Embun pagi dan kokok ayam, bunyi suara orang senam dan pegunungan berkabut. Dingin sekali pagi ini, kalau siang biasanya akan diramaikan dengan suara-suara knalpot xdan orang-orang mencari kehidupan.
Sepi sebentar, lampu-lampu sebagian rumah masih nyala. Tadi malam seorang sahabat kutelpon, kuceritakan keluh kesahku. Ia adalah sahabat karibku. Kami pernah hampir mati berdua.
Seorang perempuan berambut panjang dengan pakaian sederhana tapi bersih, bersepeda melintasi jalanan batu kompleks perumahan ini.
“Dan, aku tidak kuat menghadapi ini semua” keluhku pada Bardan sahabatku, lewat telpon.
“Apa ? apa masalah yang membuat kau tak sanggup itu ?”
Sebentar kubakar rokok, asap berkepulan dan diam lagi.
Perbukitan hijau kelihatan sangat indah dipagi yang dingin ini. Langit kelabu entah akan hujan entah tidak.
Ultraviolet mulai muncul, menyengat lembut permukaan kulit, seperti tadi orang-orang masih tetap berlalu lalang baik dengan kaki atau sepeda.
Aku bertanya lagi padanya :
“Bagaimana Dan ? kau punya jalan keluarnya ?”
“Hadapi saja, kuatkan dirimu, jangan mudah goyah dihantam cobaan seberat apapun, kau bukan manusia lemah ! Udah dulu ya baterai HP ku habis nih”.
Daniel termangu menggenggam telepon seluler, ia hanya bisa melihat menerawang memandangi tanah lapang dan orang-orang yang lalu lalang. Bardan mengakhiri pembicaraan.
***
Gadis itu dengan kelembutannya datang bak bunga mawar yang dikemas dalam sutra pembungkus untuk persembahan bagi yang terkasih. Sore… ia duduk (perempuan itu) disebelah Daniel denngan bibir tipis terkatup. Daniel hanya bisa memandangi dengan perasaan kagum, keindahan ciptaan yang kuasa ini.
“Uda kenapa ?” Tanya perempuan bernama Emi itu tiba-tiba, mengejutkan jantung Daniel yang sudah deg-degan.
“Tttidak Emi aku hanya ingin menatap dirimu yang begitu indah ini. Bolehkah aku ?”
Wajah siperempuan jadi kemerah-merahan dibuatnya. Daniel hanya bisa menundukkan kepala. Mereka makan dua mangkuk mie, baru kali ini Daniel bisa makan lagi, biasanya ia tidak pernah menyentuh makanan apapun selama seminggu ini.
Mereka duduk berdua kembali diatas sofa hijau, kembali dua mata itu beradu, menyimpan sejuta rasa.
“Uda suka baca Teologi Pembebasan ?”. Tanya Emi memecah kebekuan.
“Suka sekali, uda punya, sebentar kuambil dulu ya”.
Daniel berlari kearah kamar membongkar tas ranselnya dan mendapatkan buku itu ditangannya. Diserahkannya buku itu pada Emi, yang menerima dengan senang dan senyum malu.
“Ambil sajalah buku itu, itu hadiah untukmu dari aku. Buku ini akan menjelaskan bahwa Agama bukanlah untuk menindas tapi agama pada kodratnya adalah pembebasan umat manusia dari ketertindasan”.
Tak terkira senangnya hati Emi dan ia hanya bisa bilang :
“Terimakasih Uda….”
***
Is this the real life
Is Just a fantasy
Caught in a lanslide
No escape from reality
Open your eyes
Look up to skies and see
I’m just the poor boy
I need no place
Because I’m easy come easy go
Little high little low
Anywhere the wind blows
Does not really matter to me…
Luka dibagian pinggan kemarin, terkena knalpot, masih sakit terasa perih, serasa tersayat jutaan silet. Ia hanya ingat malam itu ia duduk dibelakang motor dan semua gelap….dan pinggangnya dipanggang knalpot panas, kartu-kartu dan surat berharga hilang.
Tapi baginya itu semua belum apa-apa dibanding kawan-kawannya yang masih mendekam dan disiksa di penjara karena dituduh menghina kepala Negara.
Ia ingin mencinta, merasakan apa itu cinta, ia tidak pernah paham apa itu cinta. Juga ia khawatir kalau mencinta akan mengakibatkan tertinggalnya perjuangan penghabisan ini.
Lirik lagu tadi adalah kisah dirinya, yaitu seorang bohemian yang tidak punya tempat tinggal tetap. Berkelana kemana kaki melangkah.
Ia sebenarnya ingin mencinta tapi bimbang, pengalaman terlalu pahit baginya. Kepalanya mulai pusing, semua fikiran terkumpul jadi satu dibatok kepala yang tidak begitu besar ini.
Ia berjuang untuk rakyat tertindas tapi depresi itu datang mencabik-cabik fisik dan otaknya, ia hanya bisa menatap lurus ke tanaman dan tanah lapang dengan rerumputan hijau itu. Setelah sebelumnya malamnya ia terkapar sendiri.
***
Cinta itu adalah hal termanis, dimana kita serasa berada dihamparan bunga dengan warna berbagai macam ragam, Love is sweetest thing
Ia ingin merasakan cinta dalam kebekuan dirinya ini. Segelas kopi dan sebatang rokok, ia ingat senyum malunya kembali, ia ingin perempuan itu disini bersamanya.
“Semalam aku menangis, tadi pagi aku menagis sesenggukan, air mata itu meleleh, sesak nafas dan aku sulit bicara”. Ia berkata sendiri
“Paling tidak setelah menangis semua beban terasa hilang. Bawa pergi aku dari dunia yang jahat ini !”
***
Hari ini kutemui lagi embun, masih tetap lembap dan dingin. Pagi kelabu agak dingin, didepan mataku terhampar sebuah taman yang jarang kulihat sehingga aku tidak ingat nama tanamannya, palem agak layu satu, bunga merah tapi bukan mawar, bonsai yang ditata memagari tanaman.
Aku hanya bisa termangu diatas kursi plastik memandangi semua itu, sampai seorang laki-laki datang dan menanyakan kesehatanku, ia orang yang bekerja dengan orang tuaku.
“Sedang apa Daniel, pagi-pagi kok bermenung ?”. Namanya Hen, orangnya kecil, lucu tapi hatinya baik.
“Ah, tidak apa-apa da aku Cuma lelah”.
“Tubuhmu kurus sekali sekarang, sakit ?”
“Tidak da Cuma kemaren kebanyakan kerja”. Setelah itu ia pergi menyelesaikan pekerjaannya dan seorang perempuan setengah baya mendekati aku dan menanyakan kabarku dan aku dan dia sama-sama melelehkan air mata, menghayati kehidupan yang perih.
Aku pamit akan berangkat, ia pergi mobil jemputan sudah menungguku. Aku mengucapkan terimakasih pada embun
Aku mengucapkan terimakasih pada perempuan yang memperhatikan diriku, karena selama ini aku selalu merasa layaknya debu, yang tertiup angin dan dilupakan makhluk hidup.
Aku mengucapkan terimakasih pada cinta yang dengan tanpa pamrih mendengarkan keluh kesahku.
Kembali aku pergi lagi, seorang bohemian tidak akan pernah betah ditempat manapun dan aku adalah bohemian itu…..
Selamat tinggal embun kalau ada waktu mudah-mudahan aku masih bisa menemuimu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Posting Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih diberi kesempatan untu...
-
PROPOSAL KEGIATAN PAGELARAN SENI TARI SMAN 11 KAB. TANGERANG I. Latar Belakang Seni merupakan suatu yang tidak da...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar