Dikelas yang ramai dan sangat terasa banget suasana mas disini, tiba-tiba suara ketukan pintu berbunyi “tok…tok...” masuklah 2 orang laki-laki dan perempuan yang berpakaian semua putih dan rapi, kedua orang itu terus berjalan, didepan kami orang itu memberi salam “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” ….Walaikum salam Wr. Wb” Jawab anak-anak yang ada di ruangan itu dengan suara serentak.
Lalu kedua orang tua itu memperkenalkan diriyna dan untuk apa mereka masuk ke kelas ini.
“ ya adik-adik sebelumnya maaf kalau kakak menggantu, kami disini akan memperkenalkan dan mempromosikan eskul kami yaitu PMR….. “ mereka berdua menjelaskan.
Ketika kedua orang itu keluar kelas, banyak anak-anak dikelas itu yang mendaftar di eskul termasuk cewek manis bernama Via.
Beberapa hari setelah MOS selesai, eskul pun mulai aktif.
”PMR JAYA.....PMR Yes” begitulah tiap kami yang mereka ucapkan saat pertemuan. Waktu terus berputar, satu, dua, tiga minggu sudah Via masuk eskul itu.
”Panas, capek banget, aus banget ne....” itulah yang Via dan temannya ucapkan, ketika mereka mengikuti kegiatan demi kegiatan.
Pada saat mereka mengikuti kegiatan heaking pertamanya itu, mereka dibagi beberapa kelompok. Ternyata Cia ditunjuk satu kelompok bersama cowo yang bernama Rudi.
”Duch…. S satu kelompok sama cowok bernama Rudi, dia kan anaknya ga tegas” keluh Via dalam hati.
Dibawah terik panasnya mentari siang Via terus dan terus keliling untuk menjadi pos-pos tepat tepat didepannya terdapat pos pertama yang harus mereka datangi.
”Woy temen-temen duch abis dech kita ini itu pos pertama dan senior-seniornya aja banyak banget, takut we ne” kata Rudi.
Via, Rudi dan kelompoknya pun terus berjalan menuju pos itu berkali-kali dan bermacam-macam mereka ditanya ini itu. Belum lagi diomel-omelin karena jawabannya belum tepat, Via dan kelompoknya cuma bisa diam dan nunduk kepala saja. Udah gitu ada satu senior yang super menyebalkan banget malah jutek dan tanya-tanya terus lagi.
Lalau mereka pun terus melangkahkan kakinya ke Pos-Pos selanjutnya.
”Alhamdulillah....selesai juga” itu yang diucapkan kelompok Via setelah selesai menyelesaikan semua itu.
”Via....w sama yang laen mau ke wc dulu yach” kata temen-temen via dengan wajah yang menggambarkan lelah dan kesal karena tadi habis cape-capean dan habis dimarah-marahin pula
”oh...ydh w g ikut ah” jawab Via dengan wajah yang sama dengan teman-temannya.
Lalu Via duduk sendirian didepan kelasnya sambil menunggu teman-temannya.
”Mungkinkah masih ada waktu yang tersisa untuk ku.....” mungkinkah masih ada cinta dihatimu...” usara lagu yang sedang didengarkan Via dihandponenya itu.
”Tek....Tek....” terdengar suara sepatu mendekati Via.
Tak lama kemudian ada seorang laki-laki mendekati Via dan duduk disamping Via.
”ini kah senior tadi yang tanya-tanya terus dikelompok w dan ini kah kaka yang dulu masuk ke kelas w waktu w MOS itu” kata Via dalam hati.
”Hai De... ini Via yang kaka tanya di pos pertama kan” pertanyaan yang dikeluarkan cowok jutek itu.
Mereka pun terus mengobrol sampai teman-teman Va kembali dan dari situlah awal mereka dekat dan setiap mereka bertemu mereka pun selalu saling menyapa. Hingga suatu hari cowo yang suiper cuek dan jutek itu meminta nomor HP Via dan Cowok yang biasa dipanggil ka Dimas itu pun mulai sering menghubungi Via. Mereka semakin akrab dan akrab. Hingga waktu pun tiba dimana Dimas mulai mengungkapkan cintanya kepada Via.
”Via, kakak mau bilang sesuai sama kamu, semenjak kakak deket sama kamu kakak selalu merasa senang dan menurut Kakak Via itu berbeda dengan cewe-cewe lain” kata Dimas dengan wajah malu-malu.
”Ach....kakak bisa aja ne mongnya” jawab Via sambil mengalihkan pembicaraan.
”Ngga Via....Kaka serius, terus Vi mau ga jadi pacar Kakak? Tanya Dimas Via pun terdiam dan terus berfikir Dimas pun terdiam juga terbayang Via akan menolaknya.
”Maaf Ka Via ga bisa terima kakak sebagai cowo Via tapi Via pengen Kaka sebagai Kakak via aza” jawab Via dengan nada lembut, Dimas pun diam dan terus diam. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir cowok yang terkenal jutek itu.
Setelah beberapa menit Dimas terdiam akhirnya Dimas pun berkata.
“ya ga apa-apa kaka mengerti kok mungkin ini terlalu cepat, kakak mau kok terima kamu sebagai adik kaka dan maafin kakak yach!” kata yang keluar dari cowo itu. “ ya, ka makasih dah ngertiin aku, maafin Vi juga yach!” jawab Via. “Ya udah kita lupain aja vi” jawab dimas yang coba menyejukkan keadaan lagi. Tapi dimas pun berharap semoga dengan mereka menjalani hubungan adik kaka dimas bisa lebih mengerti perasaan Via.
Waktu demi waktu terus lerlalu hubungan adik kaka dimas dan via pun semakin baik, dimas di eskul itu lambat laun membawa via gerbang kesuksesan, semakin lama dimas menjadi kaka via semakin besar juga rasa sayang dimas kepada via sampai-sampai dimas ga mau via dimiliki orang lain.
“Dring....Dring...” terdengar suara handphone via berbunyi, via pun berjalan mendekati suara itu.
”ya, hallo...Assalamualaikum, maaf ini siapa yach?” tanya via dengan suara lembut.
”Walaikum salam ...sebelumnya maaf ya kalau aku ganggu ne aku temannya rudi.....” jawab si penelepon itu.
Dan cowo itu pun sering menelepon dan SMS via dan via pun merespon dengan baik karena via dan cowo itu sudah lumayan kenal banget.
Cowo yang bernama bagas itu adalah cowo yang baik itu yang dibilang via.
Setelah lama via dan bagas pedekate, bagas pun mengungkapkan isi hatinya dan akhirnya via pun menerima bagas. Keesokan harinya via menceritakan hal itu kepada ka dimas tapi apa yang terjadi dimas awalnya tidak terima cia dimiliki orang lain, tapi setelah via menceritakan dan menjelaskan semuanya akhirnya dimas pun mengerti dan dimas pun memerima kenyataan walaupun harinya dimas takut kehilangan via, dimas takut kalau via punya pacar dan akan melupakan ia. Waktu pun terus berjalan via banyak menghabiskan waktunya dengan dimas karena mereka satu eskul sedangkan cowonya mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sehingga via pun sempat mempunyai perasaan lebih kepada dimas, tapi via sadar kalau via itu milik bagas. Tapi bagaimana pun via dan dimas harus sadar kalau mereka itu hanya sekedar adik atau kaka.
Akhirnya pada saat itu pun mengambil keputusan untuk memutuskan hubungannya dengan bagas & menjalani hubungan persahabatan dengan bagas.
Lalu dimas pun memberanikan diri lagi untuk mengatakan cintanya, tapi via berkata ”aku ga bisa ka terima kaka sebagai pacarku kareka aku sudah merasa nyaman banget menjadi adiknya kaka” jawab via dengan tegas.
Via menolak karena via sudah tau kalau sikap dimas itu sebenarnya yang membuat via dari dulu sampai sekarang tidak bisa menerima dimas lebih dari kaka.
Akhirnya dimas pun melanjutkan hubungannya hanya sebagai adik kaka dengan via. Tapi kenyataan berkata lain setelah dimas tau kalau via bersahabat dengan mantannya itu dimas pun marah dan ga bisa menerima kenyataan itu dan dimas pun menjauhi via karena dia ga mau lihat via dekat dengan cowo lain. Dan dimas meminta meminta via memilih kakak atau sahabatnya itu. Tapi apa jawaban via dia lebih memilig mantannya itu karena masih menyayangi mantannya dan menurut via bagas lebih baik dari dimas. Dan dimas pun sedikit demi sedikit pergi dari hidup via dan akhirnya via kembali lagi bersama bagas, via pun belajar melupakan dimas dan belajar mencintai batas sepenuh hati walaupun berat untuk via melupakan kebaikan dimas tapi akhirnya dimas menemukan seseorang yang bisa menemani kehidupannya begitupun dengan via dan batas merekapun terus menerus menjalani kisah cintanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Posting Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih diberi kesempatan untu...
-
PROPOSAL KEGIATAN PAGELARAN SENI TARI SMAN 11 KAB. TANGERANG I. Latar Belakang Seni merupakan suatu yang tidak da...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar