Tampilkan postingan dengan label Jenis-Jenis Tarian Nusantara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jenis-Jenis Tarian Nusantara. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Mei 2015

Sejarah Seni Tari dan Jenis-Jenis Tarian Nusantara

Sejarah Seni Tari

Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain.Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat-loncat,.
Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
Jenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan Budaya Seni tari sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu, fungsi peranan, dan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya.
Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni tari memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
Seni tari sebagai sarana upacara, Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
Seni tari senagai hiburan, Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak majemukan dan menjenuhkan.Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan dengan cara yang menarik.
Tari Tunggal adalah tarian yang dibawakan atau dimainkan oleh seorang penari, atau dua orang tetapi secara bergantian, Tarian ini biasanya menggambarkan watak  seseorang tokoh ataupun seekor binatang.Tari tunggal (solo) dipahami sebagai tarian yang dibawakan oleh seorang penari dalampertunjukan, dan ada pula yang menampilkan tarian tunggal dengan penari yang berbeda-beda secara bergantian. Dalam penyajian tari tunggal, penari memiliki keleluasaan bergerak,karena ia tidak harus tergantung atau berhubungan dengan dengan penari yang lain. Penariharus mampu mengelola bentuk gerak dan iramanya berdasarkan kepekaan sehingga ia lebihleluasa menginterpretasikan atau melahirkan gerak spontan. Hal tersebut dapat dilihat dalammengatur dan menentukan ruang gerak (maju, mundur, berputar-putar, meloncat, dsb), mengatur waktu (kuat-lemah) dan mengungkapkan ekspresi (memaknai gerak, tema dan isi),semua tergantung pada kemampuan dirinya sendiri.
Contoh tari tunggal nusantara, yaitu :
  • Tari Kancet Ledo dari Kalimantan (Dayak Kenyah)
  • Tari Gandrung dari Batuwangi
  • Tari Taledhek dari Jawa timur
  • Tari Gambyong dari Jawa tengah
  • Tari Cokek dari Jawa tengah
  • Tari Batek baris dari Sumbawa
  • Tari Kancet papatai dari Kalimantan (Dayak kenyah)
  • Tari Kancet lasan dari Kalimantan (Dayak kenyah)
  • Tari Leleng dari Kalimantan
  • Tari Hudoq dari Kalimantan
  • Tari Persembahan dari Kutai Kertanegara
  • Tari Dewa memanah dari Kutai Kewrtanegara
  • Tari Srimpi dari Jawa Tengah
  • Tari Bondhan dari Jawa Tengah
  • Tari Golek manis dari Jawa Tengah
  • Tari Golek Kanya dari Jawa Tengah
  • Tari Mani poreng
  • Tari Merak dari Sunda dan Bali
  • Tari Pendet dari Bali

Tari Berpasangan

Tari berpasangan adalah bentuk penampilan tari yang ditarikan secara berpasang-pasangan,dapat berlawan jenis atau sama jenis.Rangkaian gerak tari jenis berpasangan saling mengisi,melengkapi,dan terdapat interaksi dan respons gerak antar penarinya. Tema tari berpasangan dan berkelompok dapat lebih beragam.Tema kepahlawanan,percintaan,dan kegembiraan bisa tampak begitu jelas tersampaikan kepada penonton. Rias busananya berbeda beda sesuai dengan tema-tema serta karakter yang diperankan.Tari kelompok biasannya memiliki kerakter gerak,ekspresi,dan rias yang seragam. Dalam tarian berpasangan/berkelompok dituntut keserempakan dan keseragaman gerak yang lebih tinggi agar pertunjukan tariannya. Adanya interaksi gerak antar penari membuat pola lantai dapat diubah lebih banyak.Hasilnya tarian tampak lebih dinamis.
Contoh tari berpasangan adalah:
  • Tari bedhaya
  • Tari serimpi
  • Tari jsathilan
  • Tari gandrung
  • Tari remo
Tari Gandrung dari Banyuwangi tari-gandrung
Yaitu contoh tarian yang berasal dari banyuwangi, jawa barat. ‘Gandrung’ berarti terpesonanya masyarakat kepada dewi sri sebagai dewi padi yang membawa kesejahteraan. Tarian gandrung banyuwangi sering dibawakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Tarian gandrung yaitu tarian seni pertunjukan yang dibawakan dengan iringan musik khas gabungan antara budaya jawa dan bali.
Tarian gandrung ini dilakukan berpasangan antara perempuan sebagai penari dan laki-laki sebagai pemaju, tarian gandrung sering dipentaskan pada beberapa acara, seperti perkawinan, khitanan, tujuh belasan baik di banyuwangi maupun di daerah lainnya. Menurut kebiasaannya, pertunjukan lengkapnya dimulai pukul 21.00 dan berakhir sampai menjelang subuh.
Cara berpakaian penari gandrung sangatlah unik, mungkin karena ada pengaruh bali didalamnya, mulai dari bagian tubuh memakai baju yang terbuat dari beludru warna hitam, ditambah dengan kalung manik-manik warna kuning emas mengkilat yang dililit dibagian leher sampai dada, ikat pinggang dan selendang yang selalu dipakai dibahu. Lalu, bagian kepala ditambah seperti mahkota yang terbuat dari kulit kerbau yang diberi hiasan kuning emas, merah, dan juga perak. Kemudian bagian bawah, penari memakai kain batik dengan corak ‘gajah olih’ yang berarti ciri khas banyuwangi.
Musik iringan tarian gandrung terdiri dari 1 gong, kluncing, 1 atau 2 biola, 2 gendang, dan sepasang ketuk. Disamping itu, pertunjukan ini tidak lengkap kalau tidak diiringi panjak atau kadang-kadang disebut pengundang yang bertugas memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan gandrung. Selain itu, kadang-kadang diselingi dengan saron bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi.

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer