Sabtu, 05 Maret 2011
Cinta Seribu Tiga
Sumirah Mencari CintaBahkan sampai malam menggantung di pucuk kelam, Sumirah masih berjalan menyusuri desa. Bintang-bintang gemelitik di langit."Mau ke mana malam-malam begini, Sumirah?"Orang-orang Sakagiri yang kerjanya saban hari bergerombol di tepi jalan, memandang Sumirah dengan tatapan mata rembulan. "Mencari cinta.""Ha. Ha. Ha. Tak ada cinta abadi di bumi ini."Sumirah menoleh."Hentikan pencarian itu, Sumirah." Lelaki tua di pojok jalan menyela."Iya. Berhentilah." "Sia-sia saja. Berhentilah.""Berhentilah. Lebih baik duduk-duduk di sini. Buat apa capek-capek. Ah, genit amat.""Duduklah. Mari, beri aku api kan kuberi cinta yang kau cari.""Ha. Ha. Ha.""Hus."Sumirah tersenyum."Permisi. Selamat malam."
Cinta Kering
I.Prelude
Adalah cinta yang membuat jantungku tetap berdegup. Adalah saat mengatakan "aku mencintaimu", aku merasa hidup.
Cinta memberi sepercik cahaya di tengah kekelaman, seperti aliran-aliran air hidup dari mata air yang tak pernah mengering. Memberi keteguhan dan ketenangan bagi jiwa yang gelisah. Memberi arti pada setiap langkah. Memberi keyakinan bahwa kita ada untuk tidak sia-sia.
Saat cinta lepas dari genggaman, apakah yang dapat dipegang? Bila sang cahaya telah pudar, apakah penerang hati? Keyakinan akan mati ranggas seperti daun-daun jati yang luruh, tertiup angin, melayang tak tuju arah, lalu jatuh, tersungkur mencium bumi. Kering, siap mati untuk terinjak, retak.
Detak jantung mulai terdengar sayup. Air hidup jadi air mata, bahkan tidak, sebab air telah mengering. Keringkihan jiwa yang memancar jauh ke tubuh, mengenyahkan harap untuk tetap berjalan, bahkan walau hanya untuk tetap berdiri.
Adalah cinta yang membuat jantungku tetap berdegup. Adalah saat mengatakan "aku mencintaimu", aku merasa hidup.
Cinta memberi sepercik cahaya di tengah kekelaman, seperti aliran-aliran air hidup dari mata air yang tak pernah mengering. Memberi keteguhan dan ketenangan bagi jiwa yang gelisah. Memberi arti pada setiap langkah. Memberi keyakinan bahwa kita ada untuk tidak sia-sia.
Saat cinta lepas dari genggaman, apakah yang dapat dipegang? Bila sang cahaya telah pudar, apakah penerang hati? Keyakinan akan mati ranggas seperti daun-daun jati yang luruh, tertiup angin, melayang tak tuju arah, lalu jatuh, tersungkur mencium bumi. Kering, siap mati untuk terinjak, retak.
Detak jantung mulai terdengar sayup. Air hidup jadi air mata, bahkan tidak, sebab air telah mengering. Keringkihan jiwa yang memancar jauh ke tubuh, mengenyahkan harap untuk tetap berjalan, bahkan walau hanya untuk tetap berdiri.
Cinta dan Senja di Pantai
Lidah ombak terus menjilat pasir putih, ketika kita berdua menatap senja yang kian memerah. Matahari tenggelam ke dasar tepat di ujung laut sebelah barat. Lalu kita beranjak, di bawah lambaian nyiur menyusuri pantai sambil menjinjing sandal.Di tepi laut ini kita berjalan mengejar buih putih yang di damparkan ombak di antara pasir putih dan kita samasekali tidak menghiraukan burung camar yang meliuk-liuk diantara mega yang kini bersemburat merah. Sesekali memekikkan telingga dengan suara yang nyaring.“Kamu merasa senang di pantai,” kataku mencoba mencairkan suasana. Suaraku berhasil memecah kesunyiannya atau lebih tepat di katakan dia kaget mendengar suaraku yang serak.“Ya, senang sekali,” jawabmu singkat. Sesingkat cerita ini. Walaupun tidak terdengar seriang nada suaramu yang menandakan kegembiraan. Tapi aku tahu di antara nadda suaramu terdengar sumbang dan aku tahu di antara semuanya itu kamu menyelipkan suatu rahasia di setiap kata yang kamu ucapkan.
Cinta Buta
Hari ini adalah hari ini. Dan hari ini bukanlah hari yang kemarin. Sebab hari yang kemarin bukanlah hari ini. Begitu juga lusa. Setidaknya begitu. Sepertinya memang begitu. Seharusnya mesti begitu. Bisakahku?
Seperti hari yang kemarin aku selalu melihat mereka. Sepasang muda-mudi yang berjalan selalu beriringan. Sepasang muda-mudi yang selalu menyunggingkan senyuman. Sepasang muda-mudi yang selalu menampakkan wajah berseri-seri. Sepasang muda-mudi yang selalu membuatku iri. Oh, adakah mereka mengerti?
Seperti hari yang kemarin aku selalu melihat mereka. Sepasang muda-mudi yang berjalan selalu beriringan. Sepasang muda-mudi yang selalu menyunggingkan senyuman. Sepasang muda-mudi yang selalu menampakkan wajah berseri-seri. Sepasang muda-mudi yang selalu membuatku iri. Oh, adakah mereka mengerti?
7 Mesjid Unik di Indonesia
Masjid Muhammad Cheng Ho
Masjid Muhammad Cheng Ho berada di Jalan Gading, Kota Surabaya. Mesjid ini tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai salah satu masjid terunik. Bangunan mesjid ini tidak berbentuk seperti mesjid pada umumnya karena dibuat dengan arsitektur khas Tiongkok. Bentuk bangunan ini mirip Masjid Niu Jie di Beijing yang berusia lebih dari 100 tahun.
Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Posting Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih diberi kesempatan untu...
-
PROPOSAL KEGIATAN PAGELARAN SENI TARI SMAN 11 KAB. TANGERANG I. Latar Belakang Seni merupakan suatu yang tidak da...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilm...