KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam senantisa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kami pada khususnya dan rekan-rekan pada umumnya.
Amin.
Sepatan, Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat
itulah,Rasulullah SAW mulai menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia
khususnya Jazirah Arab.
Agama Islam mulai berkembang semakin pesat ke seluruh Arab Saudi,
walaupun masih mendapat penolakan dan ancaman dari para kaum kafir Quraisy.
Dengan usaha keras dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama Islam telah
menyebar ke seluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat, perjuangan untuk
menyiarkan dan mendirikan agama Islam tidaklah berhenti begitu saja.
Sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para 4 khalifah
yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Mereka semua hanya mempunyai 1 tujuan yaitu memperjuangkan agama Tauhid
yaitu agama Islam.
Dalam sejarahnya Islam terbagi menjadi ke dalam 3 periode yaitu:
1. Periode Klasik (650-1250 M)
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
3. Periode Modern (1800-sekarang)
Sebagai umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, maka kita
haruslah juga mengetahui bagaimana perkembangan Islam, terutama pada abad
Pertengahan yang tentunya sangat berperan penting dalam perkembangan agama
Islam sampai sekarang ini.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dunia Islam pada abad
pertengahan.
2. Untuk mengetehui perkembangan ajaran
Islam pada abad pertengahan.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu
pengethuan pada abad pertengahan.
4. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan
Islam pada abad pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Sejarah
perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: periode klasik
(650 -1250 M), periode pertengahan (1250 – 1800 M) dan periode modern (1800 –
sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang
diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai
timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan
terjadi sekitar tahun 1800 M.Priode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua
bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar
(1500 – 1800 M).
2.2. Masa Kemunduran I (1250 -1500 M)
1. Dinasti Jengiskhan
Dinasti Jengiskhan disebut masa kemunduran
karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol
dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih
keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan
Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet
selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang
kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai keinginannya
.Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud
kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut
agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari
raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk
Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang
diberikan kepada Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah
daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di
timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya
wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada
tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun
1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat
itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad
dikepung.
2. Dinasti Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak
kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau
Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut
kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”Pada tanggal
10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di
Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai
oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini ,
maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M.
Ia menaklukkan Khurasan, terus ke Afganistan,
Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan
pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya,
misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000
kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih
dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur
hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia
menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan
Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan
bangunan-bangunan dan masdjid yang megah dan indah.
3. Kaum Mamluk
Di Mesir Satu-satunya penguasa Islam yang
dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang
saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277)
sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun
hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M.
menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat
menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana
dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan
diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar
untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil
menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara
Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan
dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan
Eropah.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa
di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan
kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya
menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan
Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada
juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan
kekuasaan.
2.3. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)
1. Kerajaan Turki Usmani
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan
tentara ongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu
sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu,
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan
baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan
besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling
lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.
Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas
berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang
kehidupan lain yang penting, diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
3. Bidang Keagamaan
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut
tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1.Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan
giat.
2.Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3.Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu
Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa
(Al Nadwi, 1987:244).
Disamping itu keberanian, ketangguhan dan
kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah
baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal
ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki
Usmani.
d. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M)
merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau terkenal
dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah
beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami kemunduran. Setelah
Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara
putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi
meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih
dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima
abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M (Yatim, 2003:135).
Banyaknya kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua abad
ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai setengah
pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena itu, satu persatu negara-negara di
Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya
negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak
terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah
mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa kemunduran
Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena banyaknya terjadi kekacauan. Selain
faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani
mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
1.
Wilayah Kekuasaan yang Sangat
Luas Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan
merasa kesulitan dalam melakukan administrasi
pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga
administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh
dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha
melepaskan diri.
2.
Heterogenitas Penduduk Sebagai
kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil,
Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi
heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus
memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi
kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa
sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3.
Kelemahan para Penguasa Setelah
sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian
penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan
kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan
susah teratasi.
4.
Pemberontakan Tentara Jenissari Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632
M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip
seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan
tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan- pemberontakan.
5.
Merosotnya Ekonomi Akibat
peperangan yang terjadi secara terus menerus maka
biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat
besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
6.
Terjadinya Stagnasi dalam
Lapangan Ilmu dan Teknologi Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam
pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan
pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani
tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang
lebih maju.
Catatan Simpul
Nama kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan
pertama bernama Usman. Beliau dengan gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya
sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan dapat dijadikan
sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari suku Qoyigh, salah
satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka mendapat serangan
dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu
Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada
Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium.
Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat
mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia
Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M),
orang-orang Turki segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I
sebagai sultannya.
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi
dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa
sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat
dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani.
Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam
adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur
(1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481
M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan
Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut
meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya
Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I
(1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
Dari perkembangan yang sangat baik itu maka
Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam
pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk
2.4 Kerajaan safawi
Kerajaan safawi di Persia Cikal bakal kerajaan ini
sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat safawiyah yang
berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama
pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al
Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya
Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk
menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara
yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang
bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis
sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang
diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524
M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai
raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah
dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile
Crescent).Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan
Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi
Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622
M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi
pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang
biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga
dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain
Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji,
seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli
sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan
lebah.Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun
Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah.
2.5. Kerajan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya.
Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad
ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa
itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail
I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota
Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.
Babur meningal pada tahun 1530 M. diganti oleh anaknya
Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah
yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga
perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar. Akbar (1556-1606 M)
dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga
Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin
menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi.
Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua
rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.
Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M)
dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M).
Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat
Islam di Indonesia :
1.
Dalam
bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2.
Dalam
bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3.
Dalam
bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali, dan
Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4.
Dengan
berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif
yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5.
Perkembangan
ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam, Sehingga
nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di
Indonesia.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan
fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai
dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan
penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 –
1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi
kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
B. SARAN
1. Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi tentang sejrah
perkembangan Islam khususnya pada abad pertengahan.
2. Sebaiknya, kita juga harus melestarikan budaya-budaya Islam
yang berkembang khususnya ditanah air kita agar tidak punah.
3. Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT, agar tidak mengalami kehancuran seperti akibat godaan setan yang terkutuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://ourpos.blogspot.co.id/2014/09/contoh-makalah-perkembangan-islam-pada.html
http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar