Hasrat Dalam Kaleng Coca-Cola (titon rahmawan)
Dikemas 29/10/2003 oleh Editor
Mulut sudah jadi tawar dari keinginan menyetubuhi milik sendiri, karena pikiran begitu banyak disibukkan oleh setrika, penggorengan, sikat sepatu, botol susu, kain pel dan sabun cuci. Hari-hari merajam sepi dari pagi ke pagi, sedang badan tak lagi punya tempat buat angan-angan. Hasrat terlampau lelah buat berbagi dari diri yang asing dan sekaleng coca-cola. Pikiran mendengung oleh lemari es yang membeku dan kemarahan gemetar mengusir mimpi dari pompa air yang mengalir lewat pipa-pipa yang kosong, menyumbat penis, menyumbat hidung, menyumbat tenggorokan, menyumbat wastafel dan jamban juga. Hati jadi begitu rapuh, begitu mudah menyakiti diri sendiri. Dan mulut pun semakin tawar oleh hasrat yang kering, angan-angan pergi ke luar rumah mencari kesenangannya sendiri dalam kerlap-kerlip lampu kota, dalam tumpukan tabloid, dalam remang-remang kalutnya pikiran, kemana saja asal bukan rumah yang ingin dilupa dari waktu 30 menit saja. Rumah sudah bukan lagi milik sendiri, segala sesuatu telah berubah jadi milik orang lain dan hasrat jadi tandas dalam kaleng coca-cola berkarat.
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar