Masuk ke pembahasan terakhir mengenai rahasia menjadi kaya dan sukses secara finansial, yaitu menjawab pertanyaan kemarin, “kalau memang rahasianya sesederhana seperti itu, mengapa banyak orang yang tetap miskin dan tidak sukses secara finansial?”.
Seperti biasa, bagi anda yang “ketinggalan beritanya”, silahkan lihat kembali artikel saya tentang rahasia menjadi orang kaya bagian 1 danrahasia menjadi orang kaya bagian 2.
Nah, jawabannya bisa banyak. Tapi intinya ada beberapa poin penting yang bisa anda pahami dan resapi. Jawaban ini saya dapat dari pelajaran-pelajaran bisnisnya Robert Kiyosaki dalam Rich Dad Series-nya. Ok, kita mulai.
1. Rasa Aman
Kebanyakan para karyawan, setinggi apapun jabatannya, kalau sudah menyangkut masalah uang dan pendapatan, mereka lebih suka rasa aman. Walaupun kelihatannya mereka bekerja keras demi uang, tetap saja bagi mereka rasa aman adalah yang terpenting.
Anda tahu apa itu rasa aman? Rasa aman itu adalah keamanan bahwa setiap bulan selalu mendapatkan gaji tetap. Sehingga daripada mereka memilih menjadi seorang entrepreneur yang kelihatannya beresiko, mereka lebih suka jadi seorang karyawan walaupun ada yang harus dibarter, yaitu kebebasan mereka. Dan imbasnya, mereka tidak akan pernah membangun aset.
2. Takut Gagal dan Takut Kehilangan Uang
Hal yang satu ini adalah penyebab utama mengapa sebagian besar orang tidak bisa menjadi kaya dan sukses secara finansial. Karena takut gagal dan kehilangan uang, orang sering kali bertindak terlalu hati-hati. Saking hati-hatinya, akhirnya mereka memutuskan untuk beli hape seri terbaru daripada mulai belajar berbisnis dan membangun aset.
Mengapa? Karena uangnya jadi barang. Kalau bangun bisnis, belum tentu berhasil. Bisa-bisa malah gagal dan uangnya lenyap. Padahal jika anda ingin sukses secara finansial, hal yang pertama harus anda lakukan adalah mengalahkan rasa takut gagal dan takut akan kehilangan uang.
3. Tidak Bisa Mengalahkan Dorongan Emosional
Anda tahu bahwa perbandingan antara otak emosional dengan otak rasional adalah 24 : 1? Jadi ketika sedang naik, emosi 24 kali lebih kuat daripada pikiran rasional. Lalu apa hubungannya dengan membangun aset? Begini, ambil contoh anda mulai tertarik masalah bisnis online. Kemudian anda sudah berniat menyisihkan sejumlah uang dari gaji anda untuk membeli tiket seminar tentang bisnis online.
Tiba-tiba saat anda sedang jalan-jalan di mall, anda ditawari program kredit motor matic cantik keluaran terbaru dengan uang muka kecil dan angsuran bulanan kecil. Seketika itu juga semua pikiran rasional anda tiba-tiba lenyap tak berbekas berganti otak emosional. Kemudian anda memutuskan menggunakan uang yang anda sisihkan tadi buat kredit motor matic tersebut, bukan buat datang ke seminar.
Berarti emosional anda mengalahkan pikiran rasional anda. Saya seringkali demikian. Jadi sewaktu saya mulai menyisihkan uang untuk membeli buku-buku bisnis, tiba-tiba saya lewat nasi goreng Pak Pur yang lezat dan logika saya terbang keluar jendela. Akhirnya uang yang tadinya mau buat beli buku habis di meja makan nasi goreng Pak Pur nan lezat…
4. Semakin Dewasa Seseorang, Semakin Mahal Mainannya
Penyebab ini masih ada kaitannya dengan yang nomor 3. Banyak sekali orang yang tidak bisa mengendalikan masalah yang satu ini. Dulu waktu kita kecil, kita biasa mainan gundu. Besar sedikit, masuk SMP, mainannya ding dong. SMA, pingin punya motor sport. Kuliah, bawaannya mobil.
Udah kerja, pengen punya rumah, home theater, sepeda gunung harga 20 juta bahkan burung perkutut harga 50 juta. Lha kapan beli asetnya kalau begini? Anda boleh membeli hal-hal tersebut diatas selama tidak bertentangan dengan agama. Tapi sebaiknya, uangnya dari aset yang anda bangun. Bukan dari gaji anda.
5. Tiba-tiba Menjadi Double P, Profesional dan Perfeksionis
Untuk alasan yang kelima ini, sebenarnya mereka sudah menginjak ke langkah yang lebih baik. Mereka sudah sadar bahwa untuk menjadi kaya dan sukses secara finansial, mereka harus membangun aset. Masalahnya adalah, kebanyakan dari mereka ini tiba-tiba terlihat “perfeksionis dan profesional”.
Saat mereka mulai berencana membangun aset, mereka sibuk menghitung-hitung dan menganalisis sebuah bisnis layaknya pakar ekonomi. Pertimbangannya terlalu banyak dan rumit. Akhirnya mereka nggak jalan-jalan karena menunggu tiga hal muncul secara bersamaan. Satu : menemukan orang yang tepat, dua : menemukan peluang yang tepat dan tiga : mempunyai uang yang banyak.
Padahal dalam bisnis dan investasi, hampir-hampir mustahil untuk mengharapkan hal itu datang secara bersamaan. Anda ingin tahu detailnya? Silahkan baca artikel saya mengenai si perfeksionis.
6. Maju Terus Pantang Mundur, Hajar dan Tabrak Semua Bleh
Kalau yang satu ini, kebalikan yang nomor 5. Karena saking pedenya setelah tahu bahwa cara untuk menjadi kaya adalah membangun aset, mereka langsung main hajar ba bi bu tanpa lihat kanan kiri. Alasannya klasik, jangan terlalu kebanyakan mikir. Memang benar mengambil tindakan adalah bagian terpenting dalam memulai membangun sebuah aset.
Tapi tidak mempersiapkan diri untuk belajar dasar-dasar dalam membangun aset bisa berakibat fatal. Contohnya jika aset yang anda bangun adalah sebuah bisnis konvensional, anda perlu membuat apa yang disebut bisnis plan. Jika anda tidak membuatnya, tunggu saja kapan saatnya bisnis yang sedang anda bangun rontok. Saya pernah mengalaminya!
Silahkan anda membaca artikel saya tentang pentingnya rencana bisnis. Eniwei, saya pernah mendapat komentar bahwa terlalu lama membuat perencanaan bisnis bisa membuat kita kehilangan momentum. Itu memang benar.
Tapi dengan anda mempelajari dasar-dasar kepemilikan sebuah bisnis dan menuangkannya ke dalam bisnis plan, insya Allah anda akan mempunyai keahlian kapan saat anda harus “GO” dalam bisnis tanpa harus kehilangan momentum. Walaupun kelihatannya anda terlalu lama dalam membuat sebuah perencanaan bisnis (padahal TIDAK sama sekali). Percayalah!
7. Terakhir, Sifat Pemalas, Mengosongkan Otak di Akhir Pekan
Maksudnya gimana sih? Kok bisa dikatakan pemalas? Seperti ini, banyak orang yang setelah seminggu full bekerja, akhir pekan digunakan full untuk bermalasan-malasan. Alasannya, itulah gunanya bekerja 6 hari penuh. Satu hari digunakan buat “mengosongkan otak”.
Ini yang paling berat. Anda memang perlu beristirahat di akhir pekan, bersenang-senang dengan keluarga, refreshing, dan lain sebagainya. Tapi bukan berarti anda sama sekali tidak meluangkan waktu untuk mulai belajar bagaimana caranya membangun aset. Tidak harus sehari penuh. Sesenggangnya saja, yang penting konsisten.
Masih banyak penyebab-penyebab lain yang bisa membuat seseorang tidak bisa sukses secara finansial. Diantaranya anda bisa baca artikel saya tentang penyebab kegagalan bisnis baru.
Tapi paling tidak, ketujuh hal diatas bisa anda jadikan acuan mengapa banyak orang yang tahu bahwa untuk menjadi kaya dan sukses secara finansial adalah dengan membangun sebuah aset, tetapi tetap saja tidak banyak orang yang bisa menjadi menjalankannya.
Eniwei, menurut saya orang yang kaya adalah orang yang selalu merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang Allah SWT telah berikan. Jadi, apapun hasilnya dari apa yang sudah anda usahakan dan anda kerjakan dalam proses membangun sebuat aset, percayalah bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan kepada anda. Tidak peduli apakah banyak ataukah sedikit rizki yang anda peroleh. Setuju?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Posting Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih diberi kesempatan untu...
-
PROPOSAL KEGIATAN PAGELARAN SENI TARI SMAN 11 KAB. TANGERANG I. Latar Belakang Seni merupakan suatu yang tidak da...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar