Selasa, 01 Maret 2011

Kisah Di Akhir Masa Putih Biru

Ketika terpampang pengumuman bahwa aku lulus ujian Nasional SMP, dan aku melanjutkan ke sekolah yang aku inginkan. Pada pengambilan nilai hasil ujian itu aku sangat khawatir apakah aku mendapatkan nilai yang bagus dan melanjutkan ke sekolah yang aku dan ke dua orang tua aku harapkan. Akhirnya tibalah saat pembagian nilai ujian Nasional itu aku berangkat ke sekolah dengan Bapak aku dan kemudian Bapak aku bertanya : “Hmmm…… gimana kalau nilai Sri tidak sesuai yang diharapkan !”, dengan raut wajah yang menegangkan aku pun menjawab : “yah…kan Sri sudah berusaha mudah-mudahan saja lulus dan mendapatkan nilai bagus, ya……jika memang nilainya tidak memuaskan, yang terpenting Sri sudah berusaha. Walaupun dalam hati ini sangat begitu takut, jika nilai aku rendah. Tiba-tiba pengumuman tentang pembagian nilai hasil ujian pun di beritahukan oleh Wali Kelas aku. Pak Suparmin, beliau pun mulai mengabsen wali murid ataupun orangtua yang akan mengambil hasil ujian tersebut, absensi yang pertama dan orangtuanya pun berkata : “Saya paka orang tua dari ….”, Pak Suparmin pun kemudian memberikan hasil ujian itu, dan berkata : “Selamat yah pak anak bapak lulus ujian dan mendapatkan nilai yang tidak begitu rendah !” orang tua murid itupun senang mendengar berita tersebut. Ketika Lisda keluar dengan kedua orang tuanya akupun menghampirinya dan bertanya “Bagaimana Lisda hasil ujiannya, pasti bagus iya…kan ?” Lisda  pun menjawab Alhamdulillah Sri nilai aku cukup untuk melanjutkan ke SMA.”


“Memangnya Lisda ingin melanjutkan ke sekolah SMA mana ?” tanya aku.
“Insya Allah Lisda masuk SMAN 1 Sepatan Timur “ jawab Lisda.

“Kenapa kamu memilih sekolah itu, bukankah bilai kamu cukup untuk masuk SMA N 1 Sepatan ?” tanya aku pada Lisda.

“Gini loh Sri, kan SMA Sepatan Timur itu kan dibangun dekat dengan rumah aku, jadi aku ingin sekolah yang dekat rumah aku !” jawab Lisda.

“Oh… gitu, ya sudah, tapi kamu harus tetap komunikasi dengan aku yah, kalau ganti kartu ataupun ganti alamat e-mail kamu bilang yah ke aku ???” tanya ku.

“Ok…. Tenang saja, kamu juga yach Sri ?” jawab Lisda.

“Sipppppp…lah……!!!!” jawab aku.

Akhirnya Lisda dan kedua orangtuanya pun pulang. Setelah teman-teman aku sudah mendapatkan nilai, kemudian tibalah saat gilaran aku. Pak Suparmin berkata :”Orang tuanya dari Sri Devih yang mana yach …..???”

“Saya pak...” Bapak aku menjawab, dan kemudian menghampiri guru kau”. Pada saat itu tangan aku sangatlah dingin. Tubuhku bergetar, dan berpikir yang tidak-tidak, dan bertanya-tanya dalam hati.

“Gimana kalau aku sampai mendapatkan nilai rendah, aku akan masuk ke sekolah yang lain dan mungkin saja Bapak dan Umi aku marah”

Pada saat Bapak aku memegang kertas ujian hatiku pun berdebar-debar dan bergetar.

“Kenapa kok sepertinya lama banget, kira-kira lagi membicarakan apa yach ???” tanyaku dalam hati, aku hanya bisa melihat dari jendela kelas.

Akhirnya Bapak aku keluar dan aku dipanggil untuk menghadap Pak Suparmin, pada saat itu hatiku pun sangat takut, kemudian Pak Suparmin pun berkata : “Sri bisa masuk sekolah SMA Tangerang” dengan wajah yang mengejutkan.

“Apa pak !!! Sri bisa masuk SMA Tangerang ?” jawab aku, dengan wajah terkejut.

Tetapi bapak aku berkata “Maaf pak bukan saya melarang Sri sekolah SMA di Tangerang, saya khawatir saja karena jarak dari rumah ke sekolah itu lumayan jauh!!”

“Baiklah pak,?”

“yah pesan bapak untuk Sri, jangan malasa belajar, dan terus meningkatkan prestasi, dan pengetahuan, yah walaupun sekarang sudah mendapatkan apa yang Sri harapkan !!!” pesan yang dikatakan pak Suparmin.

“Baik pak Insya Allah Sri bisa terus menambah pengetahuan dan mendapatkan prestasi yang baik !!! jawab aku.

Kemudian aku dan bapak aku pamit. “Baiklah pak terima kasih, kalau begitu saya pamit” kata bapak aku. Aku pun pamit sambil mencium tangan Pak Suparmin, dan ketika aku keluar dari pintu sahabat aku langsung bertanya-tanya, Wiwin, Nety, Puri, dan ayang lainnya.

“Bagaimana Sri nilai kamu ??” tanya Wiwin.

“Alhamdulillah nilai aku baik.” Jawab aku. Dan disitulah kami bercakap-cakap dengan ramainya. Tapi pada saat itu bapak aku ada urusan lain dan harus cepat-cepat pulang, aku pun dan bapak pulang. Ketika sampai di depan kelas X.2. bapak aku dipanggil  oleh orangtuanya Dayar, sebut saja Pak Jaya namanya, Beliau sering menyebut bapak aku dengan sebutan bapak Sri, begitu juga bapak aku, yang panggil pak Jaya dengan sebutan Bapak Dayar.

“Pak Sri, gimana nilainya Sri ?” tanya paka Jaya.

“Alhamdulillah nilainya baik dan Insya Allah bisa masuk sekolah SMA Negeri.” Jawan bapak aku.

“Rencanya mau masuk sekolah mana pak ? tanya pak Jaya.

“Tadi sih gurunya bilang Sri bisa masuk SMA Tangerang, tapi sayanya khawatir Pak Jaya, soalnyakan jaraknya lumayan jauh dari rumah ! jawab bapak aku.

“Yah memang kita kan sebagai orang tua khawatir, terus bagaiamana dengan Srinya dia setuju tidak, kalau di izinkan sekolah ke Tangerang ?” tanya Pak Jaya.

“Tadi sih sempat ingin sekolah di Tangerang, kemudian sudah saya kasih masukan, dan sepertinya dia mau sekolah di SMA Negeri disekitar sini.” Jawab bapak aku.

“Trus bapak sudah tau SMA mana ?” tanya Pak Jaya.

“Mungkin SMA N 1 Sepatan, yah kan selain dekat juga, bisa saya kontrol.” Jawab bapak aku.

Kemudian aku dan bapak aku mau pulang tiba-tiba aku bertemu anak Pak Jaya Dayar namanya. Kemudian dia memanggil dengan sebutan Sritut, yah walaupun pada dasarnya aku gak suka di panggil Sritut, mau gimana lagi. Kan itu Cuma bercanda.

“Sri… Sritut, gimana kamu dapat nilai ? bagus ga ... !” tanya dayar dengan nada ngeledekin aku.

“ Hmmm..... yah aku dapat nilai Alhamdulillah baik, dan Insya Allah aku bisa melanjutkan SMA....!!” JAWAB AKU.

“Yah Sri kamu masuk ke Tangerang aja,” tanya Dayar.

“Umi…Sri boleh ya…sekolah di Tangerang ?”

Ya...yah...?? tanya aku.

“Bukannya ga boleh kan ga di izinin sama bapak, kan lagian sekolah dimana saja itu sama pelajarannya, yang membedakan hanayalah pada fasilitasnya saja, dan yang lebih utama yaitu keinginan niat muridnya untuk mendapatkan ilmu !!”jawab umi aku, sambil menasehatiku.

“ya sih, tapi kan.....! ya udah ...Sri turiti keingin Umi dan Bapak, dan Insya Allah di SMA Sri bisa belajar dengan baik.” Jawab aku.

“Gitu dong, ya sudah Sri MAN disana ?? jawab Umiku sambil menyuruh aku mandi.

Setelah beberapa waktu tibalah saaat liburan tiba, aku beserta anak kelas 3 SMP yang lainnya berlibur ke Taman Puncak Matahari Bogor. Aku sih pinginnya gitu tapi...bapak aku ga setuju....!!! Cuma gara-gara jaraknya aja yang jauh, tapi ya sudahlah mungkin ini yang terbaik, yang terpenting aku harus bisa lebih baik dan berprestasi yang bagus juga, walaupun tidak di Tangerang.” Jawab aku

“Hmmm.... tapi apa benar !!! kamu kan kepingin banget sekolah di Tangerang ??” tanya Dayar. Kan tadi sudah aku jelasin, ya sudah yah aku lagi di tunggu bapak aku diparkiran, O…ya dayar. kalau ganti kartu atau ganti alamat e-mail kaih tau aku ya!!!!” jawab aku.

“Ok…sip, ya udah hati-hati di jalan !!!!”

Aku dan bapak aku pulang, dan sesampainya di rumah Umi aku sedang menungggu aku di ruang tengah.

Ketika aku sampai langsung aku kasih tau Umi aku, dan merengek-rengek di depan Umi aku agar aku bisa sekolah di Tangerang, karena kata guru aku, aku bisa sekolah di Tangerang.

Pada hari minggu, aku dan teman-temanku berangkat untuk berlibur, sebelum aku berangkat aku sibuk mempersiapkan hal-hal apa saja yang mesti harus dibawa.

Pada hari sabtu aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke Alfamart untuk membeli makanan, ternyata aku tidak di izinin, kalau pergi ke Alfamart membawa motor sendiri, dikarenakan kalau sabtu sore biasanya kendaraaan sangat ramai dan rawan kecelakaan,, akhirnya aku memutuskan untuk pergi…Umi aku pun memperingatkan.

“Di bilang jangan pergi ke Alfamart kan jauh beli makanannya di Minimart dekat rumah nenek aja!!” berkata Umi sambil nada yang agak sedikit sebel ke aku.

“Ya…tapi uangnya tambah lagi yah… kan uang Sri cuma sedikit..hehe..ya…Umi ya…!!” jawab aku dengan raut wajah yang manja.

Akhirnya Umi aku memberi uang Rp. 20.000. kemudian aku pergi ke Minimart aku, langsung ke rumah bibi aku untuk meminjam tas untuk pergi berlibur esok, karena tas aku kecil, sedangkan tas paman aku besar. Ketika aku kerumah bibi, tas paman aku ada dirumah Ryan, jadi ga ada di rumah bibi kau, ketika aku pulang dari rumah bibi aku, sesampai dirumah aku langsung merapihkan barang-barang untuk dibawa esok…

Ketika sedang menyetrika tiba-tiba paman aku datang dan memberikan tas yang tadi aku cari.

“Sri ini tasnya, tadi sepulang kerja langsung paman ambil dirumah Ryan. Oh iya... besok jam berapa berangkatnya ???” tanya paman ke aku.

“Besok pagi pukul 07.00 sudah harus kumpul disekolah, makasih ya paman, untung aja di bawain tasnya, coba kalau tidak, waduh masa liburan pake tas kecil itu, hehehe….” Jawab aku.

Kemudian paman aku pulang, dan gak lama kemuidan akupun selesai menyetrika, setelah selesai menyetrika aku tidur dan gak sadar lagi kau bangunnya kesorean deh.

Setelah itu aku mandi dan sholat kemudian aku langsung mengambil sapu dan mengepel lantai, karena kalau aku tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hmmm … nanti aku bisa dimarahin oleh Umi.

“Hmmm…. Tumben rajin naget, ngga biasanya ngepel masih siang-siang gini, biasanyakan sore?” tanya Umi.

“Yah emang sudah sorekan Umi?” jawab aku.

“Kata siapa ? sekarang kan  masih jam 3-an, biasanya kan Sri kalau ngepel jam 5 sore ?” Umu aku berkata sambil ngeledek.

“Yah…habis itu kok jamnya sudah jam 16.30…!! dengan  wajah yang bingung.

“waduh… ha…ha…sri-sri itu kan jamnya rusak, sudah gacak, itu batunya belum Umi ganti lagian cuacanya agak mendung.” Jawab Umiku sambil menertawaiku.

“makanya the jangan tidur dikamar trus pintunya ditutup, jadi ngga tau kalau masih siang atau sore ! ha..ha…ha “ ledek adik aku.

“Hmmm…. Kenapa ga bilang sih dari tadi” jawab aku dengan muka agak sebel.

“ya sudah kanjutin saja ngepelnya ya… gapapa walaupun masih siang !” kata Umiku.

“ya udah deh tapi itu jamnya harus dibelikan batu natre yang baru ya …mi ???” pinta aku.

“ya ini juga ade kamu, mau Umi suruh beli batu batre” jawab Umi

Kemuidian aku melanjutkan mengepel dan setelah selesai aku minta izin untuk pergi ke rumah temen aku, dan setelah selesai ganti baju, aku pergi ke rumah Tika. Tapi Tikanya ga ada.

Kemudian aku pulang dan tidak lama kemudian magrib, setelah sholat maghrib aku dan adikku pergi mengaji, dan pulang ketika jam 08.30 malam.

Sepulang mengaji aki langsung tidur agar besok pagi bisa bangun lebih pagi dan enggak kesiangan.

Pukul 05.00 aku bangun tidur dan aku langsung mandi dan sholat subuh, ketika sudah selesai aku langsung siap-siap dan menyiapkan hal yang mesti dibawa, sedangkan Umi aku menyiapkan sarapan. Setelah itu aku pun sudah selesai membuat sarapan aku dan bapak, umi serta adikku. Adikkupun sarapan bersama, setelah selesai sarapan Umi aku berpesan :

“Sri disana jangan bepergian jauh-jauh dari temen-temen dan guru, ya..., jangan kemana-mana sendirian aja, trus kalau ingin kemana-mana ijin, dan jangan lupa, kasih kabar ke Umi, kalau ada apa-apa , dan kalau sudah sampai disana juga ya...!! pesan umiku.

“ya... nanti Sri kasih kabar” jawab aku.

Akhirnya aku dan bapak aku berangkat dan setelah aku diperjalanan, Mupliha sms aku, katanya “Sri kamau dimana? Pak Suparmin sudah mulai ngabsen ni !!” tulisan sms Mupliha.

Ketika aku mendapatkan kabar seperti itu. Aku kaget, dan langsung memberitahukan bapak aku agar mengendarai sepeda motornya lebih cepat.

“Pak..ini Mupliha sms, kalau temen-temen sudah mulai di absen. Jadi Sri takut ketinggalan” kata aku sambil membujuk.

“Tenang aja yang pasti ga akan di tinggal kan masih jam segini !” jawab bapak aku.

“Tapi kan … bapak agak cepet dong ngendarain motornya ?” kata aku sambil membujuk.

“kalau kencang-kencang nanti takut bahaya “ jawab bapak aku.

Sesampainya di tempat bus dekat sekolah tiba-tiba motor bapak aku bocor, untung saja sudah sampai, ya… walaupun masih agak jauh, akhirnya aku diperintah sama bapak aku untuk jalan ke tempat bus, dan bapak mencari tukang tambal ban.

“ ya sudah Sri jalan aja, kalau nunggu tambal ban pasti ketinggalan ??” kata bapak aku sambil mendorong motor.

“ya udah lagian sudah sedikit lagi kok” jawab aku.

Aku kemudian salim dan meminta izin agar pergi dan pulangnya selamat.

Akupun salim dan mengucapkan :

“Asslamu’alaikum “

“Walaikum salam, hati-hati yah!!” jawab bapak aku.

“yah….!! Jawab aku sambil berjalan.

Ketika ku sedang berjalan tiba-tiba aku melihat Ifah di adiantar oleh kakaknya dan dia melihat aku, kemudian aku dan Latifah pergi bersama menuju bus.

Sesampai di bus, Mupliha berkata :

“Sri kenapa telat ???” tanya  Mupliha.

“Hmmm... aku sudah bangun pagi, tapi tadi di perjalanan ban motor bapak aku bocor, ya untung aja ada Ipah, jadi aku berangkat bareng dia. Trus sekarang Pak Suparmin mana, aku sudah di absen belum ?” tanya aku dengan suara sepenggal-penggal dan rasa cemas.

Jawab Mupliha : “Itu di bis depan, ya..udah kamu kesana nanti, di kira belum sampai lagi, mau ku antar ga?” ajak Mupliha.

“ya...sekarang antar aku!!!” jawab aku.

Akupun dan Mupliha menemui Pak Suparmin dan menanyakan aku di bis mana.

“assalamu’alaikum “ tanya aku ke Mupliha

“wa’alaikum salam, waduh...Sri kemana saja jam segini baru dateng ?? dengan raut wajah yang selalu melucu

“maaf pak tadi ban motornya bocor jadi telat, untung aja ada Ifah !!” jawab aku.

Ya sudah ini kamu bis no 5, bareng dengan Mupliha” kata Pak Suparmin.

“ya...asik akhirnya aku bisa bareng dengan sahabat-sahabat aku...makasih ya pak !!!” jawab aku.

Ya sudah Sri ayo kita ke bis cari tempat duduk,” ajak Mupliha

Iya tapi sebentar, aku mau ketemu suku dengan Ifah !” jawab aku.

Kemudian aku mencari Ifah dan mengatakan :” Ifah makasih yah atas tumpangannya !”

“ya sama-sama” kamu duduk di bis mana ??” tanya Ifah.

“aku duduk di bis no 5, kamu sendiri ???” tanya aku.

“aku di bis 3, ya...kita ga bisa bareng dech ?” jawab Ifah.

“ga apa-apa asalkan nanti sampai di sana kita bareng ok !!!” jawab aku.

Kemudian pak Suparmin memberitahukan kepada seluruh murid-murid untuk siap-siap, karena bis sudah mau dijalankan. Aku dan Ifah kemudian nemuju bis masing-masing, aku masuk ke bis no 5 dan Ifah ke bis no 3.

Ketika kau masuk ke bis no 5, aku senang karena kahirnya bisa berlibur bareng dengan tema-teman.

“Sri… kamu duduk dengan Sari aja yah” bujuk Sari.

“Sri…sini sama Wiwin…???”

“ajak Wiwin juga kepada aku.”

Aku bingung akhirnya aku memutuskan “Sari, Wiwin, disini aja di kusi yang ini kan muat tiga orang, jadi kita duduknya barengan ok !!!” denga raut wajah sangat senang.

“ya..aku sekarantg ke situ!” jawab sari.

Akhirnya mereka duduk dengan aku. Ketika mobil sudah mau berangkat ternyata ibu Nurul datang, semua anak-anak yang berada di bis aku sangat senang dan bergembira karena ibu Nurul berada di bis no 5, “ya kan bu Nurul selain masih muda orangnya senang bercanda” kata Wiwin memberitahukan ke aku. Sebelum rombongan berangkat pak Mualif memimpin do’a agar dalam perjalanan selalu diberikan kesehatan dan keselamatan.

Aku dan temanku pun berdo’a agar selamat sampai tujuan serta diberikan keselamatan.

Setelah berdo’a pak Supir langsung menghidupkan mesin mobil dan langsung menjalankan bis tersebut. Kami pun serentak mengucapkan :

“Basmalah secara bersama “

Dalam perjalanan kami pun bersuka rai, anak-anak laki-laki ada yang membawa gitar dan menyanyikan lagu secara bersama-sama, aku dan yang lainnya ikut bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan itu lagu8 slank, aku sangat terkejut ketika Reza menyanyikannya dengan menggunakan kacamata hitam. Semua teman-teman tertuju padanya karena melihat gaya dan kelakuan anehnya itu. Dan ternyata ibu Nurul pun mengeluarkan jurus jitunya yaitu bernyanyi dengan suara yang khas yaitu “Rock”

Suasanya pun menjadi sangat meriah… bersama-sama benyanyi dan bersorak…tidak terasa perjalanan yang ditempuh ke puncak Matahari Bogor sudah memakan waktu 1 jam setengah.

Kamupun semuanya sudah mulai lelah karena di setiap perjalanan kami bernyanyi. Akhirnya kami pun berhenti, tapi kalau anak laki-laki sih masih ada saja yang bermain musik, tapi aku dan teman-temanku menonton tv di bis.

Waktu pun berjalan cepat sepertinya tidak terasa sudah sampai. Ketika aku dan Wiwin serta teman-temanku turun dari bis. Aku langsung ingin bermain, ternyata tidak ada acara pelepasan kelas 3 dilangsungkan di Aula puncak matahari Bogor, dan ketika aku masuk aula ternyata ada pealatan band, dan seorang gadis cantik yang berpenampilan seksi duduk disamping keyboard. Dan seorang pemuda yang memehang gitar.

Aku dan Wiwin bertanya-tanya : “Win mungkin ini win pelepasan sambil ngeband mmmm….pasti seru !!!

Kata aku kepada Wiwin. “ya..ya…win…pasti seru !! jawab Wiwin.

Tidak lama kemudian pak Suparmin naik ke atas panggung dan menyampaikan acara-acara apa saja yang dilakukan. Acara pertama sambutan dari Ibu yati, kemudian kepala Sekolah, dan aku serta Wiwin mendengarkan nasehat yang beliau sampaikan. Yang masih teringat di benak aku pesan dari Kepala Sekolah. Jadilah seorang yang berguna, semoga kalian menjadi seorang yang berhasil dan bisa mengamalkan ilmu yang kalian dapat, dengan berusaha dan belajar yang tekun serta do’a dan ikhtiar semoga cita-cita kalian tercapai”

Itulah pesan yang sampai sekarang aku ingat.

Setelah kepala sekolah berpesan seperti itu kemudian Pak Bahrudin memanggil aku, dan menyuruh aku berdiri, dan kemudian pak Bahrudin memanggil Fadila Efendi kami berdua kemudian di panggil dan diharapkan naik keatas panggung.

Dan aku sangat terkejut ketika itu, dan Fadilah Efendi adalah salah satu murid yang terbaik dan diatas panggung aku salim dan dirangkul oleh kepala sekolah.

Pada waktu itu aku sangat senang dan sedih karena aku berpisah dengan sahabatku. Kemudian ibu guru memulai untuk menyanyikan lagu perpisahan dan saat menyanyikan lagu itu aku dan teman-teman saling merangkul bersama, guru-guru, dan airmatapun tidak bisa di tahan. Air matapun bercucuran dan rasa sedihpun menyelimuti teman-teman semuanya.

Aku sedih karena sari akan sekolah jauh dan mungkin dia akan pulang kampung ke Jawa.

Setelah  menyanyikan lagu itu aku diberi makanan oleh guru dan teman-temanpun juga, kami semua makan bersama, setalah makan, tiba-tiba gadis cantik yang berada disamping keyboard itu menyanyi dengan sangat , menghibur, tidak lama kemudian anak laki-laki pun langsung serentak bernyanyi dan  naik ke panggung. Suasananya pun langsung berubah menjadi ramai dan suka ria, aku pun terkejut, melihat keadaan semua.

Musik band pun sangat meriah, apalagi ketika para guru-guru ikut benyanyi bersama, berjoget dan bersuka ria. Tiba-tiba bu Yati turun dari panggung dan mengajak aku berjoget bersama. Akhirnya Aku, Wiwin, Sari dan teman yang lainnya berjoget dan bernyanyi bersama, dan ternyata acaranya pun selesai.

Pak Munajat dan Pak Dadang membagikan karcis, yang digunakan untuk merasakan wahana-wahana yang ada...

Ketika aku keluar dari pintu aula aku mendapat karcis, dan langsung bermain dengan teman-teman.

Oleh : Sri Devih - SMAN 1 Sepatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer