar kamu pembohong
Azis
:
Orang miskin aja belagu
Dani
:
Tau, gimana kalau lu orang kaya beneran kali belagunya minta ampun
Baim
:
Ada apa rame-rame
Doni
:
Diam cupu, mau tau aja lu
Azis
:
Huh … cupu
Dani
:
Mau ikut campur aja
Baim
:
Aku kan Cuma mau tau ka’
Riri
:
Diam deh Baim
Winda
:
Iya diam dengerin aja dulu

Ibu Novi pun terus-terusan berbicara bersama Novi.

Ibu
:
Novi, anak ibu kenapa menjadi sombong nak
Novi
:
Eh bu, aku tuh cape jadi orang miskin, pengen hidup senang
Ibu
:
Emang selama ini ibu tidak pernah bikin kamu bahagia
(sambil menangis)
Novi
:
Obu bikin aku bahagia, gak pernah bu …
(marah-marah)
Ibu
:
Ibu sedih kalau sikap kamu kayak gini
Novi
:
Kenapa mesti sedih, makanya jangan jadi miskin terus, cape tau …
Ibu
:
(ibu terus menangis tidak berkata apa-apa)
Doni
:
Orang miskin belagu
(menyindir Novi)
Fuza
:
Hus, ka’ gak boleh gitu
Doni
:
Lagian gak mau nerima nasib
Baim
:
Hah… Novi bukan orang kaya
(muka cengo)
Dani
:
Anak durhaka lu …

Anak-anak pun mengejek Novi dan Fuza menasehati menasehati Novi.

Fuza
:
Nov, kenapa kamu bohongi kita semua
Novi
:
Maaf teman-teman, aku tidak bermaksud bohongin kalian
Fuza
:
Udah sekarang kamu minta maaf sama ibu kamu dan aku sudah maafin kamu
Riri
:
Eh Fuza, enak banget kamu maafin dia
Fuza
:
Dia teman kita
Riri
:
Tapi kan dia udah bohongin kita
(rasa kesal)
Lulu
:
Iya, kamu terlalu baik, orang sombong masih aja kamu maafin
Fuza
:
Kita tidak boleh musuhin dia …
Lulu
:
Tapi khan …… !
Fuza
:
Sudah gak usah pada rebut, Nov kamu jangan pernah jadi orang sombong, ataupun berbohong lagi
Novi
:
Iya, Fuza maafin aku sudah bohongin kalian aku janji aku tidak akan menjadi orang sombong lagi dan aku tidak akan menjadi orang yang sombong

Dan akhirnya Novi pun menyadari akan kesalahannya yang selama ini ia perbuat dan dia pun berjanji akan menjadi anak yang berbakti pada ibunya …

Dan akhirnya persahabatan itu berjalan dengan baik tanpa ada kebohongan lagi …



# T a m a t #


Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer