PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penulis mengangkat permasalah ini karena di Kecamatan Rimbo Bujang khususnya di Unit II, masyarakat yang khususnya bekerja pada bidang pertanian masih sedikit sekali yang bertanam cabai. Bisa dibilang minim sekali, dan juga para petani yang bertanam cabai di Unit II belum sepenuhnya bertanam cabai dengan benar.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mempersentasikan tentang “Bertanam Cabai”
1.2 Rumusan Masalah
Melalui karya ilmiah ini ada permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
- Bagaimana Cara Bertanam Cabai dengan benar.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara bertanam cabai yang benar sesuai dengan proses-prosesnya.
1.4 Manfaat
Semoga dengan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi guru-guru serta siswa-siswi di SMA Bakhti Wasita, dan dapat mengembangkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah ini bersumber dari data sekunder, yaitu mencari data dengan cara teknik membaca buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini.
1.6 Tinjauan Pustaka
1.6.1 Cabai
Cabai termasuk dalam jenis holtikultura (sayur-sayuran) atau jenis tanaman perkebunan yang rasanya pedas. Rasa pedas ini dapat mendorong nafsu makan, bahkan rasa pedas ini dapat bermanfaat untuk mengatur peredaran darah, memperkuat jantung, mencegah flu/demam dan membangkitkan semangat dalam tubuh.
Akar cabai adalah akar tunggang, sedangkan batangnya tegak lurus bisa mencapai 100 cm. Daun berwarna hijau, bunganya berbentuk seperti terompet dan termasuk bunga yang lengkap (ada mahkota, benang sari, kelopak bunga dan putik). Bunga keluar dari ketiak daun.
Secara umum dikenal 2 jenis cabai yaitu cabai besar dan cabai kecil (cabai rawit). Namun pada perkembangannya sekarang banyak dijumpai cabai unggul.
1. Cabai Besar
Tinggi cabai besar antara 50-90 cm, buahnya memanjang atau kebulatan dan biji buahnya berwarna kuning kecoklatan. Beberapa macam cabai besar yaitu: cabai merah, cabai bulat, paprika, cabai keriting, dll
2. Cabai Kecil
Cabai kecil atau cabai rawit batangnya bisa mencapai 150 cm. Daunnya lebih pendek dan lebih kecil dari daun cabai besar. Cabai kecil ada 2 macam yang dikenal yaitu:
- Cabai mini, ukuran buahnya kecil dan bulat, rasanya lebih pedas.
- Cabai putih atau cengek, ukuran buahnya lebih panjang dan warnanya putih, rasanya kurang pedas.
Banyak sekali manfaat cabai bagi kehidupan kita.
- Buah cabai banyak mengandung vitamin A yang dapat mencegah kebuataan, sedangkan vitamin C dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran industri makanan dan obat-obatan.
- Daun cabai bisa digunakan untuk mengobati luka.
- Untuk merangsang agar ayam cepat bertelur, dengan cara membubuhi cabai ke makanannya.
Namun hendaknya kita jangan makan cabai terlalu banyak, karena dapat menyebabkan sakit perut (Muatan Lokal Daerah Jambi Pelajaran Pertanian Jilid 3 Untuk Sekolah Dasar Kelas 5).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara Bertanam Cabai
2.1.1 Pemilihan Bibit dan Persemaian
Cabai diperbanyak melalui biji, oleh sebab itu sebelum penanaman maka harus dilakukan persemaian benih terlebih dahulu.
Syarat benih yang baik yaitu :
- Biji berasal dari buah yang masak dipohon, tumbuhnya subur, bebas hama/penyakit.
- Ambil biji cabai dari satu macam jenis cabai saja agar pertumbuhannya seragam.
- Jemur buah cabai sampai kering dan ambil bijinya.
Bagaimana cara menyemai benih? Caranya adalah :
- Buat bedengan/tanggul (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, 1994,58) dengan lebar 120 cm.
- Isi bedengan dengan tanah dan pupuk kandang atau kompos dan pasir dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:0,5
- Jika biaya/uang cukup, beli pupuk Urea, SP36, Kcl dan ZA di toko pertanian masing-masing d kg. Kemudian taburkan pada bedengan.
- Tiga hari kemudian benih cabai disebar dengan jarak 3-6 cm, dan ditutup tipis dengan tanah.
- Agar tidak terlalu panas maka diberi naungan dan disiram setiap hari.
- 1 – 1,5 bulan kemudian bibit siap ditanam.
2.1.2 Pengolahan tanah
- Tanah dicangkul sampai gembur.
- Buat bedengan dengan selebar 1-2 meter.
- Beri pupuk kandang 20-30 ton tiap hektar.
- Beri pupuk NPK 500 kg tiap hektar (bisa beli di toko).
- Kemudian cangkul lagi supaya pupuk dan tanah rata.
- Setelah itu didiamkan selama 1-2 minggu baru siap untuk ditanam.
2.1.3 Penanaman
- Sebelum menanam buat lubang tanam dengan ukuran 20´20´20 cm atau sedalam cangkulan.
- Tanam bibit cabai ke dalam lubang tanam dengan jarak 50´60 cm atau 60´70 cm.
- Beri peneduh dengan pelepah pisang agar tidak terlalu panas.
- Tanaman cabai perlu dirisam agar tidak kekeringan.
2.2 Pemeliharaan
2.2.1 Penyiangan dan Pemupukan
Pupuk untuk tanaman cabai diberikan bersamaan dengan penyiangan. Cara pemberiannya dengan membenamkan pupuk di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm. Pupuk diberikan setelah cabai berumur 2 bulan di kebun, dengan jumlah Urea, SP36 dan Kcl masing-masing 1 sendok teh. Kemudian setiap 30 hari sekali dilakukan pemupukan sehingga sampai panen dilakukan pemupukan 5-7 kali.
2.2.2 Penanggulangan Hama dan Penyakit
Tanaman cabai termasuk tanaman yang banyak hama dan penyakitnya. Oleh sebab itu agar tidak terserang maka harus selalu disemprot dan kebun harus bersih.
Beberapa hama/penyakit yang menyerang adalah :
- Hama penyebab daun keriting, yaitu serangga yang disebut thrips, kutu daun dan tungau.
- Trhips menyerang dengan cara mengisap cairan, sehingga daunnya menjadi keriting. Jika serangan masih bisa diobati maka disemprot dengan obat Perfekthion 400 EC yang dapat dibeli di toko dengan dosis 1,5 – 2 ml obat dilarutkan dalam 1 liter air.
- Ulat grayak menyerang daun hingga habis dimakan. Pengendalinya dengan cara menjaga keberhasilan lingkungan atau dengan penyemprotan Decis 2,5 EC (Emulsion Concentrate) yaitu obat pembunuh ulat dan dapat dibeli di toko pertanian. Untuk penyemprotan diperlukan 0,5 – 1 ml obat tersebut dilarutkan dalam 1 liter air.
- Lalat buah yang menyerang buah cabai bisa menyebabkan cabai busuk dengan belatung. Dari luar tampaknya buah cabai masih mulus, padahal didalamnya sudah busuk. Agar supaya tidak terserang lalat buah maka cara pengendaliannya dengan menjaga kebersihan lingkungan, atau disemprot dengan Hostathion 40 EC dengan takaran 1 – 1,5 ml obat dilarutkan dalam 1 liter air.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang cabai adalah :
- Layu bakteri, akibat serangannya maka tanaman cabai bisa layu mendadak, kemudian batangnya membusuk. Cara penanggulangannya dengan menjaga agar air jangan tergenang di sekitar tanaman atau pencelupan bibit ke dalam larutan Agrimicin 1,2 gram dalam 1 liter air.
- Penyakit patek, menyebabkan buah keriput dan mengering pencegahannya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tanaman cabai dapat dijadikan salah satu usaha untuk manambah penghasilan keluarga.
- Dalam bertanam cabai memerlukan proses yang panjang dari pemilihan bibit hingga penanaman.
3. Bercocok tanam cabai hendaknya di tanah yang banyak mengandung humus.
- Buah cabai mengandung vitamin A dan C.
- Cabai yang termasuk dalam jenis sayur-sayuran selalu dibutuhkan dan dikonsumsi oleh manusia setiap hari.
Daftar Pustaka
Mailoeddin, dkk. 1996. Muatan Lokal Daerah Jambi Pelajaran Pertanian Jilid 3
Untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jambi : PT. Rakyan Putra.
Yuwono, Trisno. & Abdullah, Pius. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis.
Surabaya : Arkola Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar