KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia dan hidayah-Nya sehingga makalah yang kami buat ini dapat di selesaikan dengan baik. Yakni mengenai materi yang telah kami dapatkan dalam tugas kelompok kami adalah “Bab 8 Model Pembelajaran IPS”.
Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen “Dasar - Dasar IPS” Azhari Basid, MD yang telah banyak memberikan berbagai macam bimbingan Sehingga kami telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang sudah memberikan masukan dan semangat sehingga makalah ini telah selesai.
Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam mempelajari pokok pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian, Diharapkan agar kita memahami semua materi dengan baik dalam waktu relatif singkat. Meskipun masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, namun kami berharap, makalah ini dapat mempermudah proses pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada pengetahuan yang telah didapat selama proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Pendahuluan
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran IPS
2.2 Model-Model Pembelajaran IPS
2.3 Implementasi Model-Model Pembelajaran IPS
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjaklin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang – ulang tanpa pemahaman mengenai seba akibat yang hakiki dan universal.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yanhg menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis. Dari kedua pengertian tersebut jelas bahwa pengetahuan bukanlah ilmu, akan tetapi . pengetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu. Beberapa pengertian menurut para ahli (HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012)
Menurut Ace Binning & DH Binning, Studi Sosial / IPS ialah mata pelajaran yang menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Paul Maltras, Studi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Menurut William B. Ragam, Studi Sosial ialah mata pelajaran yang memberi informasi yang luas pengembangan keterampilan sosial dan penyempurnaan tingkah laku kemasyarakatan. Bahan-bahan studi sosial diambil dari lingkungan sosial.
Jauroh, Studi sosial adalah mempelajari manusia dengan hubungan satu sama lain. Hubungan manusia sama masyarakat dan manusia dengan lingkungan fisiknya.
Dari berbagai pendapat tadi ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Salah satu komponen kurikulum yang lebih banyak mendapatkan perhatian dan pengujian adalah metode pembelajaran. Sebagai dampaknya, banyak para ahli pendidikan yang mendefisinikan metodenya sebagai dari proses pendidikan yang paling penting. Salah satu metode untuk mengatasi kebosanan siswa belajar di kelas karena pengajaran terlalu didominasi oleh pendekatan ekspositori (ceramah) yang berpusat pada guru adalah metode inkuiri. Tujuan inkuirisosial menurut Bank (1990), adalah untuk membangun teori. Tujuan social inkuiri pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah social sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tujuan utama inkuiri social adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusan-keputusannya.
Pada dasarnya pemahaman akan Model-Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan yaitu meliputi Hakikat dan perencanaan model pembelajaran konsep dasar Ips, Model-model pembelajaran konsep dasar Ips, Implementasi model-model pembelajaran konsep dasar Ips, dan Model desain pembelajaran pengambilan keputusan.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagain berikut yaitu :
- Apa hakikat dan peranan model pembelajaran IPS ?
- Sebutkan model-model pembelajaran IPS ?
- Bagaimana cara mengimplementasikan model-model pembelajaran IPS ?
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk memenuhi tugas kelompok
- Menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca maupun pendengar.
BAB II
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran IPS ialah sebagai desain pembelajaran inkuiri (inquiry approach). Yaitu sebagai sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti dan mempertanyakan, istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan atau “discovery” (Hagen, 1969)
Welton dan Mallan (1988) membandingkan istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem solving) dan bahkan dengan hapalan/memori sebagai suatu perilaku dan proses. Dalam konteks ini, masalah atau untuk memproses informasi.
Beyer (1971) menyatakan bahwa “inquiry is one way of knowing” –suatu cara untuk mengetahui lebih lanjut, apabila orang terkait dalam proses investigasi, berusaha menjawab pertanyaan, dan berusaha memecahkan masalah secara berkelanjutan, maka orang-orang ini telah melakukan proses inkuiri.
Jhon Dewey (1859-1952) menyatakan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pengajaran telah menjadi obsesi. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar-mengajar dipersekolahan.
Menurut para ahli, pendekatan inkuiri merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas. Pendekatan ini cukup ampuh karena proses belajar lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction) daripada kepada guru (teacher-centred instruction).
Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik haruslah memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang dikuasainya. Lebih jauh, Wesley menyatakan bahwa metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa.
Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun tujuan utama inkuiri sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memamhami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-sosial.
Langkah-langkah model pembelajaran ingkuiri untuk kelas IPS yang dikemukakanBanks adalah sebagai berikut :
- Pertama, Perumusan masalah (Problem Formulation).
- Kedua,Perumusan Hipotesa (Formulation of Hypotheses)
- Ketiga, Definisi Istilah: Konseptualisasi.
- Keempat, Pengumpulan data (Collection of Data)
- Kelima, Pengujian dan Analisi Data (Evaluation and Analysis of Data).
- Keenam, Menguji hipotesis untuk memperoleh generalisasi dan teori
- Ketujuh, Memulai inkuiri lagi.
Model-Model Pembelajaran IPS
Model atau desain Pembelajaran Keterampi lan berpikir (thinking skills) ada 2 model, yaitu:
Critical thinking skills atau ketera mpilan berpikir kritis
Menurut Johnson (1991), merumuskan istilah berpikir kritis (critical thinking) secara etimologi menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dari “krenein” yang berarti menaksir nilai sesuatu. Ia menjelaskan bahwa kritik adalah perbuatan seorang yang mempertimbangkan, menghargai dan menaksir nilai sesuatu hal. Tugas seorang berpikir kritis sdalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap sesuatu hasil. The Group of Five (Etnis 1989; Lip man 1988; Siegel 1988; Paul 1989; McPeck 1981), menyimpulkan bahwa ada tiga persetujuan subtansi dari kemampuan berpikir kritik Yaitu berpikir kritis memerlukan sejumlah kemampuan kognitif, berpikir kritis memerlukan sejumlah informasi dan pengetahuan, berpikir kritis mencakup dimensi afektif yang semuanya menjelaskan dan menekankan secara berbeda-beda. Sedangkan berpikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktek dari suatu pemikiran dan nilai tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman (1988), layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh criteria yang dapat dipertanggungjawabkan
Creative thinking atau ketrampilan berpikirkreatif.
Menurut Savage And Amstrong (1996), syarat untuk memasuki sikap berpikir kritis adalah sikap siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru; siswa membuat pertimbangan dan penilaian atau taksiran berdasarkan kreteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Preston Dan Herman (1974), inkuiri dan ketrampilan berpikir kritis tumbuh subur di kelas III. Menurut (Wiken, 1995; Beyer, 1985; Fraenkel, 1980), Pengajaran berpikir kritis meliputi pendekatan, strategi, perencanaan, dan sikap siswa dalam berpikir kritis. Model Ini pernah dijelaskan oleh beliau pada studi sosial di Amerika Serikat.
Keterampilan berpikir kritis menurut Beyer ada 10, yaitu :
- Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat.
- Menentukan reliabilitas sumber.
- Menentukan akurasi fakta dari suatu pertanyaan.
- Membedakan informasi.
- Mendeteksi penyimpangan.
- Mengindentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
- Mengindentifikasi tuntutan dan argumentasi yang tidak jelas.
- Mengakui perbuatan yang keliru dan konsisten.
- Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggung jawabkan.
- Menentukan Kekuatan argument.
Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang cukup efektif untuk Proses Belajar Mengajar (PBM), ialah Strategi innduktif yang bersifat direktif. Adapun langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru adalah :
- Memperkenalkan ketrampilan ,dan kemudian siswa
- Mencobakan ketrampilan sebaik mungkin,
- Menggambarkan serta mengartikulasi apa yang terjadi dalam pikiran ketika menerapkan ketrampilan tersebut.
- Menerapkan pengetahuan tentang ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan akhirnya;
- Meninjau lagi apa yang terpikir ketika ketrampilan itu diterapkan.
Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang ke-2 adalah strategi direktif yang artinya memberikan kesempatan pada siswa untuk menguasai dan memahami betul komponen ketrampilan tersebut sejak permulaan. Strategi ini digunakan bila ketrampilan siswa agak kompleks. Dalam strategi ini memerlukan bimbingan khusus.
Beyer merumuskan ada 5 langkah dalam penerapan strategi direktif, yaitu :
- Memperkenalkan ketrampilan berpikir kritis.
- Menjelaskan prosedur dan aturan ketrampilan.
- Menunjkan bagaimana ketrampilan itu digunakan di kemudian hari.
- Menerapkan ketrampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang jelas.
- Menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika ketrampilan itu diterapkan.
Implementasi Model-Model Pembelajaran IPS
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah sosial sangat diperlukan karena pada hakekatnya siswa hidup ditengah lingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih munculnya masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mendewasakan siswa, maka salah satu
indikator dewasa adalah kemampuan akan kemandirian sebagai warga masyarakat.
Model pembelajaran “problem solving” pemecahan masalah merupakan alternative model pembeljaran dalam IPS.
Model pembelajaran “problem solving”.
Ada 4 tahapan proses pemecahan masalah menurut Savage dan Armstrong, yaitu :
- Mengenal adanya masalah.
- Mempertimbangkan pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya.
- Memilih dan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut.
- Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut wilkins (1990), menguraikan 6 langkah model pembelajaran “problem solving”, yaitu :
- Mengklarifikasikan dan mendefinisikan masalah.
- Mencari alternatif solusi.
- Menguji alternatif solusi.
- Memilih solusi.
- Bertindak sesuai dengan pilihan solusi.
- Tindak lanjut (follow-up).
- Model “problem solving” inkuiri atau model pembelajaran penemuan.
Secara umum batasan yang tegas antara tiga pendekatan/ model pembelajaran tersebut belum ada kesepakatan. Persamaan dari ketiga model pembelajaran tersebut adalah semua mensyaratkan adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar melalui proses penelitian, yaitu meneliti hubungan antar sejumlah data/ informasi untuk tercapainya suatu solusi.
Untuk mengatasi kerancuan, Welton and mallan (1988) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran “problem solving” agak berbeda bila diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Secara umum, istilah “inquiry” berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab suatu masalah. Rogers (1969), misalnya menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
- Ada dua fokus model desain pembelajaran untuk keterampilan berpikir ialah keterampilan berpikir kritis (critical thinking) dan keterampilan berpikir kreatif (Creative thinking skill).
- Pembelajaran problem solving merupakan alternatif model yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPS. Pembelajaran ini secara khusus memfokuskan pada pelatihan kemampuan dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah sosial sangat diperlukan karena pada hakikatnya siswa hidup di tengah lingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih munculnya masalah.
- Makna konsep “Pengambilan Keputusan” (decision-making) berkaitan dengan kemampuan berpikir tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang fakta dan bukti yang ada, mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat.
- Ada perbedaan antara model pembelajaran ingkuiri dan model pembelajaran pemngambilan keputusan. Banks (1990) menyatakan bahwa tujuan dasar dari inkuiri sosial adalah sosial adalah untuk menghasilkan pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, generalisasi dan teori. Tujuannya untuk mengakumulasikan pengetahuan sebanyak mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Joni T. Raba (1996). Cara Belajar Siswa aktif Implementasinya terhadap Pengajaran. Jakarta.
Pengertian dan Tujuan IPS / Studi Sosial, HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012
Khoirul Ulum, hakekat dan tujuan IPS, 2012
(http://griyasavingnet.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-ips.html)
Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengathuan Sosial. Jakarta.
Mr. achmad 234 din, PGMI ONE MODE A1, april 2012
http://andreuvaya.blogspot.com/2012/10/konsep-dasar-ips.html
http://id.scribd.com/doc/174732117/Hakikat-Dan-Peranan-Model-Pembelajaran-Konsep-Dasar-Ips#scribd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar