Kamis, 21 Mei 2015

Makalah Batu Akik

BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang Masalah
Bicara mengenai gaya hidup artinya juga berbicara soal trend yang mengikuti perkembangan zaman. Tentu saja tidak bisa dinafikan keberadaan perhiasan sebagai pernak-perniknya. Seperti cincin, kalung, gelang, anting dan sejenisnya. Perhiasan bukan hanya emas dan perak, namun ada juga beberapa perhiasan yang terbuat dari batu mulia atau batu permata yang lebih dikenal sebagai batu akik.
Akhir-akhir ini, trend memakai perhiasan yang dihiasi batu akik sedang marak di kalangan masyarakat luas dan juga kaum muda. Batu akik adalah jenis batu permata yang berasal dari campuran mineral alam. Batuan jenis ini memiliki komposisi kimia alam yang berbeda-beda. Komposisi yang dikandungnya ini mempengaruhi struktur kristal di dalamnya, sehingga mempengaruhi tingkat kepadatan masing-masing batu. Dalam pengklasifikasiannya digunakan Skala Mohs dari 1 sampai 10. Batu akik adalah istilah yang dipakai untuk mengklasifikasikan batu permata dengan skala Mohs di bawah 7,5. Sebelum menjadi batu permata, batu mulia harus di poles terlebih dahulu sebelum dijadikan perhiasan. Jenis batuan ini diminati oleh para kolektor dan mempunyai harga jual yang tinggi.

Rabu, 13 Mei 2015

PEMILUKADA SERENTAK DILIHAT DARI ASPEK DEMOKRASI PANCASILA

Pelaksanaan Pilkada/Pemilukada yang telah berlangsung sejak Juni 2005 s/d saat ini secara umum telah berlangsung secara aman, tertib, dan demokratis dengan tingkat partisipasi yang cukup tinggi. Meskipun demikian dalam penyelenggaraan Pilkada ke depan masih perlu dilakukan berbagai penyempurnaan untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi dalam penyelenggaraan Pilkada, yaitu :

1. Peningkatan akurasi daftar pemilih.

Dari segi regulasi, pengaturan data pemilih yang ada dalam Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 sebetulnya sudah cukup memadai. Kunci penyelesaian dari daftar pemilih yang kurang akurat adalah pelibatan RT/RW secara resmi dan intensif baik dalam up dating data penduduk maupun perbaikan data pemilih.

2. Peningkatan akuntabilitas proses pencalonan.

Dari segi regulasi, pengaturan tahapan pencalonan yang ada dalam Pasal 59 sampai dengan pasal 64 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 belum cukup memadai. Untuk mengatasi kekurangan ini, ke depan pasangan calon perlu diberi ruang untuk mengajukan keberatan ke pengadilan, jika dalam proses pencalonan dirugikan KPUD.

3. Masa kampanye yang lebih memadai.

Dari segi regulasi, pengaturan mengenai kampanye yang diatur dalam pasal 75 sampai dengan pasal 85 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 belum member! waktu yang cukup, yaitu hanya 14 (empat belas) hari, sehingga tidak cukup bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi lengkap para calon. Untuk itu perlu pengaturan masa kampanye yang cukup dan peningkatan kualitas kampanye agar dapat mendidik pemilih untuk menilai para calon dari segi program.

4.Peningkatan akuntabilitas penghitungan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.

Dari segi regulasi, pengaturan mengenai penghitungan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana yang diatur dalam Pasal 96 s/d Pasal 101 UU No. 32 Tahun 2004 masih mengandung celah terjadi manipulasi pada pembuatan berita acara dan sertifikat penghitungan suara yang tidak sama dengan hasil penghitungan suara yang disaksikan oleh masyaakat, karena tidak semua peserta Pilkada menempatkan saksi di setiap TPS dan keterbatasan jangkauan Panwaslu mengawasi penghitungan suara di setiap TPS. Selain itu pengumuman hasil penghitungan suara yang dipasang di setiap TPS hanya selama TPS ada (tidak lebih dari sehari), sehingga para saksi peserta Pilkada kesulitan untuk mengakses hasil penghitungan suara di setiap TPS. Untuk itu perlu pengaturan yang memungkinkan adanya kontrol dari masyarakat/para saksi calon untuk mengakses hasil penghitungan suara di TPS maupun hasil rekapitulasi hasil penghitungan suara di setiap tingkatan.

5. Peningkatan penyelenggara Pemilu yang adil dan netral

Keberpihakan penyelenggara pemilu kepada salah satu pasangan calon terjadi karena kriteria dalam sistem seleksi para anggota penyelenggara pemilu baru belum menjangkau sikap mental yang diperlukan bagi penyelenggara pemilu yang antara lain harus netral, obyektif, mempunyai integritas tinggi, kesukarelaan/keterpanggilan dalam tugas, dan tidak tidak mudah mengeluarkan statement. Untuk itu dalam revisi UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu perlu penambahan kriteria sikap mental dimaksud dalam system seleksi anggota penyelenggara pemilu.

6. Minimalisasi Putusan MK yang menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Meskipun UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 12 Tahun 2008 telah membatasi kewenangan pengadilan/mahkamah dalam sengketa Pilkada hanya sebatas sengketa hasil penghitungan suara, namun pengadilan sering menabrak aturan tersebut dan menimbulkan kontroversi. Untuk itu dalam revisi Undang-Undang yang terkait dengan Pilkada masalah ini masalah kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi perlu dicarikan jalan keluarnya.

7. Putusan-putusan MK yang membatalkan UU No. 32 Tahu 2004 dan UU No. 12 Tahun 2008 terkait dengan pelaksanaan Pilkada.

a. Putusan MK Nomor 072-073/PUU-ii/2004 telah menganulir Pasal-pasal yang ada dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagai berikut:

1) Pasal 57 ayat (1) sepanjang anaka kalimat "...yang bertanggung jawab kepada DPRD",

2) Pasal 66 ayat (3) huruf e"...meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas KPUD",

3) Pasal 67 ayat (1) huruf e sepanjang anak kalimat"... kepada DPRD",

4) Pasal 82 ayat (2) Sepanjang anak kalimat "... oleh DPRD". b. Putusan MK Nomor No 22/PUU-VII/2009 membatalkan Pasal 58 huruf o Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Berkenaan dengan hal tersebut maka dalam revisi Undang-Undang yang terkait dengan Pilkada masalah ini masalah substansi yang telah dibatalkan tersebut untuk tidak diatur lagi.

8. Penyesuaian tata cara pemungutan suara dan penggunaan KTP sebagai kartu pemilih dengan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Berkenaan dengan pelaksanaan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 dalam pemberian suara sudah tidak lagi mencoblos tapi menconteng serta penggunaan KTP juga sebagai kartu pemilu, maka untuk tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat perlu dilakukan penyerasian. Untuk itu ketentuan dalam UU No. 32 Tahun 2004 terkait dengan tata cara pemberian suara dan penggunaan kartu pemilih dalam pelaksanaan Pilkada perlu disesuaikan dengan pelaksanaan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009.

9. Minimalisasi politisasi birokrasi oleh kepala daerah/wakil kepala daerah incumbent dalam Pilkada.

Dalam rangka menjaga kesetaraan (fairness) dan menjaga netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Pilkada, kepala daerah/wakil kepala daerah yang akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah harus aktif.

10.Penggabungan PILKADA (Pilkada serentak).

Penggabungan pelaksanaan Pilkada diperlukan seiain untuk menghemat biaya Pilkada juga untuk kejenuhan masyarakat pada Pemilu. Ada beberapa opsi penggabungan Pilkada.

Optimasi Penggabungan.

1) Pilkada seluruh Indonesia dilaksanakan secara bersamaan hanya 1 X , yaitu dimulai Tahun 2015.

a) Jumlah care taker kepala daerah yang akan ada 278 kepala daerah, sehingga jalannya pemerintah daerah menjadi kurang optimal.

b) Aparat keamanan harus menggelar pasukan secara serentak di seluruh Indonesia.

c) Isu Pilkada yang tadinya merupakan isu lokal menjadi isu nasional.

d) Dari segi biaya akan dapat dihemat.



2) Pilkada seluruh Indonesia dilaksanakan secara bersamaan 2 X, yaitu dimulai tahun 2013 dan tahun 2015.

a) Jumlah care taker kepala daerah yang akan ada 57 kepala daerah, sehingga jalannya pemerintah daerah menjadi sedikit kurang optimal.

b) Aparat keamanan harus menggelar pasukan secara serentak di + setengah seluruh Indonesia.

c) Isu Pilkada yang tadinya merupakan isu lokal menjadi isu nasional.

d) Dari segi biaya akan dapat dihemat.

3) Pilkada dilaksanakan secara bersamaan di masing-masing wilayah provinsi 1X sesuai jadwalnya.

a) Jumlah care taker kepala daerah yang akan ada 225 kepala daerah, sehingga jalannya pemerintah daerah menjadi kurang optimal.

b) Aparat keamanan harus menggelar pasukan di setingkat Polda.

c) Isu Pilkada merupakan isu lokal. 

d) Dari segi biaya akan dapat dihemat.

4) Kepala daerah yang berakhir dalam tahun yang sama dilaksanakan Pilkada secara bersamaan.

a) Jumlah care taker kepala daerah kecil dan dalam waktu singkat, sehingga pemerintah daerah masih berjalan normal.

b) Aparat keamanan harus menggelar pasukan di setingkat Polda atau Polres.

c) Isu Pilkada merupakan isu lokal.

d) Dari segi biaya akan dapat dihemat.

Optimasi penggabungan Pilkada di Indonesia yang paling optimal berdasar kriteria kontinuitas jalannya pemerintahan daerah, kesiapan aparat keamanan, dampak isu yang akan muncul terhadap dan efisiensi biaya didapat alternatif yang memiliki skor terbaik, yaitu : "Kepala daerah yang berakhir dalam tahun yang sama dilaksanakan Pilkada secara bersamaan".

11. Peninjauan sistem pemilihan Gubernur.

Seiring dengan kewenangan gubernur sebagai kepala daerah yang sudah sangat terbatas dan menempatkan peran gubernur sebagai wakil pemerintah yang besar, maka berdasar tinjauan yuridis, filosofis, politis, sosiologis, dan praktis sistem pemilihan gubernur secara langsung sudah dapat dipertahankan lagi dan akan lebih efektif jika pemilihannya dilakukan melalui sistem perwakilan.

12. Peninjauan sistem pemilihan wakil kepala daerah.

Pemilihan wakil kepala daerah dilakukan secara langsung berpasangan dengan kepala daerah, pada banyak daerah telah menimbulkan hubungan yang tidak sinergi dalam menjalankan tugas dan fungsi. Hal terjadi karena latar belakang politik wakil kepala daerah yang juga sarat dengan kepentingan politik menjadikan kedua belah saling waspada atas kemungkinan terjadi manuver politik yang saling menjatuhkan. Berkenaan dengan tersebut perlu dilakukan perumusan ulang sistem pemilhan wakil kepala daerah, agar tidak mengganggu penyelenggaraan pemerintahan daerah dan dapat menempatkan wakil kepala daerah sebagai pembantu untuk perkuatan kepala daerah.

Jenis-jenis Teks Dalam Bahasa Inggris


Jenis-jenis Teks Dalam Bahasa Inggris (Narrative, Report, Descriptive, Procedure)

Dalam Bahasa Inggris terdapat macam-macam jenis teks, di bawah ini adalah beberapa jenis teks yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa SMP, berikut ini adalah 5 jenis teks beserta penjelasan sederhana dari teks tersebut:

1.DESCRIPTIVE
Teks Descriptive adalah teks yang menggambarkan seseorang, benda atau tempat tertentu sehingga pembaca dapat membayangkan seolah-olah yang diceritakan itu benar-benar nyata.
Tujuan Komunikatif :
memberikan informasi mengenai ciri-ciri seseorang, benda atau tempat tertentu.
Struktur Teks:
  • Identification / Pengenalan: ciri-ciri seseorang, suatu benda atau tempat tertentu yang akan dideskripsikan.
  • Description / Deskripsi: menggambarkan ciri-ciri seseorang, benda atau tempat tersebut, misalnya bentuk, ukuran, warna, asal, kegemaran dan ciri khusus lainnya.

2.NARRATIVE
Teks Narative adalah teks yang bercerita mengikuti alur waktu.
Tujuan Komunikatif : Menghibur pendengar atau pembaca dengan pengalaman nyata atau khayal.
Ciri naratif adalah adanya unsur konflik (masalah) dan resolusi (penyelesaian masalah).
Struktur Teks:
  • Pengenalan latar: tokoh, waktu, dan tempat.
  • Pengembangan konflik.
  • Penyelesaian konflik.
  • Koda: perubahan yang terjadi pada tokoh atau pelajaran yang dapat dipetik dari cerita.
Generic Structure Narrative Text

Setiap jenis teks bahasa Inggris (genre) memiliki struktur teksnya sendiri-sendiri. Struktur dari Narrative Text terdiri dari tiga bagian yaitu :
  • Orientation: Pada bagian Orientation atau pengenalan berisi tentang pengenalan tokoh dalam cerita serta waktu dan tempat kejadiannya.
  • Complication: Pada bagian Complication berisi tentang gambaran munculnya krisis atau masalah yang di alami oleh tokoh pada cerita tersebut yang harus dipecahkan.
  • Resolution: Pada bagian Resolution berisi tentang bagaiman tokoh dari cerita tersebut memecahkan masalah yang ada pada bagian Complication. Biasanya terdapat lebih dari satu Resolution untuk satu Complication.
Pada beberapa referensi tentang Narrative Text, terdapat tambahan generic structure pada Narrative Text, yaitu penambahan Coda setelah Resoultion. Jadi susunan Narrative text adalah Orientiation, Complication, Resolution dan Coda.

Coda adalah bagian terakhir dari structure Narrative Text yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.

3.PROCEDURE
Teks Prosedure adalah teks yang menjelaskan dengan jelas cara membuat atau melakukan sesuatu.
Tujuan komunikatif :
Memberi petunjuk cara melakukan sesuatu melalui serangkaian tindakan atau langkah.
Struktur Teks: Goal/Aim/Tujuan – Materials/Tools/Bahan/Alat – Steps/Methods/Langkah



Generic Sturcture Procedure Text

1. Aim/ Goal
Pada generic sturcture bagian pertama dari Procdeure Text ini berisi informasi mengenai tujuan dalam pembuatan atau pengoprasian sesuatu.

2. Materials
Pada bagian ke-dua, Materials teridiri dari bahan-bahan yang digunakan dalam membuat sesuatu. Tapi tidak semua Procedure Text menyertakan bagian materials, adakalanya sebuah Procedure text tidak memiliki bagian materials.
Ada tiga jenis procedural text yang tidak menggunakan bagian materials, yaitu:
  • Procedural text yang menjelasakan bagiamana sesuatu bekerja atau bagaimana cara melakukan instruksi secara manual. Contohnya : How to use the video game, the computer, the tape recorder, the fax, etc.
  • Procedural text yang menginsturksikan bagaimana melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dengan peraturanya. Contohnya : raod safety rules, video game rules, etc.
  • Procedural text yang berhubungan dengan sifat atau kebaiasaan manusia. Contohnya How to live happily, How to secceed.

4. RECOUNT
Teks Recount adalah teks yang menceritakan kembali kejadian yang telah terjadi berurutan dengan menggunakan keterangan waktu yang jelas pada masa lampau
Tujuan komunikatif:
Melaporkan peristiwa, kejadian atau kegiatan dengan tujuan memberitakan atau menghibur.
Struktur teks :
  • Orientation : Pendahuluan yaitu memberikan informasi orang atau benda yang melakukan atau yang terlibat di dalamnya, serta waktu, tempat, situasi, dan lain-lain;
  • Event 1, Even 2… : Rangkaian peristiwa yang terjadi, yang biasanya disampaikan secara urut.
  • Re-orientation : Kesimpulan dari rangkaian peristiwa yang terjadi. Reorientation tidak selalu ada pada teks recount.
·         Generic structure Teks Recount
Orientation
Orientation atau pengenalan yaitu memberikan informasi tentang siapa, dimana, dan kapan peristiwa atau kegiatan itu terjadi di masa lampau.

Events
Events merupakan rekaman peristiwa yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis, seperti “In the first day, I … . And in the next day … . And In the last day …” . Di bagian events ini juga biasanya terdapat komentar pribadi tentang peristiwa atau kejadian yang diceritakan.

Reorientation
Pada bagian reorientation, terdapat pengulangan pengenalan yang ada di orientation, pengulangan yang merangkum rentetan peristiwa, kejadian atau kegiatan yang diceritakan.

5.REPORT
Teks Report memiliki kemiripan dengan teks deskriptif, teks report memberikan gambaran umum tentang sesuatu tidak mendetail seperti pada teks Deskriptif.
Tujuan Komunikatif: Menyampaikan informasi tentang sesuatu, apa adanya, sebagai hasil pengamatan sistematis atau analisis.
Stuktur Teks :
  • General Classification : (klasifikasi umum, yaitu menggolongkan atau menentukan secara umum termasuk kepada golongan mana.
  • Description : yaitu uraian deskripsi atau gambarannya bagia-bagian yang umum ada padanya, derajatnya, dam sifat-sifatnya. Biasanya berupa uraian umum.
Struktur Teks/Generic structure Report Text

Dalam Report Text, terdapat struktur teks yang terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. General Clasification
Pada bagian general clasification (klasifikasi umum) berisi pengenalan fenomena/ benda yang akan dibicarakan dengan menyertakan pernyataan umum yang menerangkan subjek laporan, keterangan, dan klasifikasi-nya.

2. Description
Pada bagian Description (gambaran) terdiri dari gambaran dari fenomena/ benda yang didiskusikan dari bagian ke bagiannya, kebiasaan atau tingkah laku untuk benda hidup, ataupun kegunaannya untuk benda secara detail.


Perbedaan antara Descriptive Text dan Report Text

Beberapa jenis teks bahasa Inggris (Types of Text) cukup sulit untuk di bedakan. Sepertihalnya Descriptive Text dan Report Text yang mempunyai kesamaan dalam hal tujuan komunikatif (Social Function) dan sturktur kalimatnya (Generic Structure). Tetapi jika kita menganalisisnya dengan cermat, perbedaan antara ke-duanya akan nampak.

Tujuan dari kedua teks tersebut adalah untuk memberikan deskripsi langsung mengenai objek. Antara Descriptive Text dan Report Text lebih mencoba untuk menunjukan dari pada memberitahu pembaca tentang kondisi fakta dari objek tersebut. Pembaca dengan sendirinya akan menangkap point yang mengesankan dari objek tersebut melalui penunjukan gaya penulisan. Yang membuat berbeda antara Descriptive Text dan Report Text adalah pada cakupan penulisan objek. Jika kita berbicara tentang misalkan sepeda yang di tulis dalam bentuk Report Text, teks tersebut akan berbicara mengenai sepeda secara umum; bagian-bagiannya, kekuatannya, dan fungsinya secara umum selayaknya sepeda. Sedangkan jika sepeda dideskripsikan dengan Descriptive Text, maka sepeda tersebut merujuk ke jenis speda tertentu misalnya sepeda gunung, sepeda balap dan yang lainnya, yang tentunya dengan ciri-ciri sertifikasi-nya; warna, jenis roda, warna, dll.


Singkatnya, Report Text mendeskripsikan sesuatu yang biasanya merujuk kepada gejala-gejala alam, hewan, dan benda ilmiah. Report Text ditulis setelah mendapatkan obeservasi secara cermat. Hal ilmiah dan teknikal inilah yang membuat perbedaan yang jelas dari Descriptive Text.

Selasa, 12 Mei 2015

Roro Jonggrang

Dikisahkan, tersebutlah seorang pangeran bernama Raden Bandung Bondowoso, putra raja Pengging bernama Prabu Damar Moyo. Raden Bandung Bondowoso merupakan seorang pangeran yang terkenal kuat dan sakti mandraguna.
Selain Pengging, terdapat kerajaan yang lain yang bernama Keraton Boko. Raja Keraton Boko bernama Prabu Boko dan mentrinya bernam Patih Gupalo, mereka berdua adalah raksasa pemakan mansia. Tetapi Prabu Boko mempunya seorang putri yang sangat cantik jelita bernama Lorojonggrang.
Suatu hari Prabu Boko berhasrat ingin memperluas wilayah kerajaan dengan menyerang kerajaan Pengging. Prabu Boko mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Pengging. Pertempuran hebat pun terjadi, pertumpahan darah pun tidak terelakan. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Untuk mengurangi rakyatnya yang terbunuh, Prabu Damar Moyo memerintahkan anaknya Raden Bandung Bondowoso untuk berduel langsung dengan Prabu Boko. Berkat kekuatan dan kesaktian dari Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko pun terbunuh. 
Mendengar Prabu Boko terbunuh, Patih Gupala memerintahkan pasukannya untuk mundur dari lari ke istana. Tentu Raden Bandung Bondowoso tidak tinggal diam, dia langsung mengejar Patih Gupala dan pasukan yang tersisa ke Keraton Boko. Patih Gupala yang tiba terlebih dahulu ke istana menemui Roro Jonggrong dan memberitahu bahwa Prabu Boko telah tewas di tangan Raden Bandung Bondowoso. Tak lama kemudian Raden Bandung Bondowoso pun tiba. Ketika dia sedang mencari Patih Gupala di dalam istana, dia bertemu dengan anak Prabu Boko yaitu Roro Jonggrang. Karena kecantikan nya, Raden Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta dengannya. Dan meminta untuk menikahinya. Tetapi Roro Jonggrang menolaknya, karena dia tahu bahwa Raden Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahnya.
Untuk menolak lamaran Raden Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang memberikan syarat jika Raden Bandung Bondowoso ingin menikahinya. Roro Jonggrang berkata:
“Jika kau ingin menikahi ku, kau harus membuatkan ku sebuah sumur dan seribu candi dalam satu malam.”
Permintaan tersebut terdengar mustahil. Tapi Raden Bandung Bondowoso percaya diri dengan kekuatan dan kesaktian yang dia miliki dan langsung menyanggupi permintaan tersebut. Dia pun memulai untuk membuat sebuah sumur yang terkenal dengan nama Jalatunda. Dan membuat 1000 candi dengan mengerahkan bantuan para jin untuk membuatnya.
Kawatir Raden Bandung Bondowoso akan menyelesikannya. Roro Jonggrang meminta dayang-dayang untuk menumbuk padi dan membakar jerami di timur sebagai tanda bahwa pagi sudah datang. Para jin yang membantu Raden Bandung Bondowoso untuk menyelesaikan 1000 candi pun kabur karena takut akan pagi. Pembuatan 1000 candi pun gagal, Raden Bandung Bondowoso hanya bisa menyelesaikan 999 candi. 
Raden bandung Bondowoso marah, murka karena sebenarnya pagi belumlah tiba. Dia sangat marah ketika menemukan bahwa Roro Jonggrang lah yang melakukan kecurangan di balik kegagalan. Raden Bandung Bondowoso sangat murka dan merubah Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang terkenal dengan Arca Dewi Durga untuk melengkapi 1000 candi tersebut.

Naskah Drama Roro Jonggrang

Pada zaman dahulu kala di Prambanan Jawa Tengah,berdiri dua buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Prabu Damar Moyo. Dan mempunyai seorang anak putra yang bernama Raden Bandung Bondowoso. KratonBoko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yangdi perintah oleh raja yang tidak berwujud manusia yaitu raja Prabu Boko yang memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama putri Roro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki Patih raksasa yaitu Patih Gupolo. Prabu Boko ingin menguasai Kerajaan Pengging,maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal. Setelah persiapan dirasa cukup maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit. Sesampainya di kerajaan Pengging .. 

Pengawal Damar Moyo: Siapa kalian? dan mengapa kalian datang kesini?
Patih Gupolo: Kami dari kerajaan Kraton Boko,kami ingin merebut kekuasaan kerajaan ini
Pengawal Damar Moyo: Ooohh TIDAK BISA! sbelum kalian menghadap raja,hadapilah kami dahulu
Prabu Damar Moyo: Apa salah kami sehingga kalian ingin merebut kekuasaan dari kerajaan ini
Patih Gupolo: sudahlah raja kita serang saja mereka!
Terjadilah pemberontakan antara kedua kerajaan. Banyak korban berjatuhan dikedua belah pihak dan rakyat pengging menjadi menderita. mengetahui rakyatnya menderita maka dia mengutus anaknya Bandung Bondowoso untuk balas dendam kepada Prabu Boko.
Prabu Damar Moyo: Wahai anakku.. balaskanlah dendam ayah pada kerajaan Boko,karena mereka rakyat kita menjadi miskin dan kelaparan
Bandung Bondowoso; Baiklah ayah akan aku lakukan
Maka berangkatlah Bandung Bondowoso menuju kerajaan kraton Boko, ketika di perjalanan ia bertemu dengan Patih Gupolo dan Prabu Boko
Patih Gupolo: Siapa kau? sepertinya kau bukan rakyat dari kerajaan ini
Bandung Bondowoso: Memang bukan! aku adalah Raden Bandung Bondowoso putra Prabu Damar Moyo dari kerajaan Pengging. Tujuan ku datang kesini ingin membalaskan dendam ayahku terhadap rajamu
Prabu Boko: ada apa ini? dan siapa kau?
Bandung Bondowoso: aku adalah Bandung Bondowoso aku ingin membalaskan dendam ayahku padamu karena kau telah membuat rakyat ku menjadi menderita
Dan terjadilah perang yang sangat sengit anatara Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Bandung Bondowoso prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas maka patih Gupolo melarikan diri dan Raden Bandung Bondowoso mengejar patih ke kerajaan kraton Boko. Sesampainya di kerajaan Boko..
Patih Gupolo: putrii..putrii (sambil tergesa2)
Roro Jonggrang: ada apa patih? apa yang telah terjadi?
Patih Gupolo: Ayah putri telah tewas dibunuh oleh Bandung Bondowoso
Setelah Patih Gupolo melaporkan pada Putri Roro Jonggrang maka menangislah putri,sedih hatinya karena ayahnya tewas,dan Patih Gupolo pun pergi meninggalkan Kerajaan Kraton Boko. Sesampainya Bandung Bondowoso di Kraton Boko terkejutlah ia melihat Putri yang cantik jelita
Bandung Bondowoso: Wahai putri yang cantiksiapa namamu?
Roro Jonggrang: aku adalah putri Roro Jonggrang
Pengawal Roro: siapa kau?
Bandung bondowoso: Aku adlah Raden Bandung Bondowoso putra dari kerajaan Pengging
Pengawal Roro: Putri bukan kah dia orang telah membunuh ayahmu (sambil berbisik pada putri)
Roro Jonggrang: Benarkah?
Bandung bondowoso: Maukah kau menikah denganku?
Roro Jonggrang: tidak semudah itu kau ingin menikahiku. aku punya satu permintaan,buatkanlah aku 1000 candi dalam waktu 1 malam. apakah kau sanggup?
Bandung Bondowoso: Baiklah apapun akan aku lakukan untukmu
Bandung menyanggupi permintaan putri tersebut. Maka segerlah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin utnuk membuat kan 1000 candi. Ketika mengetahui bahwa candi yang dibuat Bandung akan selesai,maka putri pun memgumpulkan para gadis
Roro Jonggrang: Wahai para gadis! buatlah keadaan agar seolaholah waktu telah pagi

Gadis 1: Dengan cara apa putri?
Gadis 2: Apa yang harus kami lakukan?
Roro Jonggrang; Kalian harus menumbuk lesung padi dan membuat cahaya untuk menerangi candi.
Gadis 3&4: Baiklah putri perintah akan kami lakukan.
Ketika para gadis menumbuk padi serta di Timur kelihatan terang dan ayam pun berkokok bergantian. Maka para jin berhenti membuat candi
Jin 1: Tuan maaf kami belum menyelesaikan 1 candi lagi karena hari sudah pagi
Semua Jin: Maafkan kami tuan kami harus pergi (meninggalkan Bandung)
Bandung Bondowoso: Mengapa para jin pergi padahal firasatku pagi belum tiba
Tidak lama Roro Jonggrang menemui Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang: Bagaimana? apakah kau sudah menyelesaikan 1000 candi itu
Roro pun menghitung candi dan ternyata jumlahnya hanya 999 candi,tinggal 1 candi yang belum jadi
Roro Jonggrang: Aku sudah berkata bahwa aku menginginkan 1000 candi. tapi mengapa hanya 999 candi tang baru selesai?? aku tak mau menikah dengan mu
Lalu para Gadis datang menemui putri dan Bandung Bondowoso
Bandung Bondowoso: Kau kan yang telah menyuruh para gadis menumbuk padi dan membuat cahaya agar keadaan menjadi pagi
Roro Jonggrang: Siapa para gadis itu? aku tak menyuruhnya!!
Gadis 3: kau mengenal kami putri !
Gadis 4: Dan kau juga yang menyuruh kami!
Semua Gadis: Kau telah berbohong putri!
Bandung Bondowoso: Semuanya sudah jelas,, kau memang cantik tapi hatimu tak secantik rupamu. padahal aku mencintaimu dengan setulus hatiku. terkutuklah kau putri menjadi candi yang ke 1000
Dan sampai sekarang arca patung Roro Jonggrang masih ada di candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (tua) karena telah membantu Roro Jonggrang, dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa berpacaran di Candi Prambanan akan putus cinta.

LEGENDA CANDI PRAMBANAN (CANDI SERIBU) RORO JONGGRANG

Roro Jonggrang adalah putri dari Prabu Baka dari Kerajaan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Roro Jonggrang memiliki paras yang cantik jelita. Suatu ketika, ia dilamar oleh seorang kesatria yang bernama Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Roro Jonggrang bersedia menerima lamaran itu, asalkan Bondowoso mampu membuatkan seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu semalam. Mampukah Bondowoso memenuhi syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Roro Jonggrang berikut ini!

Babak 1

Gandi : Tolong! Tolong! Tolong

Raja Baka : Hahaha. Akulah penguasa terkuat. Raja paling hebat di negeri ini. Patih, hancurkan dan bunuh semua orang yang ada di sini. Tidak tekecuali.

Sadur : Baik baginda.

Gandi : Ampun. Jangan bunuh saya. Aaaaa…. (Mati)

Raja Baka : Mari kita pulang anakku roro jonggrang. Aku sudah menghabisi sebagian warga disini.

Jonggrang : Baik baginda.

(Ada seorang warga yang masih hidup.)

Ganden : Aku harus melaporkan ini kepada baginda raja pengging.


Babak 2

Srikandi : Cikrak, kemarilah!

Cikrak :Iya tuan permaisuri? Ada yang bisa saya bantu?

Srikandi : Buatkan saya dan kanda teh hangat serta sarapan 4 sehat 5 sempurna buat anakku Bondowoso.

Cikrak : Baik Tuan Permaisuri.

Genden : Tuan Raja, Tuan Raja! (Berteriak)

Selopati : Ada apa kamu teriak-teriak?

Ganden : Anu Raja. . . Eeee. . . Warga desa kerajaan pengging di aniaya oleh prabu baka beserta para prajuritnya.

Selopati : Apa? Di aniaya? Kurang ajar. Beraninya dia menganiaya rakyatku.

Ganden : Tolong lindungilah kami Raja.

Selopati : Baiklah, sekarang kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Aku akan menyerang kerajaan prambanan.

Selopati : Patih, tolong panggilkan saya pangeran bondowoso!

Basyir : Kapan tuan?

Selopati : Tahun depan setelah lebaran! Ya sekarang lah! Cepat kerjakan!

Cikrak : (Sambil membawa minuman) Ini minumannya gusti, dan ini sarapannya.

Bondowoso : Gusti, ada apa gerangan memanggil saya?

Selopati : Bondowoso! Siapkan pasukanmu untuk pergi menyerang Prambanan!

Bondowoso : Baik, Gusti! Perintah segera hamba laksanakan!

Selopati : Kalau begitu silahkan berangkat. Hati-hati! Jika kamu butuh bantuan. Ketik REG spasi TOLONG kirim ke 1000.

Srikandi : Eh anakku, ini sarapat buat kamu diperjalanan nanti supaya kamu menjadi kuat.

Bondowoso :Pasti 4 sehat 5 sempuran! Trima kasih bu.

Babak 3

Keesokan harinya, berangkatlah Bondowoso bersama pasukannya ke Prambanan.

Bondowoso : Hey prabu baka! Keluarlah kau! Mari kita bertarung. Kita tunjukkan siapa yang paling kuat diantara kita.

Sadur : Siapa kau beraninya menantang Prabu Baka orang yang tak pernah terkalahkan diwilayah ini?

Bondowoso : Aku adalah Bondowoso putra dari Raja Pengging.

Sadur : Lawan dulu kami sebelum kau melawan Prabu Baka.

Bondowoso : Baik. Prajurit Pengging, Seraaang!

Terjadilah Peperangan antara pasukan dari kerajaan pengging dan pasukan kerajaan prambanan.

Raja Baka : Hey. Beraninya kau masuk wilayah kerajaan prambanan. Sudah bosan hidup ya?

Bondowoso : Bukannya aku bosan hidup. Tapi aku ingin segera mengantarmu mati.

Raja Baka : Kurang ajar. Jaga mulutmu. Kubunuh kau.

Bondowoso : Silahkan kalau kau mampu!

Pertempuran sengit pun tak terelakkan lagi. Raja Baka tewas terkena senjata sakti Bandowoso yang bernama Bandung.

Bondowoso : Hahaha. Akhirnya kau kalah prabu baka. (melihat patihnya) Patih, kau taka pa-apa patih. Patih! Patih!

Basyir : Tak apa-apa tuan. Saya ketiduran. Capek banget. Cie romantisnya. Hehehe. (Disisi lain patih prabu baka melarikan diri) Ada yang lari kea rah sana Pangeran. Sambil menunjuk kearah pintu.


Babak 4

Patih prabu baka pun melaporkan semua kejadian peprangan tersebut kepada Roro Jonggrang. Dan kemudian disusul oleh bondowoso.

Jonggrang : Dayang, bagaimana ya keadaan Ayahku?

Suri : Kita berharap saja semoga Raja Baka memenangkan peperangan tersebut. (tiba-tiba datang patih prabu baka menghampiri putrid Roro Jonggrang)

Serit : Benar Roro. Kita tunggu saja.

Sadur : Permisi Tuan Putri, Saya mau lapor tentang Raja Baka.

Jonggrang : Apa yang terjadi Patih?

Sadur : Emm. . . Beliau. . . . . (Terdiam)

Jonggrang : Apa yang terjadi dengan ayahku. Cepat katakana patih!

Sadur : Prabu Baka tewas dalam peperangan melawan Pangeran Bondowoso dari kerajaan Pengging.

Jonggrang : Tidak. . .! itu tidak mungkin. (Tiba-tiba bondowoso masuk kedalam istana)

Bondowoso : Hey, ternyata masih ada orang didalam sini.

Jonggrang : Siapa kau?

Sadur : Dia adalah Bondowoso, Roro Jonggrang. Kubunuh kau Bondowoso. (Mati).

Jonggrang : Kau sungguh Kejam!

Bondowoso : Kau ternyata sangat cantik. Kau pantas jika menjadi permaisuriku.

Jonggrang : (Terdiam saja dan pergi).

Bondowoso : Hey mau kemana?



Babak 5

Setelah itu, Bandung Bondowoso pun segera menempati istana Prambanan. Pada saat hari pertama menempati istana Pramabanan, ia langsung terpesona melihat kecantikan Roro Jonggrang dan berniat untuk menjadikannya sebagai permaisuri.

Suri : Tuan Putri. Apakah Tuan Putri masih sedih?

Jonggrang : Tentu Dayang. Aku benci sekali dengan Bondowoso. Dia telah membunuh ayahku. Aku tak mau menjadi permaisurinya.

Serit : Ini aku buatkan minuman teh hangat untuk tuan putri agar tuan putri tenang.

Jonggrang : Terima kasih Dayang.

Serit : Diminum dulu tuan putri.

Bondowoso : Selamat pagi calon permaisuriku yang cantik. Kenapa masih murung saja?

Jonggrang : Aku tidak apa-apa.

Bondowoso : Wahai, putri Roro Jonggrang! Bersediakah engkau menjadi permaisuriku?

Jonggrang : Emm bagaimana ya!

Dayang 1 : Non, non harus memberinya syarat kalau dia gagal memnuhi syarat itu.

Dayang 2 : Iya tuan putri, dengan seperti itu, Dia tidak akan pernah menikahi tuan putri lagi.

Bondowoso : (Datang Menghampiri Roro Jonggrang) Bagaimana, apakah kau mau?

Jonggrang : Baiklah, Bandung Bondowoso! Aku bersedia menerima lamaranmu, tapi kamu harus memenuhi satu syaratku.

Bondowoso : Apakah syaratmu itu, Roro Jonggrang?

Jonggrang : Syaratnya adalah kamu harus membuatkanku 1000 candi dan sebuah sumur. Dan itu harus kamu selesaikan sampai batas terbitnya matahari.

Bondowoso : Baik, aku terima persyaratanmu! Ji walakaji kokobelok dem dem. Wahai Para Jin, datanglah, datanglah. Kug gak datang datang ya. Jin budeng kali ini para jin.

Ketua Jin : Siaaaap Gerak! Lencang depan gerak! Tegap gerak! Istirahat di tempat gerak! Lapor, Maaf, jalannya tadi sedang macet jadi agak telat. Kami para jin siap menerima tugas. Laporan selesai.

Bondowoso : wahai para jin. Aku perintahkan kalian untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu semalam sampai batas waktu akhir terbutnya matahari. Apa kalian siap

Para Jin : Siap Laksanakan.

Ketua Jin : tak bagi dulu ya.(samba mengeluarkan kalkulator) masing-masing membuat 200 candi. Untuk sumur, urusanku. Untuk melaksanakan tugas, tanpa penghormatan. Bubar jalan. (Para jin pun bekerja membuat candi yang berjumlah 1000).

Jonggrang : Dayang! Pembangunan seribu candi dan penggalian dua buah sumur tersebut hampir selesai. Apa yang harus kita lakukan?

Dayang 1 : Tenanglah, Gusti! Pasti ada jalan keluarnya,

Jonggrang : Dayang! Segera bangunkan teman-temanmu! Suruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi di lesung, serta menaburkan bunga-bunga yang harum baunya!

Dayang 2 : Baik, Gusti! (seraya bergegas ke istana membangunkan dayang-dayang lainnya).

Jin 1 : kawan, lihatlah! Matahari sudah akan terbit. Ayo kita pergi.

Ayam : Kukuruyuk. . . Kukuruyuk. . .

Jin 2 : benar, ditambah lagi sudah ada ayam berkokok. Ayo semua kita pergi dari sini.

Bondowoso : Teman-teman, kembalilah! Hari belum pagi. Genapkan seribu candi. Tinggal sebuah candi lagi!

Jonggrang : Bagaimana Bandung Bondowoso? Apakah candiku sudah selesai? (sambil tersenyum.)

Bondowoso : Licik! Wahai, Roro! Kamu telah menggagalkan usahaku untuk mewujudkan seribu candi yang kurang satu lagi dengan kelicikanmu. Jadilah kau arca dalam candi yang keseribu

Akhirnya roro jonggrang pun mencadi arca menggenapi candi yang keseribu atas akibat janji yang di ucapkan dan kelicikan yang dilakukan roro jonggrang.



Demikian cerita Roro Jonggrang dari Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita atas adalah akibat yang ditimbulkan dari sifat curang dan licik. Sifat ini tampak pada kelicikan Roro Jonggrang dalam menggagalkan usaha Bandung Bondowoso membangun seribu candi agar tidak menikahinya. Akibatnya, ia pun dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bondowoso.



Sabtu, 09 Mei 2015

Ringkasan Pola Kegiatan Ekonomi

A.  POLA KEGIATAN EKONOMI
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya untuk dapat bertahan dan melanjutkan kehidupannya. Kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang beragam disebut kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi penduduk umumnya mempunyai pola berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi. Ini berarti bahwa pola kegiatan ekonomi penduduk banyak ditentukan oleh keberadaan penduduk tersebut bertempat tinggal di bumi ini.
Tahukah kamu mengapa Indonesia sering disebut negara agraris? Hal ini karena sebagian besar penduduknya hidup dari bercocok tanam, dan tanahnya cocok ditanami berbagai tanaman. Tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan makanan kebutuhan sehari-hari, makanan ternak, obat, maupun peralatan rumah tangga.
Jika penduduk mendiami lahan yang datar, namun tanahnya kering maka paling sesuai mata pencahariannya adalah berkebun. Begitu pula penduduk yang mendiami permukaan bumi yang berada di sekitar garis pantai, kegiatan nelayanlah yang paling sesuai sebagai mata pencahariannya.
B.  Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan oleh manusia dapat diartikan sebagai campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik berupa kebutuhan material maupun nonmaterial (spiritual).
Lahan dimanfaatkan dengan diolah sehingga menghasilkan dan akhirnya dapat digunakan memenuhi kebutuhan. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan lahan bukan untuk pertanian.

1.   Penggunaan lahan untuk pertanian
Penggunaan lahan pertanian di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertanian sederhana dan pertanian maju.

a.   Pertanian sederhana
Pertanian sederhana yang sering disebut pertanian primitif adalah pertanian yang dilakukan dengan meng- gunakan peralatan sederhana, seperti parang, sabit, cangkul, dan sejenisnya.
Pertanian sederhana ini ada yang dilaksanakan secara berpindah-pindah dan ada yang secara menetap.
1)   Pertanian sederhana berpindah-pindah adalah pertanian yang dilakukan dengan cara membuka hutan milik desa dengan menebang pohon-pohon kemudian mem- bakarnya. Tanah yang telah dibuka diratakan secara sederhana, tidak diolah lagi karena masih terdapat humus di bagian atas tanah sehingga kesuburannya dimanfaatkan untuk penanaman benih.
2)   Pertanian sederhana menetap adalah pertanian yang dilakukan pada satu tempat atau lokasi yang sama (tetap). Lahan yang digarap sudah terbatas pada lokasi tertentu karena sudah sukar memperoleh lahan baru sebagai lahan garapan. Jenis tanaman yang umumnya ditanam pada pertanian menetap adalah tanaman makanan pokok penduduk di sekitar lokasi yang mendiami lahan pertanian menetap. Misalnya, padi gogo rancah (padi yang ditanam di kebun atau tegalan tanpa air), pisang, ubi kayu, dan sejenisnya.
b.   Pertanian maju
Pertanian maju adalah pertanian yang dilakukan penduduk dengan menggunakan peralatan dan cara yang lebih baik. Peralatan dan cara yang lebih baik dikenal dengan panca usaha tani, yaitu sistem pengairan yang baik, pemilihan benih, penggunaan pupuk, pengolahan tanah, dan pemberantasan hama.
Pertanian maju dapat dilakukan pada tanah yang belum dialiri air secara baik atau tanah tadah hujan, dan tanah yang sudah dialiri air dengan teratur atau pertanian dengan irigasi.
1)   Pertanian tadah hujan atau yang sering disebut pertanian lahan kering adalah pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan, baik ditadah langsung atau dialiri air hasil air hujan. Pertanian tadah hujan, misalnya tegalan dan kebun. Tegalan adalah satu Pasar konkret adalah pasar yang ada/terlihat secara nyata barang yang diperjualbelikan dan terjadi pertemuan secara langsung antara penjual dan pembeli.
cara bercocok tanam di tanah kering dengan mengharapkan air hujan. Tanaman yang umumnya ditanam adalah tanaman jangka pendek, seperti jagung, ketela, dan kacang. Kebun adalah salah satu cara bercocok tanam yang dilakukan di sekitar tempat tinggal penduduk atau penggarap. Tanaman yang sering ditanam adalah kopi dan cokelat, kadang juga ditanam tanaman dengan tumpang sari, seperti kacang tanah, kacang hijau, dan jagung. Holtikultura adalah salah satu usaha pertanian di lahan kering untuk menanam tanaman yang dibutuhkan sehari- hari, misalnya sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat lainnya.
2)   Pertanian dengan irigasi atau pertanian lahan basah adalah pertanian yang menggunakan air secara terus-menerus sesuai dengan kebutuhan. Daerah pertanian ini sudah tersedia aliran air yang teratur sehingga mudah mengatur waktu tanam tanpa tergantung pada datangnya hujan.


2.   Penggunaan lahan bukan untuk pertanian
Penggunaan lahan bukan untuk pertanian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai tempat tinggal, tempat melakukan produksi barang dan jasa, tempat rekreasi, dan sebagainya. Penggunaan lahan tersebut, seperti penggunaan untuk perumahan, perindustrian, dan jasa.
a.   Penggunaan lahan untuk perumahan
Lahan untuk perumahan semakin banyak dibutuhkan seiring bertambahnya jumlah penduduk. Perumahan dibangun di beberapa lokasi baik di perkotaan maupun di pinggir kota bahkan di pedesaan.
b.   Penggunaan lahan untuk industri
Lahan untuk industri sangat banyak dibutuhkan karena semakin meningkatnya jumlah pabrik dan industri lainnya yang dibangun. Pembangunan pabrik dan industri selain dimaksudkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, juga dapat membuka lapangan kerja, memberi kesempatan berusaha bagi penduduk, meningkatkan pendapatan penduduk, menunjang pem- bangunan daerah, serta memanfaatkan sumber alam dan sumber daya manusia yang ada. Penggunaan lahan untuk pabrik dan industri biasanya digunakan untuk pembangunan gedung, gudang, rumah pegawai, kantor administrasi, dan sebagainya.
c.   Penggunaan lahan untuk jasa
Penggunaan lahan untuk jasa juga memerlukan lahan yang banyak. Lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat, seperti jalan, terminal, halte, stasiun, jalan kereta api, dan sebagainya. Lahan jasa perdagangan, seperti pertokoan, warung, pasar, gudang, dan sebagai- nya. Lahan jasa pendidikan, seperti sekolah, kampus, gedung pendidikan kursus, perpustakaan, dan lapangan olah raga. Lahan jasa untuk keagamaan, seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura, dan klenteng. Lahan jasa kesehatan, seperti puskesmas, poliklinik, rumah sakit, dan apotek. Lahan jasa untuk tempat rekreasi, seperti gedung kesenian, gedung bioskop, taman, dan kebun binatang. Lahan jasa pemerintahan dan swasta, seperti gedung pemerintah (kantor RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, sampai Menteri dan Presiden), dan gedung swasta. Lahan jasa untuk keamanan, seperti pos ronda, pos dan kantor polisi, markas tentara, dan gedung untuk penyimpanan alat perang dan perbekalan tentara dan polisi.

C.  Pola Pemukiman Penduduk
Pemukiman penduduk sering disamakan dengan perumahan penduduk, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam Undang-Undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman menyebutkan pengertian pemukiman dan perumahan. Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik dalam lingkup ruang pemukiman maupun perkantoran yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri- kehidupan dan penghidupan.
Pola pemukiman penduduk secara garis besar dapat berupa pola pemukiman yang memanjang, pola pemukiman terpusat, pola pemukiman linear, dan pola pemukiman mengelilingi fasilitas.
1.   Pola pemukiman yang memanjang
Pemukiman yang memanjang adalah pemukiman penduduk yang berupa deretan rumah memanjang, umumnya mengikuti keadaan alam atau lingkungan fisik di sekitarnya yang bentuknya memanjang. Misalnya, pola pemukiman yang memanjang mengikuti garis pantai, pemukiman sejajar jalan, dan pemukiman sejajar sungai.
2.   Pola pemukiman terpusat
Pola pemukiman terpusat umumnya terjadi pada penduduk yang seketurunan, atau senasib karena bencana alam. Pola pemukiman ini banyak dijumpai di daerah pegunungan yang dahulu hanya ditempati seseorang kemudian berkembang dengan membangun rumah sesuai kebutuhan yang terus berkembang. Kegiatan ekonomi penduduk daerah pemukiman terpusat adalah pertanian ladang, perkebunan, dan peternakan
3.   Pola pemukiman linear
Pola pemukiman linear pada awalnya berasal dari pola pemukiman sejajar jalan raya kemudian berkembang secara alamiah atau tanpa perencanaan sebelumnya. Lahan yang digunakan untuk membangun rumah pada tahap perkembangan menjadi pola pemukiman linear adalah lahan pertanian di luar lahan pemukiman. Pemu-kiman yang muncul berderet di belakang rumah yang lama yang berada sejajar jalan raya. Kegiatan ekonomi penduduk daerah pemukiman linear adalah pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, dan jasa.
4.   Pola pemukiman mengelilingi fasilitas

Pola pemukiman penduduk yang mengelilingi fasilitas adalah pola pemukiman yang terbentuk karena adanya fasilitas kehidupan yang menyebabkan berkembangnya perumahan, seperti sumber air, danau, waduk, pasar, pertokoan, sekolah, kampus, gedung olah raga, gedung pemerintahan, dan fasilitas kehidupan lainnya.


Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer