Sabtu, 23 Mei 2015

Karya Ilmiah tentang Pengaruh BJ Habibie Terhadap Perkembangan Teknologi di Dunia

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengaruh BJ Habibie Terhadap Teknologi di Dunia.
Adapun laporan ini dibuat dalam rangka ringkasan materi dan tugas dari guru. Selama penyusunan makalah ini, penulis menemukan berbagai macam hambatan, namun atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu, adapun pihak-pihak tersebut ialah:
  1. Yunus,S.Pd.MT, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kab. Tangerang.
  2. Samsul Falah, S.P, Selaku Wakasek Kurikulum SMK Negeri 2 Kab. Tangerang.
  3. Martalena Kataren, S.Pd, Selaku Ketua Jurusan ADM SMK Negeri 2 Kab. Tangerang.
  4. Kumasrin, S.P, selaku Wakasek Kesiswaan SMK Negeri 2 Kab. Tangerang.
  5. Widaningsih S.Pd, selaku guru bidang B. Indonesia SMK Negeri 2 Kab. Tangerang.
  6. Kedua orang tua dan teman – teman yang telah membantu saya menyelesaikan KTI.
  7. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam segala proses penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dijadikan amal ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, saran kritik yang sifatnya mambangun sangat penulis harapkan, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis.
Tangerang, 22 Februari 2015
Yesi Oktaviani
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
  2. Identifikasi Masalah............................................................................................ 2
  3. Perumusan Masalah........................................................................................... 2
  4. Pembahasan Masalah........................................................................................ 2
  5. Metode Penelitian............................................................................................... 2
  6. Tujuan ............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
  1. Definisi ............................................................................................................... 4
  2. Faktor................................................................................................................. 5
  3. Ciri ..................................................................................................................... 5
  4. Contoh................................................................................................................ 7
  5. Dampak.............................................................................................................. 7
BAB III  KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
  2. Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia generasi tahun 80-an dan 90-an pasti mengenal sosok si ahli pesawat terbang yang satu ini. Dialah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan B. J. Habibie. Pria yang akrab disapa Rudi sewaktu kecil ini lahir di Parepare Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie memiliki perpaduan darah campuran Parepare dan Jawa serta merupakan anak keempat dari delapan bersaudara.
Sejak masa kecilnya, Habibie telah menunjukkan minat dan bakatnya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pelajaran fisika. Habibie muda menuntut ilmu di SMAK Dago Bandung kemudian melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik mesin pada tahun 1954. Kala itu Habibie beserta keluarga tinggal menetap di kawasan Ranggamalela Bandung. Sebelum menyelesaikan kuliahnya di ITB, enam bulan kemudian akhirnya Habibie mengambil keputusan untuk melanjutkan studinya di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman.
Berbekal dukungan semangat dan tunjangan finansial dari ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie akhirnya berhasil menyelesaikan studi di jenjang S1 dan S2 nya di Jerman. Berbeda dengan mahasiswa Indonesia yang mayoritas mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di jenjang S1 dan S2, biaya kuliah Habibie justru ditopang oleh sang ibu dengan mengandalkan usaha catering dan kost yang juga berlokasi di Bandung. Setelah 5 tahun menuntut ilmu di Jerman akhirnya Habibie lulus sebagai diploma teknik Jerman bidang desain dan konstruksi pesawat terbang. Gelar tersebut setara dengan gelar Master (S2) di negara lain. Sampai akhirnya membuat BJ Habibie melalui penemuannya dapat mempengaruhi teknologi di dunia terutama teknologi dirgantara.
Identifikasi Masalah
Melalui latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis mengidentifikasikan masalah terhadap makalah ini diantaranya adalah Apakah pengertian tentang teknologi. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi teknologi setelah adanya BJ Habibie. Apa saja perkembangan teknologi setelah adanya BJ Habibie setelah menempuh pendidikan di Jerman.
 Perumusan Masalah
Melalui identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan masalah melalui pertanyaan:
  1. Apakah pengertian teknologi?
  2. Hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya teknologi?
  3. Apa saja pengaruh BJ Habibie terhadap dunia?
  4. Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap teknologi setelah adanya BJ. Habibie?
  5. Apa saja contoh teknologi yang dihasilkan oleh BJ Habibie?
  6. Apa saja prestasi keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional?
 Batasan Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak meluas, maka penulis batasi masalah yaitu seputar pengaruh BJ Habibie terhadap dunia internasional.
 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam menyusun makalah ini dengan metode pustaka. Metode Pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
  1. Ingin mengetahui tentang pengertian teknologi.
  2. Ingin mengetahui tentang penyebab terjadinya teknologi.
  3. Ingin mengetahui pengaruh BJ Habibie terhadap dunia.
  4. Ingin mengetahui contoh teknologi terbaru yang dihasilkan oleh BJ Habibie.
  5. Ingin mengetahui keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional agar kita sebagai generasi penerus dapat meneladani kerja keras beliau.
 BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Teknologi
Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861). Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology.
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.
Faktor terhadap teknologi setelah adanya BJ. Habibie
Nama besar Bacharuddin Jusuf Habibie di dunia teknologi (khususnya kedirgantaraan) sudah tidak bisa diragukan lagi, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejumlah penghargaan bergengsi internasional pun diraih sosok yang juga berjuluk “manusia multidimensional” ini.
Rekam jejak Habibie di teknologi dirgantara sangat panjang dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar. Tak heran jika sosok yang juga dikenal sebagai “Manusia Multidimensional” ini pernah dianugerahi medali penghargaan Theodore van Karman.
Sebuah anugerah bergengsi di tingkat internasional tempat berkumpulnya pakar-pakar terkemuka konstruksi pesawat terbang. Nama Habibie begitu dikenal di Jerman sebelum kembali ke Indonesia dan mempunyai peran besar dalam membangun Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) pada masa keemasannya.
Di industri dirgantara dunia, Habibie dikenal sebagai Mr Crack karena keahliannya menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.Tak heran di dunia pesawat terbang, beberapa rumusan teori Habibie dikenal dengan sebutan “Habibie Factor”, “Habibie Theorem”, dan “Habibie Method”.
Contoh Teknologi yang dihasilkan
Contoh teknologi terbaru yang dihasilkan oleh BJ Habibie yang terbaru adalah membuat pesawat R80.  R80 Dengan 5 Fakta Keunggulan sebagai berikut:
  1. R80 merupakan pesawat generasi penerus N250. Proyek N-250 sempat dihentikan oleh International Monetary Fund (IMF) karena krisis ekonomi 1998 Setelah dimodifikasi, badannya dibuat lebih besar, maka lahirlah R80. Jika kapasitas N250 hanya 50-60 krusi, R80 memiliki kapasitas yang lebih banyak, yakni 80-90 kursi. Pada 2018 pesawat ini sudah siap diproduksi dan didaftarkan sertifikat layak terbang.
  2. Beberapa keunggulan R80 yakni lebih ekonomis, baik murah dari segi harga, biaya pemeliharaan, juga irit bahan bakar karena merupakan pesawat terbang berbaling-baling (turboprop). Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire. R80 memiliki perbandingan antara angin yang dingin dihasilkan dari udara di body pesawat dengan angin yang dikeluarkan pada engine di belakang pesawat lebih tinggi (Bypass ratio). "Saya menyampaikan bahwa Airbus atau Boeing itu bypass rationya 12, makin tinggi bypass ratio makin sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih cepat, ini (R80) bypass rationya 40, kami perhitungkan pesawat terbang ini sasarannya lebih sedkit 30 persen (penggunaan bahan bakar)," kata Habibie  Baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Didesain untuk rute pendek dengan jarak tempuh kurang dari 600 km dan mampu diakomodasi oleh bandara dengan landasan pendek. Sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Diharapkan R-80 ke depan bisa menghubungkan pulau-pulau terpencil.
  3. R80 dikembangkan sepenuhnya anak-anak bangsa. Desainnya dikerjakan oleh 50 ahli, termasuk para ahli dari PT Dirgantara Indonesia. Komisaris PT RAI Ilham Akbar Habibie mengatakan saat ini pengembangan R80 sudah memasuki fase akhir pengembangan. Untuk produksi tahap awal diperlukan dana USD 400 juta. Pesawat itu rencananya akan diproduksi bersama PT Dirgantara Indonesia, yang saat ini juga tengah mengembangkan pesawat baru N219. Diharapkan kelahiran R80 mampu mengangkat pamor industri dirgantara nusantara, setelah tenggelam hampir 17 tahun lebih.
  4. Pesawat R80 akan terbang perdana menjajal bandara baru di Majalengka pada 2018, tepatnya bulan Agustus. Kemungkinan besar di Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Kata Habibie, keputusan memilih lokasi penerbangan perdana pesawat itu di Majalengka dilakukan setelah mendengar pemerintah Jawa Barat yang sedang menyiapkan bandara baru di sana.
  5. Tiga maskapai telah menandatangani LoI (Letter of Intent) pembelian pesawat R80. "Dari 7 maskapai yang menyatakan minat, sudah 3 yang menandatangani Letter of Intent, bahwa mereka akan membeli pesawat sebanyak 145 unit," kata Ilham Habibie, Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI). Dua dari tiga maskapai yang sudah menandatangani Lol adalah Nam Air (Grup Sriwijaya) dan Kalstar Aviation.
  6. Ilham, yang juga anak dari BJ Habibie, meyakini, nanti akan ada lebih banyak lagi pesanan dari maskapai lain. Sebab kebutuhan pesawat sejenis R80 akan terus meningkat, menyusul gencarnya pembangunan bandara di daerah-daerah.
Pengaruh BJ. Habibie Terhadap Dunia
Ingin tahu kenapa dunia begitu menghargai Habibie? Dan rakyat Indonesia bersabar menahan kerinduannya? Yang bahkan ketika ada seorang anak bangsa bekerja di luar negeri dan mengaku sebagai murid Habibie, orang bule pun segera segan kepadanya? Kurang lebih seperti inilah dunia melihatnya.
Kulit luarnya bisa saja terlihat halus mulus tanpa cacat. Tapi siapa tahu, sisi dalamnya keropos. Ketidakpastian inilah yang dihadapi industri pesawat terbang sampai 40 tahun lalu. Pemakai dan produsen sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini.
Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (krack).
Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.
Pada saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba menawarkan solusi. Usianya baru 32 tahun. Postur tubuhnya kecil namun pembawaannya sangat enerjik. Dialah Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, laki-laki kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.
Habibie-lah yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik krack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan krack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. krack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.
Sebelum titik krack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik krack bisa dihitung maka derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.
Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.
Faktor Habibie ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique menjadi turun.
Riwayat keilmuan Habibie dimulai ketika ia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk belajar di Technische Hochschule Die Facultaet Fue Maschinenwesen, Aachen, Jerman, pada 1956. Selama setahun sebelumnya, Habibie tercatat sebagai mahasiswa ITB. Setelah mengantongi gelar diploma ingenieur jurusan konstruksi pesawat terbang, tahun 1960, sambil melanjutkan kuliahnya, ia menjadi asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan di kampusnya.
Otak Habibie makin kelihatan encer kala gelar doctor ingenieur-nya disabet dengan predikat suma cum laude pada 1965. Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. Luar biasa, hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh Habibie.
Ia meraih kepercayaan lebih bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).
Habibie hanya sampai tahun 1969 saja di HFB, karena dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg. Di tempat yang baru ini, karier Habibie meroket. Jabatan Vice President/Direktur Teknologi MBB disabetnya tahun 1974. Hanya Habibie-lah, orang diluar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.
Di tempat ini pula Habibie menyusun rumusan asli di bidang termodinamika, konstruksi ringan, aerodinamika dan krack progression. Dalam literatur ilmu penerbangan, temuan-temuan Habibie ini lantas dikenal dengan nama Teori Habibie, Faktor Habibie dan Metode Habibie. Paten dari semua temuan itu telah diakui dan dipakai oleh dunia penerbangan internasional.
Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB. Sehingga Habibie berhak atas royalti dari teknologi yang dipakai dalam kendaraan udara berbadan lebar itu. Selain dari Airbus, Habibie juga mendapat royalti dari produsen-produsen roket di banyak negara, yang banyak menggunakan teknologi konstruksi ringannya.
Tahun 1978, Habibie dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Presiden Soeharto dan sejak itu kemudian berkiprah dalam upaya pengembangan teknologi kedirgantaraan di Indonesia, Hasilnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250.
Prestasi keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional. Ia menjadi anggota kehormatan berbagai lembaga di bidang dirgantara. Antara lain di :
Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman,
  1. The Royal Aeronautical Society London (Inggris),
  2. The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia),
  3. The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan
  4. The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Sedangkan dalam bentuk penghargaan, Habibie menerima Von Karman Award (1992) yang di bidang kedirgantaraan boleh dibilang gengsinya hampir setara dengan Hadiah Nobel. Dan dua tahun kemudian menerima penghargaan yang tak kalah bergengsi, yakni Edward Warner Award.
Beberapa karya beliau yang belum dikenal luas oleh masyarakat diantaranya adalah:
  1. J Habibie, adalah pemegang 46 paten dunia di bidang teknologi penerbangan. Untuk saat ini belum ada yang bisa menyamai.
  2. Habibie adalah penemu krack Progression, yakni solusi untuk rambatan kerusakan konstruksi pada badan pesawat karena fatigue.
  3. Habibie adalah penemu Habibie Factor, penjelasan sederhananya adalah penurunan bobot pesawat hingga 25% dari bobot sebelumnya.
  4. Gelar Doctor Ingenieur Habibie didapat di Jerman pada 1965 dengan nilai sempurna (1,0), suma cum laude.
  5. Oleh Hamburger Flugzeugbau, Habibie dipercaya pecahkan problem akut kestabilan pesawat Fokker 28. Hanya 6 bulan, terpecahkan.
  6. Dornier DO-31, rancangan Habibie ke-1, pesawat transportasi pertama yang dapat take-off/landing vertikal.
  7. Rancangan pesawat Habibie pada DO31 kemudian dibeli oleh NASA. Ada sentuhan Habibie di NASA.
  8. Pada 1974, Habibie menjabat sebagai Vice President MBB, industri pesawat terbesar Jerman, orang non Jerman pertama yang menduduki posisi itu.
  9. Pesawat kreasi anak-anak bangsa yang dipimpin Habibie. N250, pesawat penumpang baling-baling tercanggih di jamannya.
  10. N250 adalah pesawat (baling-baling) penumpang pertama dengan teknologi 3 axis dan kontrol digital fly-by-wire.
  11. Apabila tak ada krisis moneter, pesawat N250 produksi RI akan mendominasi dunia penerbangan kategori turboprop, bukan ATR (Prancis).
  12. Pada 1992, Habibie dianugerahi Award von Karman, setingkat Nobel di dunia penerbangan.
  13. Rancangan pesawat Habibie selain N250 dan DO31 adalah Fokker F28, C-130, HansaJet 320, Airbus A300, CN235, Helikopter BO105.
  14. Habibie pernah rencana buat satelit luar angkasa. RI luncurkan satelit pada 17 Agustus 1976, negara ke-3 yang punya satelit, setelah AS & Kanada.
  15. Peluncuran Satelit Palapa pada 1976, juga membanggakan bagi banyak negara Asia. Peluncuran itu bahkan disampaikan di sekolah-sekolah di Asia Tenggara.
 Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
 VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
  1. Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
  2. Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
  3. Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
  4. CN – 235
  5. N-250
  6. dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
  7. Helikopter BO-105.
  8. Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
  9. Beberapa proyek rudal dan satelit.
 BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
  1. Habibie banyak memberikan sumbangan dalam bentuk penelitian atau teori. Teori-teorinya terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang thermodinamika, aerodinamika, dan konstruksi pesawat terbang.
  2. Rumusan Habibie yang terkenal di dunia dalam bidang pesawat terbang dikenal dengan nama rumus Habibie. Rumus Habibie ini terdiri atas tiga macam rumus, yakni Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie Method. Ketiga rumusan Habibie tersebut digunakan sampai sekarang dalam dunia pesawat terbang. Sungguh Habibie merupakan sosok yang membanggakan.
Saran
Saran dari penulis adalah kita sebagai pemuda/pemudi haruslah bisa mencontoh kepada BJ. Habibie, yang mana Beliau bisa sebagai contoh dari seorang pemuda Indonesia yang sukses, baik dalam ilmu penerbangan dan juga dalam kepemimpinan di Negara Indonesia ini.
 DAFTAR PUSTAKA 
  1. http://www.dream.co.id/news/mengupas-kehebatan-r80-pesawat-anyar-besutan-habibie-140912w/sudah-laris-di-pasaraneyh.html
  2. http://munsypedia.blogspot.com/2014/01/15-fakta-unik-b-j-habibie-yang-tidak.html#ixzz3SRslMaOm
  3. http://aku-cinta-fisika.blogspot.com/2013/05/perjalanan-hidup-dan-profil-b-j-habibie.html
  4. http://alfinlatife.blogspot.com/2014/01/bj-habibie-bapak-teknologi-indonesia.html

1 komentar:

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer