Selasa, 12 Mei 2015

Roro Jonggrang

Dikisahkan, tersebutlah seorang pangeran bernama Raden Bandung Bondowoso, putra raja Pengging bernama Prabu Damar Moyo. Raden Bandung Bondowoso merupakan seorang pangeran yang terkenal kuat dan sakti mandraguna.
Selain Pengging, terdapat kerajaan yang lain yang bernama Keraton Boko. Raja Keraton Boko bernama Prabu Boko dan mentrinya bernam Patih Gupalo, mereka berdua adalah raksasa pemakan mansia. Tetapi Prabu Boko mempunya seorang putri yang sangat cantik jelita bernama Lorojonggrang.
Suatu hari Prabu Boko berhasrat ingin memperluas wilayah kerajaan dengan menyerang kerajaan Pengging. Prabu Boko mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Pengging. Pertempuran hebat pun terjadi, pertumpahan darah pun tidak terelakan. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Untuk mengurangi rakyatnya yang terbunuh, Prabu Damar Moyo memerintahkan anaknya Raden Bandung Bondowoso untuk berduel langsung dengan Prabu Boko. Berkat kekuatan dan kesaktian dari Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko pun terbunuh. 
Mendengar Prabu Boko terbunuh, Patih Gupala memerintahkan pasukannya untuk mundur dari lari ke istana. Tentu Raden Bandung Bondowoso tidak tinggal diam, dia langsung mengejar Patih Gupala dan pasukan yang tersisa ke Keraton Boko. Patih Gupala yang tiba terlebih dahulu ke istana menemui Roro Jonggrong dan memberitahu bahwa Prabu Boko telah tewas di tangan Raden Bandung Bondowoso. Tak lama kemudian Raden Bandung Bondowoso pun tiba. Ketika dia sedang mencari Patih Gupala di dalam istana, dia bertemu dengan anak Prabu Boko yaitu Roro Jonggrang. Karena kecantikan nya, Raden Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta dengannya. Dan meminta untuk menikahinya. Tetapi Roro Jonggrang menolaknya, karena dia tahu bahwa Raden Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahnya.
Untuk menolak lamaran Raden Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang memberikan syarat jika Raden Bandung Bondowoso ingin menikahinya. Roro Jonggrang berkata:
“Jika kau ingin menikahi ku, kau harus membuatkan ku sebuah sumur dan seribu candi dalam satu malam.”
Permintaan tersebut terdengar mustahil. Tapi Raden Bandung Bondowoso percaya diri dengan kekuatan dan kesaktian yang dia miliki dan langsung menyanggupi permintaan tersebut. Dia pun memulai untuk membuat sebuah sumur yang terkenal dengan nama Jalatunda. Dan membuat 1000 candi dengan mengerahkan bantuan para jin untuk membuatnya.
Kawatir Raden Bandung Bondowoso akan menyelesikannya. Roro Jonggrang meminta dayang-dayang untuk menumbuk padi dan membakar jerami di timur sebagai tanda bahwa pagi sudah datang. Para jin yang membantu Raden Bandung Bondowoso untuk menyelesaikan 1000 candi pun kabur karena takut akan pagi. Pembuatan 1000 candi pun gagal, Raden Bandung Bondowoso hanya bisa menyelesaikan 999 candi. 
Raden bandung Bondowoso marah, murka karena sebenarnya pagi belumlah tiba. Dia sangat marah ketika menemukan bahwa Roro Jonggrang lah yang melakukan kecurangan di balik kegagalan. Raden Bandung Bondowoso sangat murka dan merubah Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang terkenal dengan Arca Dewi Durga untuk melengkapi 1000 candi tersebut.

Naskah Drama Roro Jonggrang

Pada zaman dahulu kala di Prambanan Jawa Tengah,berdiri dua buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Prabu Damar Moyo. Dan mempunyai seorang anak putra yang bernama Raden Bandung Bondowoso. KratonBoko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yangdi perintah oleh raja yang tidak berwujud manusia yaitu raja Prabu Boko yang memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama putri Roro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki Patih raksasa yaitu Patih Gupolo. Prabu Boko ingin menguasai Kerajaan Pengging,maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal. Setelah persiapan dirasa cukup maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit. Sesampainya di kerajaan Pengging .. 

Pengawal Damar Moyo: Siapa kalian? dan mengapa kalian datang kesini?
Patih Gupolo: Kami dari kerajaan Kraton Boko,kami ingin merebut kekuasaan kerajaan ini
Pengawal Damar Moyo: Ooohh TIDAK BISA! sbelum kalian menghadap raja,hadapilah kami dahulu
Prabu Damar Moyo: Apa salah kami sehingga kalian ingin merebut kekuasaan dari kerajaan ini
Patih Gupolo: sudahlah raja kita serang saja mereka!
Terjadilah pemberontakan antara kedua kerajaan. Banyak korban berjatuhan dikedua belah pihak dan rakyat pengging menjadi menderita. mengetahui rakyatnya menderita maka dia mengutus anaknya Bandung Bondowoso untuk balas dendam kepada Prabu Boko.
Prabu Damar Moyo: Wahai anakku.. balaskanlah dendam ayah pada kerajaan Boko,karena mereka rakyat kita menjadi miskin dan kelaparan
Bandung Bondowoso; Baiklah ayah akan aku lakukan
Maka berangkatlah Bandung Bondowoso menuju kerajaan kraton Boko, ketika di perjalanan ia bertemu dengan Patih Gupolo dan Prabu Boko
Patih Gupolo: Siapa kau? sepertinya kau bukan rakyat dari kerajaan ini
Bandung Bondowoso: Memang bukan! aku adalah Raden Bandung Bondowoso putra Prabu Damar Moyo dari kerajaan Pengging. Tujuan ku datang kesini ingin membalaskan dendam ayahku terhadap rajamu
Prabu Boko: ada apa ini? dan siapa kau?
Bandung Bondowoso: aku adalah Bandung Bondowoso aku ingin membalaskan dendam ayahku padamu karena kau telah membuat rakyat ku menjadi menderita
Dan terjadilah perang yang sangat sengit anatara Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Bandung Bondowoso prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas maka patih Gupolo melarikan diri dan Raden Bandung Bondowoso mengejar patih ke kerajaan kraton Boko. Sesampainya di kerajaan Boko..
Patih Gupolo: putrii..putrii (sambil tergesa2)
Roro Jonggrang: ada apa patih? apa yang telah terjadi?
Patih Gupolo: Ayah putri telah tewas dibunuh oleh Bandung Bondowoso
Setelah Patih Gupolo melaporkan pada Putri Roro Jonggrang maka menangislah putri,sedih hatinya karena ayahnya tewas,dan Patih Gupolo pun pergi meninggalkan Kerajaan Kraton Boko. Sesampainya Bandung Bondowoso di Kraton Boko terkejutlah ia melihat Putri yang cantik jelita
Bandung Bondowoso: Wahai putri yang cantiksiapa namamu?
Roro Jonggrang: aku adalah putri Roro Jonggrang
Pengawal Roro: siapa kau?
Bandung bondowoso: Aku adlah Raden Bandung Bondowoso putra dari kerajaan Pengging
Pengawal Roro: Putri bukan kah dia orang telah membunuh ayahmu (sambil berbisik pada putri)
Roro Jonggrang: Benarkah?
Bandung bondowoso: Maukah kau menikah denganku?
Roro Jonggrang: tidak semudah itu kau ingin menikahiku. aku punya satu permintaan,buatkanlah aku 1000 candi dalam waktu 1 malam. apakah kau sanggup?
Bandung Bondowoso: Baiklah apapun akan aku lakukan untukmu
Bandung menyanggupi permintaan putri tersebut. Maka segerlah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin utnuk membuat kan 1000 candi. Ketika mengetahui bahwa candi yang dibuat Bandung akan selesai,maka putri pun memgumpulkan para gadis
Roro Jonggrang: Wahai para gadis! buatlah keadaan agar seolaholah waktu telah pagi

Gadis 1: Dengan cara apa putri?
Gadis 2: Apa yang harus kami lakukan?
Roro Jonggrang; Kalian harus menumbuk lesung padi dan membuat cahaya untuk menerangi candi.
Gadis 3&4: Baiklah putri perintah akan kami lakukan.
Ketika para gadis menumbuk padi serta di Timur kelihatan terang dan ayam pun berkokok bergantian. Maka para jin berhenti membuat candi
Jin 1: Tuan maaf kami belum menyelesaikan 1 candi lagi karena hari sudah pagi
Semua Jin: Maafkan kami tuan kami harus pergi (meninggalkan Bandung)
Bandung Bondowoso: Mengapa para jin pergi padahal firasatku pagi belum tiba
Tidak lama Roro Jonggrang menemui Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang: Bagaimana? apakah kau sudah menyelesaikan 1000 candi itu
Roro pun menghitung candi dan ternyata jumlahnya hanya 999 candi,tinggal 1 candi yang belum jadi
Roro Jonggrang: Aku sudah berkata bahwa aku menginginkan 1000 candi. tapi mengapa hanya 999 candi tang baru selesai?? aku tak mau menikah dengan mu
Lalu para Gadis datang menemui putri dan Bandung Bondowoso
Bandung Bondowoso: Kau kan yang telah menyuruh para gadis menumbuk padi dan membuat cahaya agar keadaan menjadi pagi
Roro Jonggrang: Siapa para gadis itu? aku tak menyuruhnya!!
Gadis 3: kau mengenal kami putri !
Gadis 4: Dan kau juga yang menyuruh kami!
Semua Gadis: Kau telah berbohong putri!
Bandung Bondowoso: Semuanya sudah jelas,, kau memang cantik tapi hatimu tak secantik rupamu. padahal aku mencintaimu dengan setulus hatiku. terkutuklah kau putri menjadi candi yang ke 1000
Dan sampai sekarang arca patung Roro Jonggrang masih ada di candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (tua) karena telah membantu Roro Jonggrang, dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa berpacaran di Candi Prambanan akan putus cinta.

LEGENDA CANDI PRAMBANAN (CANDI SERIBU) RORO JONGGRANG

Roro Jonggrang adalah putri dari Prabu Baka dari Kerajaan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Roro Jonggrang memiliki paras yang cantik jelita. Suatu ketika, ia dilamar oleh seorang kesatria yang bernama Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Roro Jonggrang bersedia menerima lamaran itu, asalkan Bondowoso mampu membuatkan seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu semalam. Mampukah Bondowoso memenuhi syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Roro Jonggrang berikut ini!

Babak 1

Gandi : Tolong! Tolong! Tolong

Raja Baka : Hahaha. Akulah penguasa terkuat. Raja paling hebat di negeri ini. Patih, hancurkan dan bunuh semua orang yang ada di sini. Tidak tekecuali.

Sadur : Baik baginda.

Gandi : Ampun. Jangan bunuh saya. Aaaaa…. (Mati)

Raja Baka : Mari kita pulang anakku roro jonggrang. Aku sudah menghabisi sebagian warga disini.

Jonggrang : Baik baginda.

(Ada seorang warga yang masih hidup.)

Ganden : Aku harus melaporkan ini kepada baginda raja pengging.


Babak 2

Srikandi : Cikrak, kemarilah!

Cikrak :Iya tuan permaisuri? Ada yang bisa saya bantu?

Srikandi : Buatkan saya dan kanda teh hangat serta sarapan 4 sehat 5 sempurna buat anakku Bondowoso.

Cikrak : Baik Tuan Permaisuri.

Genden : Tuan Raja, Tuan Raja! (Berteriak)

Selopati : Ada apa kamu teriak-teriak?

Ganden : Anu Raja. . . Eeee. . . Warga desa kerajaan pengging di aniaya oleh prabu baka beserta para prajuritnya.

Selopati : Apa? Di aniaya? Kurang ajar. Beraninya dia menganiaya rakyatku.

Ganden : Tolong lindungilah kami Raja.

Selopati : Baiklah, sekarang kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Aku akan menyerang kerajaan prambanan.

Selopati : Patih, tolong panggilkan saya pangeran bondowoso!

Basyir : Kapan tuan?

Selopati : Tahun depan setelah lebaran! Ya sekarang lah! Cepat kerjakan!

Cikrak : (Sambil membawa minuman) Ini minumannya gusti, dan ini sarapannya.

Bondowoso : Gusti, ada apa gerangan memanggil saya?

Selopati : Bondowoso! Siapkan pasukanmu untuk pergi menyerang Prambanan!

Bondowoso : Baik, Gusti! Perintah segera hamba laksanakan!

Selopati : Kalau begitu silahkan berangkat. Hati-hati! Jika kamu butuh bantuan. Ketik REG spasi TOLONG kirim ke 1000.

Srikandi : Eh anakku, ini sarapat buat kamu diperjalanan nanti supaya kamu menjadi kuat.

Bondowoso :Pasti 4 sehat 5 sempuran! Trima kasih bu.

Babak 3

Keesokan harinya, berangkatlah Bondowoso bersama pasukannya ke Prambanan.

Bondowoso : Hey prabu baka! Keluarlah kau! Mari kita bertarung. Kita tunjukkan siapa yang paling kuat diantara kita.

Sadur : Siapa kau beraninya menantang Prabu Baka orang yang tak pernah terkalahkan diwilayah ini?

Bondowoso : Aku adalah Bondowoso putra dari Raja Pengging.

Sadur : Lawan dulu kami sebelum kau melawan Prabu Baka.

Bondowoso : Baik. Prajurit Pengging, Seraaang!

Terjadilah Peperangan antara pasukan dari kerajaan pengging dan pasukan kerajaan prambanan.

Raja Baka : Hey. Beraninya kau masuk wilayah kerajaan prambanan. Sudah bosan hidup ya?

Bondowoso : Bukannya aku bosan hidup. Tapi aku ingin segera mengantarmu mati.

Raja Baka : Kurang ajar. Jaga mulutmu. Kubunuh kau.

Bondowoso : Silahkan kalau kau mampu!

Pertempuran sengit pun tak terelakkan lagi. Raja Baka tewas terkena senjata sakti Bandowoso yang bernama Bandung.

Bondowoso : Hahaha. Akhirnya kau kalah prabu baka. (melihat patihnya) Patih, kau taka pa-apa patih. Patih! Patih!

Basyir : Tak apa-apa tuan. Saya ketiduran. Capek banget. Cie romantisnya. Hehehe. (Disisi lain patih prabu baka melarikan diri) Ada yang lari kea rah sana Pangeran. Sambil menunjuk kearah pintu.


Babak 4

Patih prabu baka pun melaporkan semua kejadian peprangan tersebut kepada Roro Jonggrang. Dan kemudian disusul oleh bondowoso.

Jonggrang : Dayang, bagaimana ya keadaan Ayahku?

Suri : Kita berharap saja semoga Raja Baka memenangkan peperangan tersebut. (tiba-tiba datang patih prabu baka menghampiri putrid Roro Jonggrang)

Serit : Benar Roro. Kita tunggu saja.

Sadur : Permisi Tuan Putri, Saya mau lapor tentang Raja Baka.

Jonggrang : Apa yang terjadi Patih?

Sadur : Emm. . . Beliau. . . . . (Terdiam)

Jonggrang : Apa yang terjadi dengan ayahku. Cepat katakana patih!

Sadur : Prabu Baka tewas dalam peperangan melawan Pangeran Bondowoso dari kerajaan Pengging.

Jonggrang : Tidak. . .! itu tidak mungkin. (Tiba-tiba bondowoso masuk kedalam istana)

Bondowoso : Hey, ternyata masih ada orang didalam sini.

Jonggrang : Siapa kau?

Sadur : Dia adalah Bondowoso, Roro Jonggrang. Kubunuh kau Bondowoso. (Mati).

Jonggrang : Kau sungguh Kejam!

Bondowoso : Kau ternyata sangat cantik. Kau pantas jika menjadi permaisuriku.

Jonggrang : (Terdiam saja dan pergi).

Bondowoso : Hey mau kemana?



Babak 5

Setelah itu, Bandung Bondowoso pun segera menempati istana Prambanan. Pada saat hari pertama menempati istana Pramabanan, ia langsung terpesona melihat kecantikan Roro Jonggrang dan berniat untuk menjadikannya sebagai permaisuri.

Suri : Tuan Putri. Apakah Tuan Putri masih sedih?

Jonggrang : Tentu Dayang. Aku benci sekali dengan Bondowoso. Dia telah membunuh ayahku. Aku tak mau menjadi permaisurinya.

Serit : Ini aku buatkan minuman teh hangat untuk tuan putri agar tuan putri tenang.

Jonggrang : Terima kasih Dayang.

Serit : Diminum dulu tuan putri.

Bondowoso : Selamat pagi calon permaisuriku yang cantik. Kenapa masih murung saja?

Jonggrang : Aku tidak apa-apa.

Bondowoso : Wahai, putri Roro Jonggrang! Bersediakah engkau menjadi permaisuriku?

Jonggrang : Emm bagaimana ya!

Dayang 1 : Non, non harus memberinya syarat kalau dia gagal memnuhi syarat itu.

Dayang 2 : Iya tuan putri, dengan seperti itu, Dia tidak akan pernah menikahi tuan putri lagi.

Bondowoso : (Datang Menghampiri Roro Jonggrang) Bagaimana, apakah kau mau?

Jonggrang : Baiklah, Bandung Bondowoso! Aku bersedia menerima lamaranmu, tapi kamu harus memenuhi satu syaratku.

Bondowoso : Apakah syaratmu itu, Roro Jonggrang?

Jonggrang : Syaratnya adalah kamu harus membuatkanku 1000 candi dan sebuah sumur. Dan itu harus kamu selesaikan sampai batas terbitnya matahari.

Bondowoso : Baik, aku terima persyaratanmu! Ji walakaji kokobelok dem dem. Wahai Para Jin, datanglah, datanglah. Kug gak datang datang ya. Jin budeng kali ini para jin.

Ketua Jin : Siaaaap Gerak! Lencang depan gerak! Tegap gerak! Istirahat di tempat gerak! Lapor, Maaf, jalannya tadi sedang macet jadi agak telat. Kami para jin siap menerima tugas. Laporan selesai.

Bondowoso : wahai para jin. Aku perintahkan kalian untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu semalam sampai batas waktu akhir terbutnya matahari. Apa kalian siap

Para Jin : Siap Laksanakan.

Ketua Jin : tak bagi dulu ya.(samba mengeluarkan kalkulator) masing-masing membuat 200 candi. Untuk sumur, urusanku. Untuk melaksanakan tugas, tanpa penghormatan. Bubar jalan. (Para jin pun bekerja membuat candi yang berjumlah 1000).

Jonggrang : Dayang! Pembangunan seribu candi dan penggalian dua buah sumur tersebut hampir selesai. Apa yang harus kita lakukan?

Dayang 1 : Tenanglah, Gusti! Pasti ada jalan keluarnya,

Jonggrang : Dayang! Segera bangunkan teman-temanmu! Suruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi di lesung, serta menaburkan bunga-bunga yang harum baunya!

Dayang 2 : Baik, Gusti! (seraya bergegas ke istana membangunkan dayang-dayang lainnya).

Jin 1 : kawan, lihatlah! Matahari sudah akan terbit. Ayo kita pergi.

Ayam : Kukuruyuk. . . Kukuruyuk. . .

Jin 2 : benar, ditambah lagi sudah ada ayam berkokok. Ayo semua kita pergi dari sini.

Bondowoso : Teman-teman, kembalilah! Hari belum pagi. Genapkan seribu candi. Tinggal sebuah candi lagi!

Jonggrang : Bagaimana Bandung Bondowoso? Apakah candiku sudah selesai? (sambil tersenyum.)

Bondowoso : Licik! Wahai, Roro! Kamu telah menggagalkan usahaku untuk mewujudkan seribu candi yang kurang satu lagi dengan kelicikanmu. Jadilah kau arca dalam candi yang keseribu

Akhirnya roro jonggrang pun mencadi arca menggenapi candi yang keseribu atas akibat janji yang di ucapkan dan kelicikan yang dilakukan roro jonggrang.



Demikian cerita Roro Jonggrang dari Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita atas adalah akibat yang ditimbulkan dari sifat curang dan licik. Sifat ini tampak pada kelicikan Roro Jonggrang dalam menggagalkan usaha Bandung Bondowoso membangun seribu candi agar tidak menikahinya. Akibatnya, ia pun dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bondowoso.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer