HANTU PENUNGGU KUBURAN, Oleh Diedie "Zahara"
Waktu sudah menunjukkan pukul 23. 00 WIB tiba ketika Ditta dan Krisna keluar dari gedung bioskop. Malam ini mama Ditta mengijinkan Ditta nonton dengan Krisna, sahabat Ditta karena kebetulan sedang malam minggu. Rumah Ditta yang berada di kawasan Desa Batu, lima belas kilometer dari Depok, letaknya lumayan jauh. Tapi untung, malam itu sama sekali nggak hujan, sehingga malam nggak terlalu gelap.
Mobil Krisna melaju perlahan membelah jalanan. Melewati daerah Karang Tengah menuju ke desa Batu.
"Sepi banget, ya Dit. Padahal ini kan malam Minggu," ucap Krisna membelah kesunyian malam.
"Iya. Untung bukan malam Jum'at Kliwon ya…." Kata Ditta.
"Emang kenapa kalau malam Jum'at Kliwon?"
"Katanya hantu-hantu kan pada keluar!"
"Kamu percaya?"
"Iya dong!"
"Ditta, Ditta. Jaman serba komputer gini kamu masih percaya pada hantu," kata Krisna geli sambil terus menyetir.
"Emang kenapa, Kris? Bukannya hantu itu benar-benar ada?"
"Ah, enggak. Buktinya sampai usia delapan belas tahun gini saya belum pernah lihat hantu!" kata Krisna cuek.
"Ih, kalau saya jangan sampai ngeliat deh!"
"Gimana mau lihat? Hantu itu hanya cerita rekaan saja! Cerita untuk anak kecil yang suka main di malam hari. Untuk menakut-nakuti agar nggak keluar malam!" kata Krisna lagi.
"Udah, deh Krisna. Jangan ngomong tentang hantu lagi. Please…" kata Ditta penuh harap.
Krisna tersenyum sendiri.
"Dulu waktu saya kecil nih, Dit. Mama suka ceritain saya tentang suster berwajah hitam."
"Suster berwajah hitam?"
"Iya. Katanya sih pernah ada rumah sakit yang mengalami kebakaran hebat. Gara-gara kebakaran itu banyak pasien yang meninggal termasuk para susternya! Nah, kata mama saya, beberapa waktu kemudian banyak muncul suster-suster yang muncul di tempat itu dengan wajah gosong!"
"Hiii….serem ah. Udah ah!"
"Ya ampun Ditta. Namanya juga cerita. Jangan percaya hantu!"
"Krisna, jangan bilang seperti itu!"
"Biarin. Suruh hantunya kesini kalau memang benar-benar ada! Saya pengen kenalan! Ha…ha…ha…."
Wus.
Saat selesai mengucapkan kata-kata terakhir itu tiba-tiba mobil Krisna berhenti mendadak.
"Kok mati mesinnya?" Tanya Krisna sendiri.
"Ini mobil bokapmu kan baru ya, Kris? Belum ada dua bulan?"
"Iya. Mana mungkin udah rusak mesinnya!" berkali-kali Krisna mencoba menghidupkan mesin mobil sedannya. Tapi gagal. "Saya coba cek mesin dulu ya, Dit. Kamu di dalam mobil saja!"
"Ati-ati, Kris!"
"Iya, tenang saja. Kamu nggak usah turun!"
Krisna turun dari mobilnya, membuka kap mobil dan dengan senter nampak memeriksa mesin mobilnya. Dan beberapa waktu kemudian, begitu menutup kembali kap mobilnya, Krisna muncul.
"Aneh. Nggak ada yang rusak!" katanya heran.
"Kunci pintu Kris. Takut ada perampok!"
"Iya, iya…."
"Aduh, mana nggak ada orang yang lewat lagi. Jalanan kenapa sesepi ini sih???" Ditta mulai merasa ketakutan.
"Tenang, Dit. Saya coba stater lagi deh," Krisna kembali mencoba menghidupkan mesin mobilnya.
Masih juga belum hidup.
Hingga setelah setengah jam kemudian begitu Krisna sudah mulai merasa putus asa….
Tok. Tok. Tok.
Dari samping kaca Krisna nampak ada yang mengetuk.
"Kris!" Ditta terlonjak kaget.
"Siapa ya?"
ketika Ditta dan Krisna menoleh kearah jendela, nampak di sebelah jendela kaca Krisna ada seorang cewek cantik, berbaju hijau berdiri. Wajahnya nampak bersahabat.
"Ada cewek, Kris?!"
"Ngapain malam-malam ya?" Tanya Krisna.
Tok. Tok. Tok…..
"Buka saja kaca jendelanya kali ya?!"
"Aduh jangan, Kris. Kita nggak tahu siapa dia…."
"Maksud kamu, kamu takut kalau dia itu hantu? Ha…ha…ha," dengan cuek Krisna menurunkan kaca jendelanya.
"Krisna, kita nggak kenal dia?!
"Hai…" sapa cewek itu pelan. Wajahnya kelihatan sangat cantik. Baunya wangi. Rambutnya hitam tergerai.
"Hai…" jawab Krisna.
"Boleh saya menumpang sampai di perempatan depan?" Tanya cewek itu penuh harap.
"Boleh saja. Tapi mobil ini sedang mogok!" jawab Krisna.
"Mogok?"
"Iya. Sudah beberapa kali saya nyalakan tapi nggak mau juga…."
"Boleh saya Bantu hidupkan?"
"Kamu bisa?"
"Saya coba," katanya. Tangannya lalu meraih kunci kontak mobil Krisna. Memutar dengan pelan, dan nggak lama kemudian….
Grung…gruuungg…grunggg….
Aneh, mobil Krisna langsung menyala!
"Wow, hidup!" teriak Krisna kegirangan. Sementara itu, Ditta tiba-tiba merasa gemetar ketakutan. Tanpa disangka, dalam sekejab mobil bisa menyala sendiri. Sementara ia tidak tahu siapa cewek itu.
"Boleh saya menumpang sampai perempatan? Rumah saya ada di seberang jalannya…" kata cewek itu.
"Boleh!" Krisna mengangguk cepat.
"Krisna, kita tidak mengenal dia!" bisik Ditta.
"Kenapa, Dit? Kamu takut dia hantu? Aduh, masih percaya juga sih kamu dengan cerita takhayul!"
"Boleh saya masuk ke mobil sekarang? Saya kedinginan di luar…" pinta cewek itu lagi. Setelah kunci pintu belakang terbuka, cewek itu langsung masuk dan duduk seorang diri.
"Terima kasih…" katanya. Dan mobil melaju kembali. Sepanjang jalan entah, Ditta merasa seperti di terror oleh perasaan aneh. Sungguh, ia tidak berani menengok ke belakang.
"Di mana rumah kamu? Saya harus berterima kasih sama kamu karena sudah membantu menghidupkan mesin mobil," Tanya Krisna.
"Nggak usah sampai rumah. Saya berhenti di perempatan jalan saja!"
"Jangan! Harus sampai rumah kamu!"
"Sungguh? Nggak takut?"
"Nggak!"
"Kita belok kiri!" abanya. Krisna membelokkan mobilnya. Nggak lama kemudian begitu berbelok, Krisna melihat ada satu rumah bercat serba putih, mewah dan penuh lampu.
"Itu rumah saya!" kata cewek itu menunjuk. Mobil masuk ke dalam halaman rumah mewah itu. Cewek itu langsung turun.
"Terima kasih atas tumpangannya. Mau mampir?"
"Nggak usah, Kris!" kata Ditta cepat.
"Ok, kami langsung pulang saja…." Kata Krisna.
"Oh ya, tolong pegang permintaan saya ini. Selama dalam perjalanan, apapun yang terjadi jangan sekali-kali menghidupkan klakson," ucap cewek misterius itu.
"Kenapa?"
"Sudahlah, penuhi permintaan saya ini," katanya.
"Baik, sampai jumpa…." Ucap Krisna sambil melambaikan tangannya. "Wah, Dit, tajir juga ya cewek itu. Sayang saya nggak sempat bertanya siapa nama dia!"
Namun ketika mobil baru melaju kira-kira sejauh sepuluh meter, sekonyong-konyong ada seorang anak kecil berumur lima tahun melintas, menyeberang.
"Teetttt!!!!" secara reflek Krisna memijit klakson mobilnya sambil mengerem kuat-kuat. Hingga tiba-tiba….
Brakkk!!!
Mobil Krisna seperti menabrak sesuatu, hingga membuat Krisna dan Ditta terlonjak. Kepala keduanya terbentur kaca mobil dan tak sadarkan diri seketika.
Yang jelas, keesokan harinya mereka terbangun dari pingsan itu, mereka kaget. Sudah banyak orang yang merubung mobil itu. Dan ketika lebih menatap keadaan sekelilingnya, Krisna dan Ditta benar-benar kaget. Mobil mereka berada di tengah-tengah pekuburan yang sangat luas!
Krisna dengan sejuta tanya membuka pintu mobil.
Ditta mengusap-usap jidatnya yang memar.
"Kenapa mobil kamu bisa masuk ke dalam kuburan ini, Nak?" Tanya seorang bapak-bapak heran.
"Ya Tuhan…."
Krisna tersentak begitu keluar dari mobilnya.
Ia ingat, malam itu ia mengantar cewek ke rumahnya yang sangat mewah dan berhalaman luas. Lalu kenapa mobilnya tiba-tiba berada di tengah kuburan? Ia baru sepuluh meter meninggalkan rumah mewah itu, harusnya rumah itu masih ada di sekitar tempat itu. Namun yang ada justru hamparan kuburan!
Ia juga kembali teringat, ia melanggar pesan cewek itu karena telah menghidupkan klakson….
"Nak, kamu diganggu hantu penunggu tempat ini. Tadi malam mobil kamu dibawa ke tempat ini. Nggak mungkin kamu masuk di tengah kuburan ini karena harus melewati banyak batu nisan. Kamu percaya pada hantu kan, Nak?" Tanya Bapak-bapak itu yakin.
Kali ini Krisna langsung mengangguk cepat tanpa menunggu satu atau dua detik lagi.
"Saya percaya, Pak. Sangat percaya…."
Lidah Krisna tiba-tiba terasa begitu kelu….
(AnekaYess: Edisi ke-5 Tahun 2003, 28 Februari - 13 Maret 2003)