Sabtu, 09 Mei 2015

Pengalaman waktu Mos SMP

Tangerang, 2011. Saat itu aku berstatus sebagai peserta MOS di SMP Negeri 1 Sepatan. Perlahan kulangkahkan kakiku untuk menuju ruang gugus yang serba dengan warna hijau, tepatnya persis di ruang kelasku saat ini  yaitu kelas 9.10. Tak lama setelah kumasuki kelas itu, datang seorang anak perempuan yang sebaya denganku.
“Boleh duduk di sini?”, tanyanya sambil menunjuk bangku kosong yang berada di sebelah kananku.
“Boleh. Namamu siapa?”, dengan sedikit malu kujawab.
“Yuyun. Kamu sendiri?”, ujarnya lagi.
“Elsa.”, jawabku singkat.
Saat kutemui teman-teman ku ternyata sudah banyak anak-anak yang sudah datang. Dua puluh menit kemudian terlihat 4 anak yang berseragam putih-biru datang menuju ruangan. Tak ditanyakan lagi, mereka adalah kakak-kakak OSIS yang bertugas menjaga kelompokku selama 3 hari ini. Kegiatan MOS diawali dengan sebuah upacara penyematan peserta MOS. Dua anak pun ditunjuk sebagai perwakilan dari 266 anak lainnya. Dua anak itu ialah aku dan Adrian, yang saat ini berada di kelas 9A. Upacara pun berlangsung dengan khidmat. Setelah upacara selesei, seluruh calon siswa-siswi SMP 4 memasuki ruang gugusnya masing-masing.
“Adek-adek, sebelum kegiatan selanjutnya berlangsung, kami mau ngenalin diri dulu ya.”, sapa seorang kakak OSIS.
Mereka pun memperkenalkan dirinya masing-masing.
“Nah, abis kita yang ngenalin diri. Sekarang giliran kalian dek yang ngenalin diri juga.”, sautnya lagi.

6 jam pun berlangsung dengan cepat. “Tet..tet..tet..tet..” bel tanda pulang berbunyi. Seluruh siswa dan peserta MOS bergeruduk menuju gerbang sekolah. Sesampainya di gerbang, aku berhenti sejenak. Aku bingung ke arah mana aku berjalan. Karena saat itu aku benar-benar tak tahu persis keadaan sekitar wilayah sekolah yang baru kumasuki itu. Padahal aku ingin menelpon ibu tuk menjemputku pulang. Sebuah pertanyaan pun langsung terucap dariku pada seorang anak berkacamata dengan atribut warna kuningnya.
“Hei, di dekat sini ada wartel?”, tanyaku langsung.
“Ada. Kamu belok kanan aja, dari sana nanti keliatan kok wartelnya.”
“Belok kanan situ ya?”, sambil kugerakkan tangan kananku.
“Iya. Perlu kuantar?”
Secara spontan kakiku langsung bergerak menuju arah wartel dengan ditemani anak tadi.
“Itu ya wartelnya?”, ujarku.
“He’em”, jawabnya singkat.
“Makasih banyak ya!”, ucapku senang.
Dengan segera aku berjalan ke wartel yang ditunjuknya tadi. Beberapa langkah kemudian, aku sadar kenapa aku tak menanyai namanya. Padahal dia telah membantuku. Mungkin gara-gara kebingungan sampai-sampai aku tak sempat berkenalan dahulu.
Tak lama menunggu jemputan, aku pun pulang dan bersiap untuk keesokan harinya.

Dihari kedua MOS diawali dengan apel pagi yang dihadiri seluruh peserta. Saat apel pagi berlangsung, tiba-tiba kepalaku mendadak pusing. Dengan badan lemas aku pun diantar oleh seorang kakak OSIS yang berada tepat di belakangku menuju UKS. Jujur saja, dulu saat MOS aku sempat mengagumi kakak OSIS itu.
Hari kedua MOS aku sedikit lelah karena kegiatan yang cukup padat.


Tiba dihari ketiga sekaligus hari terakhir, saatnya acara pelepasan kegiatan MOS.  Jadi saat itu ialah peresmianku menjadi salah seorang siswa di SMP Negeri  4.
Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Seakan-akan kegiatan MOS itu baru saja aku alami. Saat dimana aku berada di gugus 4, kini berada kembali di ruang itu dengan status yang berbeda, yaitu siswa kelsa 9D bukan peserta
MOS gugus 4 lagi.
Saat-saat dimarahi dan dikerjain kakak osis, namun sekarang tidak. Hal itu sudah menjadi giliranku untuk bertugas sepertinya.
Yang dahulu sebagai peserta mos, kini sebagai pengurus OSIS.
Lebih lagi menginjak bangku di kelas 9 ini, ialah tahun terakhirku menjadi siswa di sekolah tercinta ini.
Begitu banyak pengalaman pahit manis yang kudapat semenjak MOS hingga kini. Dari bersenang-senang bersama teman SMP, dimarahi dan dibanggakan guru, berbagi cerita saat jam peljaran kosong, sampai aku mendapat banyak sahabat yang sangat baik. Salah satunya ialah anak yang dulu pernah aku tanyai letak wartel. Meskipun kita tidak pernah sekelas, dan meskipun juga kini dia uda pindah sekolah, tetapi aku menjadi akrab dengannya. Tanika Safira Amalia Izzati, itulah anak yang kumaksud.

Hmm.. Setelah bercerita tentang MOS, tak terasa sudah sebentar lagi aku akan menjalani MOS  lagi untuk sekolahku yang baru nanti, yaitu ke jenjang yang lebih tinggi.
Aku harap pengalaman MOS berikutnya juga sama berkesan seperti halnya saat MOS 2k9 2k10.*


KEMAH PERTAMAKU

KEMAH PERTAMAKU


Pada saat itu hari Sabtu, seperti biasa setiap pukul 02.00 siang aku berada di sekolah tercintaku SMA 11 Kab. Tangerang dalam rangka kegiatan pramuka yang diwajibkan bagi semua kelas sepuluh, pada waktu itu ketika sedang melakukan apel pembukaan, Pembina pramuka kami yang bernama kak Nurul memberitahukan kepada kami bahwa akan ada kemah pelantikan PETA CUBA, aku sangat senang mendengarnya karena belum pernah aku mengikuti kegiatan kemah semasa hidupku.
Setelah pulang dari pramuka, aku menceritakan semuanya kepada ibu, dan ternyata ibu menyutujui aku untuk ikut kegiatan kemah tersebut. Hari Sabtu selanjutnya kami dibagi dalam beberapa kelompok oleh kakak Pembina, aku mendapat kelompok yamg beranggotakan tujuh orang, yaitu aku sendiri, Anis, Nida, Halimah, Sri, Imarwarni, dan Yola, yang sebagian besar teman sekelasku, setelah pembagian kelompok, kami diberitahu mengenai peralatan apa saja yang akan kami bawa pada saat kemah nanti, peralatannya berupa barang pribadi dan barang kelompok, barang kelompok yaitu barang yang akan digunakan oleh seluruh anggota kelompok seperti tenda, tikar, alat memasak, terpal, dan lain-lain. Sedangkan barang pribadi yaitu barang yang sekiranya kita butuhkan untuk diri kita sendiri seperti baju, obat, makanan kecil, dan lain-lain. Dan setelah diskusi tersebut aku mendapat bagian untuk membawa tikar dan peralatan memasak.
Kegiatan kemah kami berlangsung selama dua hari satu malam dan dilaksanakan sebelum pengambilan raport dan tempatnya adalah di sekolah kami sendiri, hari demi hari berlalu, setelah semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu hari H nya.
Satu hari sebelum aku berangkat, ibu sudah menyiapkan semua peralatan yang akan di bawa, ibu juga membawakan ku makanan kecil dan beberapa uang saku.
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, aku berangkat berkemah. Aku berangkat pada siang hari setelah pulang sekolah, hari pada waktu itu cerah berawan, aku berangkat kemah ke sekolah sendiri, di sana sudah banyak berkumpul teman-teman ku dengan bawaan yang juga banyak. Kami di kumpulkan oleh kakak Pembina dalam suatu barisan dan memperingatkan kami apabila sudah sampai di sana kami harus menjaga sikap dan menjaga nama baik sekolah.
Setelah itu kami melakukan apel pembukaan dan mengibarkan bendera pramuka di sana, setelah apel kami di beri kesempatan untuk istirahat terlebih dahulu. Kemudian kami mulai mendirikan tenda yang sudah kami bawa, ternyata tidak mudah melakukanya, dengan di bantu oleh kakak Pembina akhirnya tenda kami dapat berdiri dengan tegak, setelah itu kami memasukkan barang-barang kami dan melepas lelah, tenda kami di dirikan persis di depan kelas XII.
Kegiatan demi kegiatan kami amati dengan seksama, dan kegiatan pertama kami adalah memasak untuk makan malam, aku belum terlalu pandai memasak pada waktu itu, namun untungnya dalam anggota kelompokku ada yang bisa memasak. Pertama kami memasak nasi, bagian ini di kerjakan oleh Halimah dan Anis sedangkan bagian memasak lauknya adalah aku, Yola, dan Imarwarni, sedangkan Sri dan Nida mendapat bagian untuk membersihkan dan merapikan tenda. Kami selalu saling membagi tugas dalam bekerja.
Saat malam tiba, kami mengadakan acara api unggun, acara tersebut berjalan dengan lancar, perasaanku pada saat itu sangat gembira. setelah acara berakhir kami kembali ketenda dan tidur, saat pagi yang masih sangat buta tiba-tiba kakak Pradana membangunkan kami, mereka membawa senter dan menyoroti dari tenda ke tenda, meski masih dalam keadaan gelap aku berusaha untuk bangun dan kumpul di tempat yang sudah di persiapkan, ternyata di sana kami digembleng oleh kakak Pembina, dan waku menunjukkan waktu sholat subuh, dan kami bergegas untuk sholat, setelah sholat kami diberi wejangan tausiah oleh kakak Pembina kami.
Matahari sudah mulai tampak, kemudian kami di persilahkan untuk kembali ketenda kami masing-masing dan sarapan pagi. Setelah selesai sarapan kami dikumpulkan dilapangan untuk melakukan acara selanjutnya yaitu hiking.
Acara demi acara telah kami lalui, dan tibalah acara terakhir yaitu melakukan apel di sekolah kami di ijinkan untuk pulang kerumah masing-masing. Setelah sampai di rumah aku lansung menuju kamar dan melepas kelelahanku.

Demikianlah pengalaman kemah pertamaku yang sangat menyenangkan.



  
KARYA :
Nama                 : SITI YANAH
Kelas               : X.11
  

Tahun Ajaran 2014 – 2015

“Mudik ke rumah Nenek di Magelang”

“Mudik ke rumah Nenek di Magelang” 

            Pada saat hari libur sekolah pada pertengahan ramadhan, aku memiliki pengalaman yang menarik, karena aku pergi mudik bersama keluarga aku ke rumah nenek aku di daerah kota Magelang. Aku dan keluarga sengaja pergi mudik pada awal libur sekolah agar mudik kali ini aku dan keluarga merasa puas, walaupun hanya beberapa hari saja. Pada hari, aku dan keluarga akan pergi mudik. Pada pukul 06.00, kami semua segera berkumpul di halaman rumah untuk bersiap-siap pergi mudik, sedikit sedih hati ini karena tidak semua keluarga aku yang berada di Magelang dapat mengikuti mudik kali ini. Padahal aku sangat berharap dapat melaksanakan idul fitri bersama semua keluarga aku.
Pada pukul 07.00, kami semua siap untuk pergi mudik dan tidak lupa kami berdoa terlebih dahulu agar perjalanan kami semua, selamat sampai tujuan kami. Pada saat perjalanan tiba, kami semua tidak lupa membeli bahan bakar dan memeriksa  kendaraan kami terlebih dahulu, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan oleh kami semua. Pada saat tiba di tol Jagorawi, kami semua sedikit kecewa karena karena ternyata arus mudik sudah mulai padat saat awal libur sekolah, padahal kami berfikir tidak akan sepadat ini, dengan hati kecewa kami semua tetap menikmati jalan yang sangat padat ini.
Tetapi sungguh menyenangkan karena aku dapat berkumpul bersama untuk pergi mudik, sudah hampir 3 jam perjalanan kami menunggu padatnya kendaraan, tetapi tidak lama kemudian, kendaraan pun berjalan walaupun hanya sedikit merayap tetapi kami sangat bersyukur selama 6 jam kami menempuh perjalanan, kemudian kami berhenti sejenak untuk melaksanakan ibadah shalat dzuhur di masjid agung, kemudian kami pun makan siang bersama di alun-alun kota Magelang. Hampir 2 jam kami beristirahat, kami pun langsung melanjutkan perjalanan kami agar tidak terjebak oleh padatnya kendaraan.
Pada pukul 21.00 kami pun sampai di tempat tujuan kami, yaitu rumah nenekku, senangnya hati ini tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata, karena aku sangat bahagia bisa bertemu dengan nenek aku dan berkumpul bersama. Aku dan keluarga segera membereskan barang-barang yang telah kami bawa dan kami sejenak beristirahat terlebih dahulu. Aku dan keluarga sengaja hanya diam di rumah nenek saja dan tidak berjalan-jalan mengelilingi kota Surabaya karena aku sangat rindu akan suasana rumah nenek.

            Lalu Aku dan nenek bercakap – cakap di rumahnya,
“ Nek, bagaiman kabarnya?” kata ku.
“ Baik!”ujar nenek,aku berkata “ Semoga sehat selalu ya.”nenek berkata” Ya amin.”. “ Nek, apa suasana di sini ramai?”tanyaku.
nenek menjawab “ Lumayan ramai.
aku berkata “ Berarti, gak sepi dong di sini.
nenek bertanya “ Ya ayo habis ini takbiran gak ada rencana apa apa ta?”
 aku berkata “ Oh ya mau berkeliling dulu katanya habis ini.
nenek berkata “ Ya udah sana siap – siap dulu sana. 
aku berkata “ Ok tenang aja paling aku langsung ganti habis ini.
Nenek berkata “ Cepat nanti terlambat lo! 
aku berkata “ Ya ya.
Pada malam takbiran aku dan keluarga menyempatkan diri untuk berkeliling bersama mengelilingi kota Magelang, sambil menyicipi kuliner khas kota Magelang. Sangat senang sekali rasanya walaupun hanya sebentar mengelilingi kota Magelang. Suasana di kota sangatlah ramai apalagi saat ini adalah malam takbiran, mungkin semua orang di Magelang berada di luar rumah dan mengumandangkan takbir bersama.
Tibalah pada  hari yang sangat aku tunggu selama ini yaitu hari raya Idul Fitri, hari kemenangan bagi seluruh umat muslim di dunia. Aku dan keluarga pergi ke masjid untuk mengikuti Shalat Ied bersama di masjid dekat rumah nenek. Setelah selesai melaksanakan shalat Ied, kami semua melakukan tradisi keluarga yaitu saling berjabat tangan dan saling meminta maaf, setelah itu kami pergi untuk berziarah ke makam-makam saudara kami yang telah terlebih dahulu menghadap Allah SWT. Setelah itu kami berkeliling kampung nenek, untuk bersilaturahmi kepada tetangga-tetangga terdekat. Setelah itu kami kembali ke rumah nenek untuk makan, karena sudah lama kami sekeluarga tidak mencicipi masakan nenek.
            Sehari setelah lebaran, kami berekreasi ke tempat liburan di kota Magelang, aku sangat bahagia karena dapat berkumpul bersama dengan keluarga aku, mungkin moment ini hanya terjadi saat hari raya Idul Fitri tiba, rasanya ingin terus seperti ini, tapi kami pun harus pulang besok, karena paman ku yang membawa mobil harus kembali bekerja. Berlibur di rumah nenek sangat menyenangkan sekali, sekarang saatnya kami untuk kembali ke Magelang. Kami mempersiapkan semua peralatan untuk kembali ke Magelang, tidak lupa kami pun membeli beberapa oleh-oleh khas kota Magelang, setelah itu aku dan keluarga segera pulang ke rumah nenek.
Sebelum pulang kami berpamitan dulu ke nenek.
Aku berkata “ Nek.
Nenek berkata “ Ya.
Aku berkata “ Aku berpamitan dulu sekeluarga mau pulang. (mencium tangan nenek)
Nenek berkata” Oh ya, kapan mau kesini lagi.(terharu)
Aku berkata“ Ya insyaallah liburan semester.
Nenek berkata “ Ya sudah nanti nenek tunggu kedatangan nya lagi.
Aku berkata “ O.k.
Nenek berkata “ Ini.(memberi angpau ke aku dan adik aku).”
Aku berkata “ Terimakasih nek.
Nenek berkata “ Ya, sama – sama.
Aku berkata “ Do’akan nek biar nanti pulang selamat sampai perjalanan.
Nenek berkata “ Ya (sambil terharu)
Aku berkata “ Tenang aja nek nanti kami kalau sudah sampai kami telepon.
Nenek berkata “ Nanti dihemat uangnya ditabung.
Aku dan adik berkata “ Ya nanti sisa jajan kami tabung, nek.
Aku berkata “ Assalamualaikum.Nenek berkata “ Waalaikum salam.
            Akhirnya kami sekeluarga pulang dengan membawa beberapa oleh-oleh khas kota Magelang.




Entri yang Diunggulkan

Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Posting Populer