KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji
dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Museum Geologi,
Museum, Pos Indonesia, Museum KAA (Konfrensi Asia Afrika).
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR
PERSETUJUAN ……………………………………………. i
KATAPENGANTAR
……………………..……………………………… ii
DAFTAR
ISI ……………………………………………………...……… iii
DAFTAR
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah ……………………………..……………. 1
1.2 Perumusan
Masalah …………………….………………………… 1
1.3 Tujuan
dan Manfaat Penulisan ………..………………………… 2
1.3.1 Tujuan
Penulisan ………….…………………………… 2
1.3.2 Manfaat
Penulisan ………...…………………………… 2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Museum ………………………………..………………. 3
2.2 Sejarah
Museum ………………………………..…………………… 3
2.3 Manfaat
Museum ………………………………………...………….. 4
BAB
III PEMBAHASAN ………………………………………………… 6
3.1
Museum Geologi ……………………………………………………. 12
3.2
Museum Pos Indonesia…………………………………………….. 14
3.3
Museum KAA ………………………………………………………… 14
BAB
IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
…………………………………………………………… 11
4.2 Saran
……………………………………………………….………….. 11
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………...…………………. 12
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung
dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga
sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia
harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai
salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum Geologi, Pos
Indonesia, Gedung KAA (Konfrensi Asia Afrika).
Museum merupakan salah satu objek wisata yang cocok sekali
untuk di jadikan study pengamatan, karena museum memiliki sejarah yang
tepat bagi siswa siswi untuk di pelajari oleh siswa/I SMPN 1 Sepatan,
khususnya dan bagi siswa/I umum lainnya, Penulis memilih karya tulis ini
karena merupakan objek yang bagus dan berdasarkan hasil observasi dan
penelitian pada studi tour 2015.
Museum ini banyak sekali
peninggalan-peninggalan jaman Purba Kala yang sangat bermanfaat. “Paris Van
Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena di ibaratkan sebagai parisnya
Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta bangunan-bangunan bersejarah dikota
bandung sangat memikat para wisatawan untuk mengunjunginya dan banyak nilai
manfaat yang positif, oleh karena itu penulis mengambil judul karya tulis
“MUSEUM GEOLOGI BANDUNG, MUSEUM POS INDONESIA, GEDUNG KONFRENSI ASIA AFRIKA
(KAA)”. Penulis mengharapkan dari adanya penulisan karya tulis ini diharapkan
pembaca terdorong untuk bisa lebih mencintai bangsa Indonesia tercinta.
1.2 Rumusan Masalah
Agar untuk memudahkan pembahasan penulis membagi
permasalahan dan bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.
Pada tanggal berapa Museum Geologi berdiri
dan diresmikan ?
2.
Apa sajakah yang terdapat di Museum Geologi
Bandung ?
3.
Dimanakah letak Museum Pos Indonesia ?
4.
Peningggalan sejarah apa saja yang terdapat
di Museum Pos Indonesia ?
5.
Apa sejarah dari Museum Gedung KAA ?
6.
Apa fungsi dari Museum Gedung KAA ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan
Umum
Adapun tujuan penelitian dalam perumusan
karya tulis ini adalah :
1. Sebagai
salah satu tugas lintas mata mata pelajaran untuk sebagai nilai tambahan.
2. Untuk
dapat lebih memahami dan mendalami tentang analisis dari Museum Geologi, Pos
Indonesia, Museum KAA.
3. Untuk
menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di Museum Geologi, Pos Indonesia,
Museum KAA.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1. Berlatih
membuat makalah.
2. Menambah
pengalaman dan pengembangan bakat.
3. Membiasakan/menanamkan
kebiasaan menulis dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Museum
Museum adalah institusi
permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara
melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan
memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan
kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran
imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati
sebagai Hari Museum Internasional.
Berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan,
perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya
manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan
pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of
Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan
memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
2.2 Sejarah
Museum
Secara etimologis, museum
berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον
atau mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi
Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Bangunan lain
yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks
perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filsafat dan
riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.
Di Indonesia, museum yang
pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula
Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia,
Museum Wayang, Persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia
yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern Indonesia.
2.3 Manfaat
Museum
Definisi museum dewasa ini
Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan
kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Museum
mempunyai manfaat sebagai berikut:
a) Museum
sebagai media pembelajaran sejarah
b) Dalam
museum tersebut terdapat koleksi dari
zaman ke zaman .
c) Melalui
kelengkapan koleksi dalam berbagai museum tesebut kita dapat mengetahui sejarah bangsa kita.
d) Museum
atau gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang
patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu;
tempat menyimpan barang kuno dari seluruh pelosok negeri kita ini.
Fungsi Museum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan
memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum
memiliki dua fungsi besar yaitu :
Ø Sebagai tempat pelestarian,
museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
Ø Penyimpanan, yang meliputi
pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran
dan penataan koleksi.
Ø Perawatan, yang meliputi
kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
Ø Pengamanan, yang meliputi
kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh
faktor alam dan ulah manusia.
Ø Sebagai sumber informasi,
museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
Ø Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ø Penyajian harus tetap
memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Museum Geologi Bandung adalah sebuah museum yang sudah
menjadi bangunan bersejarah di kota Bandung, sehingga menarik minat banyak
wisatawan. Museum yang dilindungi dan dirawat oleh pemerintah ini dibangun pada
tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi dengan dana bantuan dari Jepang
sehingga saat ini tetap dalam kondiri baik sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi
di Bandung. Setelah renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali oleh
Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.
Selain sering mendapatkan kunjungan wisata, Museum
Geologi Bandung juga sering kali menjadi tempat tujuan study tour sekolah-sekolah
yang berlokasi di kota Bandung dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan koleksi yang
dimiliki Museum Geologi Bandung sangat berguna untuk pendidikan serta mempunyai
nilai-nilai sejarah kehidupan dan pelestarian alam yang sangat mendidik.
Koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Bandung yaitu bebatuan, fosil, dan
mineral. Di tempat ini pengunjung juga dapat mempelajari banyak hal yang
berhubungan dengan bencana alam, bumi, pemanfaatan sumber daya dengan benar,
cara mengolah energi, dan lain-lain.
Museum Geologi Bandung dari luar terlihat seperti gedung
pada umumnya, namun di dalamnya menyimpan banyak sekali benda menarik yang
tidak dapat ditemukan di tempat wisata lain. Museum ini dibagi menjadi 2 lantai
dengan fungsi dan koleksi yang berbeda-beda pada setiap lantai dan ruangannya.
Ada apa saja di museum yang dirancang oleh arsitek Belanda ini?
a. Lantai
1 Museum Geologi Bandung
Lantai 1 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 ruangan
yang berbeda, yaitu ruangan tengah, barat, dan timur.
Isi
ruang tengah:
v Animasi
kegiatan geologi dan kegiatan museum dalam layar lebar
v Pelayanan
informasi museum
v Pelayanan
pendidikan dan penelitian
Isi
ruang barat:
·
Hipotesis
terjadinya bumi
·
Sistem
tata surya
·
Tatanan
tektonik regional
·
Maket
pergerakan lempeng-lempeng aktif kulit bumi
·
Fosil
manusia purba
·
Sejarah
evolusi manusia menurut teori evolusi Darwin
·
Berbagai
jenis bebatuan: batuan beku, sedimen, dan malihan
·
Pemetaan
sumber daya mineral di Indonesia
·
Berbagai
jenis peralatan dan perlengkapan lapangan
·
Sarana
pemetaan dan penelitian
·
Hasil
akhir kegiatan, misalnya peta geologi, geofisika, geomorfologi, gunung api, seismotektonik
dan lain-lain
·
Pertunjukkan
keadaan gunung berapi aktif di Indonesia, misalnya: Gunung Tangkuban Perahu,
Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan lain-lain.
·
Bebatuan
hasil kegiatan gunung api
Isi
ruang timur:
·
Sejarah perkembangan
dan pertumbuhan makhluk hidup yang mendiami planet bumi dari masa primitif
sampai dengan masa modern
·
Fosil
dinosaurus Tyrannosaurus Rex Osborn
·
Kumpulan
tengkorak manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia
·
Artefak
yang digunakan manusia purba, mencerminkan perkembangan kebudayaan dari waktu
ke waktu
·
Informasi
proses pembentukan fosil
·
Informasi
proses pembentukan batubara dan minyak bumi
·
Informasi
keadaan lingkungan purba
b. Lantai
2 Museum Geologi Bandung
Lantai
2 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian
tengah, barat, dan timur.
Isi
ruang tengah:
·
Maket
tambang emas paling besar di dunia yang berlokasi di Irian Jaya
·
Miniatur
pengeboran minyak bumi
·
Miniatur
pengeboran gas bumi
Isi
ruang barat:
Isi
ruang timur:
·
Informasi
manfaat dan kegunaan batu mineral bagi manusia
·
Gambar
penyebaran sumber daya mineral di Indonesia
·
Rekaman
kegiatan eksplorasi sumber daya mineral
·
Rekaman
kegiatan eksploitasi sumber daya mineral
·
Informasi
penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara tradisional
·
Informasi
penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara modern
·
Cara
mengolah mineral dan energi
·
Informasi
berbagai jenis bahaya geologi misalnya tanah longsor, letusan gunung api, dan
lain-lain
·
Informasi
aspek positif geologi yang berkaitan dengan gunung api
·
Penjelasan
cara memanfaatkan sumber daya air
·
Penjelasan
pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumber daya alam
c. Lokasi
Museum Geologi Bandung
Museum Geologi Bandung beralamat di
Jalan Diponegoro Nomor 57, Bandung. Lokasi museum ini sangat mudah dicapai
karena berada di tengah kota dan banyak kendaraan umum yang lewat. Bila Anda
ingin menggunakan kendaraan umum, maka Anda bisa menaiki angkot dengan nomor
10. Angkot yang bewarna kuning – hijau ini memiliki rute Stasiun Hall –
Sadang Serang. Bila menaiki angkot ini, mintalah untuk turun di pertigaan
Masjid Pusdai, kemudian setelah turun Anda harus menaiki angkot nomor 05
bewarna hijau – hitam. Angkot ini mempunyai rute Cicaheum – Ledeng dan melewati
Museum Geologi Bandung. Museum Geologi Bandung terletak dekat dengan Gedung Sate,
salah satu ikon kota Bandung.
3.2 MUSEUM POS INDONESIA
Museum Pos Indonesia telah
ada sejak masa Hindia Belanda dengan nama Pos Telegraph dan Telepon (PTT). Pada
tahun 1931 telah dibuka Museum PTT yang terletak di bagian sayap kanan bawah
Gedung Kantor Pusat PTT, Jalan Cilaki, nomor 55, Bandung, (sekarang nomor 73).
Atau tepatnya di sayap timur gedung pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang
lebih terkenal dengan Gedung Sate. Pada 27 September 1983, Menteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi meresmikan PTT menjadi Museum Pos Indonesia.
Koleksi museum ini terdiri atas
prangko-prangko dari Indonesia dan berbagai negara yang sangat bersejarah,
dengan jumlah mencapai 131.000.000 keping perangko dan 200 koleksi
peralatannya, yakni berupa timbangan paket, alat cetak perangko, surat-surat
berharga, armada pengantar surat, dan lain sebagainya. Selain menyimpan
peninggalan pos tersebut dalam ruang pamer, Museum ini juga memiliki ruang
social center yang dapat diperuntukan bagi aneka kegiatan.
Dikelola secara swasta di bawah naungan PT.
Pos Indonesia Persero. Sebagian koleksi prangko dipajang dalam papan-papan kayu
yang dilindungi kaca sehingga bisa dinikmati langsung.Tetapi, ada sebagian
koleksi yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas sebab koleksi itu
ditempel pada papan-papan yang disatukan secara vertikal. Sekilas papan-papan
yang disatukan itu seperti lemari kayu dengan ukuran 1,5 x 1 x 2,5 meter.
3. 3
MUSEUM KONFRENSI ASIA AFRIKA (KAA)
Museum Konferensi Asia
Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di
Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara
keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut
Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping
Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia
Konferensi Asia Afrika. Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya
keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui
tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika
berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr.
Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum.
Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun
Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan
Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980
bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Sejarah
Museum Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan
di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan
besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara
bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya
ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung
yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan
memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam
usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini
tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya,
sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor
penting yang menentukan jalannya sejarah dunia.
Semua itu merupakan prestasi besar yang
dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika. Jiwa dan semangat Konferensi Bandung
telah berhasil memperbesar volume kerja sama antar bangsa-bangsa Asia dan
Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka dalam hubungan percaturan
internasional meningkat dan disegani.
Dalam rangka membina dan melestarikan hal
tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia Afrika beserta
peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah
museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota
Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi
bangsa-bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia,
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog
dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan
tersebut dia sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan
Kota Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali
pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat
mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.
Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak
untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika, maka lahirlah gagasan dia untuk
mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika di Gedung Merdeka ini. Gagasan
tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur Jenderal Kebudayaan Prof.
Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI
Soeharto. Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop
Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerja sama
dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan
dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung. Museum
Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI Soeharto pada
tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia
Afrika.
BAGIAN-BAGIAN MUSEUM KAA
Isi dan kegiatan yang diselenggarakan di
Museum KAA? Berikut ini bagian-bagiannya.
1. Ruang Pamer
Gedung meseum memiliki ruang pameran tetap
yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto
dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan
Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
2. Perpustakaan
Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku
mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan
negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan
konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang bersumber
dari sumbangan/hibah dan pembelian.
3. Audio Visual
Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan
film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi
Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai
kebudayaan dari Negara-negara Asia dan Afrika.
4. Riset
Museum Konferensi Asia-Afrika meningkatkan
berbagai studi mengenai Asia-Afrika dan luar negeri serta memfasilitasi
penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh para peneliti
dan mahasiswa.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Kami telah mengunjungi Obyek
Wisata Museum Geologi , Museum Pos Indonesia dan Museum Konfrensi Asia Afrika (KAA) kesimpulan yang kami dapat bahwa di museum terdapat
sejarah yang sangat erat kaitannya dengan sejarah dari berbagai wilayah di
Indonesia. dan kami pun dapat menambah wawasan dan kami juga dapat menerapkan
pembelajaran langsung ke Objek dengan pendekatan kontekstual.
4.2 SARAN
Adapun saran saran yang dapat kami
sampaikan adalah sebagai berikut :
-
“
Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umumnya dengan adanya Museum Geologi
agar di jaga kelestariannya serta adanya perkembangan agar pada waktunya kelak
nantinya generasi penerus bisa mengetahuinya. Dan kami pun berpesan bahwa sains
perlu di kembangkan dan alam perlu di pelihara dan di jaga agar ekosistem bumi
dan ilmu pengetahuan bisa saling berpadu dan saling mengisi sehingga dapat
menciptakan keselarasan dan keseimbangan kehidupan umat manusia“
DAFTAR PUSTAKA
http://www.stasiunbandung.com/museum-konferensi-asia-afrika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar