Senin, 14 Maret 2016

Museum Geologi, Museum, Pos Indonesia, Museum KAA (Konfrensi Asia Afrika)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Museum Geologi, Museum, Pos Indonesia, Museum KAA (Konfrensi Asia Afrika).
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Wassalamualaikum Wr.Wb






DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….          i
KATAPENGANTAR ……………………..………………………………         ii
DAFTAR ISI  ……………………………………………………...………         iii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………..…………….          1
1.2 Perumusan Masalah …………………….…………………………          1
1.3  Tujuan dan Manfaat Penulisan ………..…………………………         2
1.3.1     Tujuan Penulisan ………….……………………………         2
1.3.2     Manfaat Penulisan ………...……………………………         2

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Museum  ………………………………..……………….        3
2.2 Sejarah Museum ………………………………..……………………        3
2.3 Manfaat Museum ………………………………………...…………..        4

BAB III PEMBAHASAN  …………………………………………………        6
3.1 Museum Geologi …………………………………………………….        12
3.2 Museum Pos Indonesia……………………………………………..        14
3.3 Museum KAA …………………………………………………………       14

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………       11
4.2 Saran ……………………………………………………….…………..       11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………...………………….      12
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum Geologi, Pos Indonesia, Gedung KAA (Konfrensi Asia Afrika).
Museum merupakan salah satu objek wisata yang cocok sekali untuk di jadikan  study pengamatan, karena museum memiliki sejarah yang tepat bagi siswa siswi untuk di pelajari  oleh siswa/I SMPN 1 Sepatan, khususnya dan bagi siswa/I  umum lainnya, Penulis memilih karya tulis ini karena merupakan objek yang bagus dan berdasarkan hasil observasi dan penelitian pada studi tour 2015.
            Museum ini banyak sekali peninggalan-peninggalan jaman Purba Kala yang sangat bermanfaat. “Paris Van Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena di ibaratkan sebagai parisnya Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta bangunan-bangunan bersejarah dikota bandung sangat memikat para wisatawan untuk mengunjunginya dan banyak nilai manfaat yang positif, oleh karena itu penulis mengambil judul karya tulis “MUSEUM GEOLOGI BANDUNG, MUSEUM POS INDONESIA, GEDUNG KONFRENSI ASIA AFRIKA (KAA)”. Penulis mengharapkan dari adanya penulisan karya tulis ini diharapkan pembaca terdorong untuk bisa lebih mencintai bangsa Indonesia tercinta.




1.2 Rumusan Masalah
Agar untuk memudahkan pembahasan penulis membagi permasalahan dan bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.    Pada tanggal berapa Museum Geologi berdiri dan diresmikan ?
2.    Apa sajakah yang terdapat di Museum Geologi Bandung ?
3.    Dimanakah letak Museum Pos Indonesia ?
4.    Peningggalan sejarah apa saja yang terdapat di Museum Pos Indonesia ?
5.    Apa sejarah dari Museum Gedung KAA ?
6.    Apa fungsi dari Museum Gedung KAA ?

1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1     Tujuan Umum
       Adapun tujuan penelitian dalam perumusan karya tulis ini adalah :
1.    Sebagai salah satu tugas lintas mata mata pelajaran untuk sebagai nilai tambahan.
2.    Untuk dapat lebih memahami dan mendalami tentang analisis dari Museum Geologi, Pos Indonesia, Museum KAA.
3.    Untuk menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di Museum Geologi, Pos Indonesia, Museum KAA.

1.3.2     Tujuan Khusus
1.    Berlatih membuat makalah.
2.    Menambah pengalaman dan pengembangan bakat.
3.    Membiasakan/menanamkan kebiasaan menulis dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Museum
Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
2.2       Sejarah Museum
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον atau mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Bangunan lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.
Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern Indonesia.
2.3       Manfaat Museum
Definisi museum dewasa ini Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Museum mempunyai manfaat sebagai berikut:
a)    Museum sebagai media pembelajaran sejarah
b)    Dalam museum tersebut terdapat koleksi dari  zaman ke zaman .
c)    Melalui kelengkapan koleksi dalam berbagai museum tesebut kita dapat  mengetahui sejarah bangsa kita.
d)    Museum atau gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno dari seluruh pelosok negeri kita ini.

Fungsi Museum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
Ø  Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan   kegiatan sebagai berikut :
Ø  Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
Ø  Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
Ø  Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
Ø  Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
Ø  Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ø  Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.

 BAB III
PEMBAHASAN

3.1  MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Museum Geologi Bandung adalah sebuah museum yang sudah menjadi bangunan bersejarah di kota Bandung, sehingga menarik minat banyak wisatawan. Museum yang dilindungi dan dirawat oleh pemerintah ini dibangun pada tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi dengan dana bantuan dari Jepang sehingga saat ini tetap dalam kondiri baik sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi di Bandung. Setelah renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali oleh Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.
Selain sering mendapatkan kunjungan wisata, Museum Geologi Bandung juga sering kali menjadi tempat tujuan study tour sekolah-sekolah yang berlokasi di kota Bandung dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan koleksi yang dimiliki Museum Geologi Bandung sangat berguna untuk pendidikan serta mempunyai nilai-nilai sejarah kehidupan dan pelestarian alam yang sangat mendidik. Koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Bandung yaitu bebatuan, fosil, dan mineral. Di tempat ini pengunjung juga dapat mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bencana alam, bumi, pemanfaatan sumber daya dengan benar, cara mengolah energi, dan lain-lain.
Museum Geologi Bandung dari luar terlihat seperti gedung pada umumnya, namun di dalamnya menyimpan banyak sekali benda menarik yang tidak dapat ditemukan di tempat wisata lain. Museum ini dibagi menjadi 2 lantai dengan fungsi dan koleksi yang berbeda-beda pada setiap lantai dan ruangannya. Ada apa saja di museum yang dirancang oleh arsitek Belanda ini?


a.    Lantai 1 Museum Geologi Bandung
Lantai 1 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 ruangan yang berbeda, yaitu ruangan tengah, barat, dan timur.
Isi ruang tengah:
v  Animasi kegiatan geologi dan kegiatan museum dalam layar lebar
v  Pelayanan informasi museum
v  Pelayanan pendidikan dan penelitian

Isi ruang barat:
·         Hipotesis terjadinya bumi
·         Sistem tata surya
·         Tatanan tektonik regional
·         Maket pergerakan lempeng-lempeng aktif kulit bumi
·         Keadaan geologi Indonesia
·         Fosil manusia purba
·         Sejarah evolusi manusia menurut teori evolusi Darwin
·         Berbagai jenis bebatuan: batuan beku, sedimen, dan malihan
·         Pemetaan sumber daya mineral di Indonesia
·         Berbagai jenis peralatan dan perlengkapan lapangan
·         Sarana pemetaan dan penelitian
·         Hasil akhir kegiatan, misalnya peta geologi, geofisika, geomorfologi, gunung api, seismotektonik dan lain-lain
·         Pertunjukkan keadaan gunung berapi aktif di Indonesia, misalnya: Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan lain-lain.
·         Bebatuan hasil kegiatan gunung api
                                 
Isi ruang timur:
·         Sejarah perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup yang mendiami planet bumi dari masa primitif sampai dengan masa modern
·         Fosil dinosaurus Tyrannosaurus Rex Osborn
·         Kumpulan tengkorak manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia
·         Artefak yang digunakan manusia purba, mencerminkan perkembangan kebudayaan dari waktu ke waktu
·         Sejarah pembentukan Danau Bandung
·         Fosil ikan dan ular yang ditemukan dalam lapisan tanah Danau Bandung
·         Artefak yang ditemukan di pinggir Danau Bandung
·         Informasi proses pembentukan fosil
·         Informasi proses pembentukan batubara dan minyak bumi
·         Informasi keadaan lingkungan purba

b.    Lantai 2 Museum Geologi Bandung
Lantai 2 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian tengah, barat, dan timur.
 Isi ruang tengah:
·         Maket tambang emas paling besar di dunia yang berlokasi di Irian Jaya
·         Bebatuan asal Papua (Irian Jaya)
·         Miniatur pengeboran minyak bumi
·         Miniatur pengeboran gas bumi

Isi ruang barat:
Ruangan untuk staf Museum Geologi Bandung
Isi ruang timur:
·         Informasi manfaat dan kegunaan batu mineral bagi manusia
·         Gambar penyebaran sumber daya mineral di Indonesia
·         Rekaman kegiatan eksplorasi sumber daya mineral
·         Rekaman kegiatan eksploitasi sumber daya mineral
·         Informasi penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara tradisional
·         Informasi penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara modern
·         Cara mengolah mineral dan energi
·         Informasi berbagai jenis bahaya geologi misalnya tanah longsor, letusan gunung api, dan lain-lain
·         Informasi aspek positif geologi yang berkaitan dengan gunung api
·         Penjelasan cara memanfaatkan sumber daya air
·         Penjelasan pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumber daya alam

c.    Lokasi Museum Geologi Bandung
Museum Geologi Bandung beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 57, Bandung. Lokasi museum ini sangat mudah dicapai karena berada di tengah kota dan banyak kendaraan umum yang lewat. Bila Anda ingin menggunakan kendaraan umum, maka Anda bisa menaiki angkot dengan nomor 10. Angkot yang bewarna kuning – hijau ini memiliki rute Stasiun Hall – Sadang Serang. Bila menaiki angkot ini, mintalah untuk turun di pertigaan Masjid Pusdai, kemudian setelah turun Anda harus menaiki angkot nomor 05 bewarna hijau – hitam. Angkot ini mempunyai rute Cicaheum – Ledeng dan melewati Museum Geologi Bandung. Museum Geologi Bandung terletak dekat dengan Gedung Sate, salah satu ikon kota Bandung.

3.2 MUSEUM POS INDONESIA
Museum Pos Indonesia telah ada sejak masa Hindia Belanda dengan nama Pos Telegraph dan Telepon (PTT). Pada tahun 1931 telah dibuka Museum PTT yang terletak di bagian sayap kanan bawah Gedung Kantor Pusat PTT, Jalan Cilaki, nomor 55, Bandung, (sekarang nomor 73). Atau tepatnya di sayap timur gedung pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang lebih terkenal dengan Gedung Sate. Pada 27 September 1983, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi meresmikan PTT menjadi Museum Pos Indonesia.
 Koleksi museum ini terdiri atas prangko-prangko dari Indonesia dan berbagai negara yang sangat bersejarah, dengan jumlah mencapai 131.000.000 keping perangko dan 200 koleksi peralatannya, yakni berupa timbangan paket, alat cetak perangko, surat-surat berharga, armada pengantar surat, dan lain sebagainya. Selain menyimpan peninggalan pos tersebut dalam ruang pamer, Museum ini juga memiliki ruang social center yang dapat diperuntukan bagi aneka kegiatan.
 Dikelola secara swasta di bawah naungan PT. Pos Indonesia Persero. Sebagian koleksi prangko dipajang dalam papan-papan kayu yang dilindungi kaca sehingga bisa dinikmati langsung.Tetapi, ada sebagian koleksi yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas sebab koleksi itu ditempel pada papan-papan yang disatukan secara vertikal. Sekilas papan-papan yang disatukan itu seperti lemari kayu dengan ukuran 1,5 x 1 x 2,5 meter.

3. 3 MUSEUM KONFRENSI ASIA AFRIKA (KAA)
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika. Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.

Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia.
Semua itu merupakan prestasi besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika. Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani.
Dalam rangka membina dan melestarikan hal tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut dia sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.
Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika, maka lahirlah gagasan dia untuk mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika di Gedung Merdeka ini. Gagasan tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI Soeharto. Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.

BAGIAN-BAGIAN MUSEUM KAA
Isi dan kegiatan yang diselenggarakan di Museum KAA? Berikut ini bagian-bagiannya.
1. Ruang Pamer
Gedung meseum memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
2. Perpustakaan
Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.
3. Audio Visual
Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan dari Negara-negara Asia dan Afrika.
4. Riset
Museum Konferensi Asia-Afrika meningkatkan berbagai studi mengenai Asia-Afrika dan luar negeri serta memfasilitasi penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh para peneliti dan mahasiswa.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Kami telah mengunjungi Obyek Wisata Museum Geologi , Museum Pos Indonesia dan Museum  Konfrensi Asia Afrika (KAA)  kesimpulan yang kami dapat bahwa di museum terdapat sejarah yang sangat erat kaitannya dengan sejarah dari berbagai wilayah di Indonesia. dan kami pun dapat menambah wawasan dan kami juga dapat menerapkan pembelajaran langsung ke Objek dengan pendekatan kontekstual.

4.2 SARAN
Adapun saran saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
-       “ Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umumnya dengan adanya Museum Geologi agar di jaga kelestariannya serta adanya perkembangan agar pada waktunya kelak nantinya generasi penerus bisa mengetahuinya. Dan kami pun berpesan bahwa sains perlu di kembangkan dan alam perlu di pelihara dan di jaga agar ekosistem bumi dan ilmu pengetahuan bisa saling berpadu dan saling mengisi sehingga dapat menciptakan keselarasan dan keseimbangan kehidupan umat manusia“


DAFTAR PUSTAKA


http://www.stasiunbandung.com/museum-konferensi-asia-afrika/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer