Jumat, 09 November 2012

CINTA BERSEMI DI SEKOLAH

CINTA BERSEMI DI SEKOLAH
Oleh : Siti Nurhayanah

Ngomongin cinta memang tidak akan pernah ada habisnya. Cuma mungkin ada yang membedakan seberapa besar cinta itu kepada seseorang. Cinta membuat orang-orang lebih nekat dan cinta memang membuat seperti orang gila, tapi sebenarnya itu normal. Sebab jika tidak pernah jatuh cinta berarti orang itu tidak normal. Cinta sudah mengalir di dalam diri kita saat kita terlahir ke dunia ini. Cinta tidak akan bisa dipaksakan dan tidak bisa direkayasa oleh seseorang.

**
Mempunyai sahabat yang benar-benar tulis, ada disaat kita senang dan susah. Rio sudah berteman dengan Feby, sehingga Lia selalu curhat tentang perasaannya kepada Feby.
“Feby aku pengen curhat Ri” kata Lia
“Yaudah curhat aja, emang kamu mau curhat tentang apa??” sahut Feby
“Jangan ketawa yah, aku pengen punya pacar ne?” kata Lia dengan raut wajah yang memerah
“hahahaha... sumpah Loe!!!” sahabat Feby mengejek
“ ihh serius tau, aku pengen punya seorang kekasih” jawab Lia
“Jaudah ne aku kasih nomor cowok yang satu sekolah dengan kita, kamu pasti suka dech” jawab Feby

Keesokan harinya Lia bertemu dengan seseorang yang diperkenalkan oleh sahabatnya itu. Lia pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namanya Fiki Yansyah, seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Dia satu sekolah dengan Lia. Setiap hari dia selalu menghampirinya untuk sekedar curhat atau bercerita. Disetiap Lia sedang seding, Fiki selalu menghiburnya dan menasehatinya. Disaat itu hubungan Lia dan Fiki membuat jantungnya semakin berdegup kencang, membuatnya semakin malu menatap wajah Fiki yang keren itu.
Suatu hati, dia mengirimku SMS, isinya sederhana, hanya menanyakan kabat dan apa yang sedang Lia lakukan sekarang. Segela, Lia langsung membalasnya sesuai dengan apa yang lai lakukan saat ini. “Aku lagi nyantai aja nih, Kalau kamu??” begitulah balasan yang Lia ketik untuk Fiki. Lalu Lia menekan tombol “kirim” di layar handphonenya. Lia pun menunggu balasan darinya dengan penuh harapan agar Fiki segera membahas SMS nya. Setelah beberapa menit, handphonenya Lia berdering, jantungnya bedetak kencang dan membuka pesan masuk tersebut. Ternyata yang SMS bukan Fiki melainkan sahabatnya Lia sendiri Feby, yang isi SMS nya,
“Besok ada tugas Lia?”
“Ada tugas kimia halaman 24 itu” Lia membalasnya
“Oh.... yaudah makasih!!” jawab Feby
Keesokan harinya, Lia pergi untuk berangkat ke sekolah dengan sahabatnya yaitu Feby. Sesampainya di sekolah Lia bertemu dengan pujaan hatinya, tak lain yang tak bukan yaitu Fiki. Jantung Feby langsung berdetak kencang. Kemudian Fiki menyapanya
“selamat pagi Lia” kata Fiki
“Selamat pagi juga Fiki” jawab Lia sambil tersenyum, kemudian Lia berkata kepada Fiki
“Aku duluan yah masuk kelas”
Fiki Cuma tersenyum dan memanggutkan kepalanya tanpa suara.
Kemudian bel sekolah pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Siswa/i dengan tenangnya belajar, hening sepi keadaan di sekolah bagaikan seperti di hutan.
Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi, perut mereka ibarat perang dunia ketiga, mereka berebut makanan dan cepat-cepat mendahulukan mengambil makanan yang ada di kantin tersebut. Dan lia sendiri tidak nafsu untuk pergi ke kantin membeli makanan, lia memilih untuk duduk di kelas saja.
“Lia!!!” terdengar suara dibalik badan Lia. Seperti suara itu tidak jauh dari tempat duduknya, suara itu begitu tidak asing ditelinga. Sepertinya, itu suara Fiki. Lia pun menengok, kebelakang dan berkata.
“Fiki, kamu kok disini””? Lia kaget, ternyata benar memang Fiki lah yang memanggilnya, kata Lia.
“iya kamu disini, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu” tanya Fiki
“yaudah ngomong aja!!” jawab lia dengan raut wajah yang bingung
“Langsung aja yah, aku cinta dan sayang sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?” itu lah yang diungkapkan perasaan Fiki terhadap Lia.
Dan tiba-tiba Lia pun kaget dan terdiam setelah fiki mengungkapkan perasaannya terhadapnya. Beberapa menit kemudian Fiki pun mengkagetkan Lia sehingga Lia terdasar
“kamu kenapa kok diem, gimana mau ga jadi pacarku” kata Fiki
“Iyah, aku mau kok jadi pacar kamu” kata Lia menjawab dengan memerah
Hari demi hari hubungan mereka berjalan baik-baik saja, tanpa ada kata berantem. Fiki sangat baik dan perhatian sama Lia.
Beberapa minggu kemudian, lia berangkat ke sekolah dengan Fiki. Sesampainya di sekolah mereka bercerita banyak hal. Mereka tertawa bersama, bercanda bersama. Hubungan mereka berjalan dengan sempurna. Ternyata inilah yang namanya cinta. Ternyata benar kata orang, cinta memang indah. Lebih indah dari apapun. Lia pun mulai mengerti, cinta adalah hal yang terindah dari yang Tuhan ciptakan untuk semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer